Keempat gadis itu makan dengan lahap, lisa membawa mereka ke salah satu restoran terenak diparis, bahkan jisoo yang murung pun kembali senang karena menyantap makanan enak yang ada disana.
"Lisa ya, apa kau tidak merasa ada keluhan pada tubuh mu ?" tanya jennie, sedari tadi dia agak khawatir pada menu yang lisa pesan, bagaimana tidak, semua yang lisa makan adalah daging merah.
Kalian tau bukan jika dulu lisa sangat pantang pada daging itu karena penyakit nya.
"Tidak ada kenapa?" Ucap lisa menatap jennie yang menghentikan aktifitas makan nya.
"Tidak, aku hanya bertanya" lisa pun mengangguk paham.
"Lisa ya, mau sup?" Tawar rose menyodorkan semangkuk sup miliknya.
"Tidak, aku tidak suka sup rose" mereka pun tercengang, bukan kah dulu itu makanan favorit lisa.
"Padahal dulu kau sangat suka dengan sup" sahut jisoo membuat lisa menyunggingkan senyum.
"Dulu aku memang menyukai sup, tapi karena aku selalu menangis ketika memakan sup, eomma marah dan membentak ku, dia bilang dia benci melihat ku selalu menangis, itu membuat ku takut, dan itu selalu terjadi, jadi semenjak itu aku merasa trauma dan tidak menyukai sup" suasana mendadak canggung ketika mendengar cerita lisa, ketiga gadis itu melemparkan tatapan sendu kearah lisa yang masih fokus pada makanannya.
"Eoh? Kenapa kalian menatap ku" kaget nya saat mendongak melihat 3 pasang mata itu tertuju padanya.
"Tidak, lanjutkan makan mu, setelah itu kita pulang ke hotel dan istirahat" titah jisoo mencoba tersenyum, lisa pun menganggukan kepala sebagai jawaban.
"Rose apa kau ada jadwal syuting besok? " Tanya lisa menatap wajah kakak ketiganya.
"Apa kau sedang menghemat suara? Kenapa memanggil ku tanpa embel-embel eonni" lisa hanya menghela nafas kasar saat mendengar suara rose yang agak meninggi.
"Jawab saja pernyataan ku, ada atau tidak ? " Tegas lisa menekuk wajah nya tak suka.
Tak ingin berdebat, akhirnya rose mengalah, ia juga tidak ingin marah kepada lisa, hal itu hanya akan membuat jarak mereka semakin jauh.
"Tidak ada"
"Kau jennie? Apa kau ada kegiatan besok? " Mata jennie rasanya ingin terbakar, mendengar nada songong lisa yang memanggil nama nya tanpa rasa berdosa, ingin sekali mulutnya mengumpat karena ketidaksopanan lisa.
"Tidak ada"
"Kalau kau jisoonie?" Suara lembut lisa yang sopan sontak membuat jennie dan rose menoleh kesal dan tak suka, bagaimana bisa dia memperlakukan jisoo selembut itu sedangkan kedua kakak nya yang lain seperti buangan.
"Lisa ya, kenapa seperti itu" tanya jisoo lembut, Lisa pun menghela nafas nya mengerti apa maksud jisoo, dia pun kembali menatap jennie dan rose bergantian.
"Maaf kan aku eonni" ucap nya dengan nada mengejek sembari mengepalkan tangan.
"Sudah" ujar nya menyengir dihadapan jisoo.
"Haisss kau ini, membuat darah tinggi saja" sahut jennie menekap pelipisnya yang sedikit berdenyut.
"Jadi apa yang ingin kau katakan, kenapa bertanya kami sibuk atau tidak besok? "
"Aku sudah lama tidak bekerja, jadi besok aku akan datang ke perusahaan, jika kalian tidak keberatan aku ingin mengajak kalian datang ke perusahaan ku untuk berkeliling disana" mata mereka pun langsung berbinar senang, mereka tidak menyangka lisa akan membawa mereka ke perusahaan Bruschweiler company.
"Tentu saja kami mau" sahut rose penuh semangat, lisa pun tersenyum tipis menanggapi reaksi lucu ketiga kakak nya.
"Oke besok bersiap lah, jam 8 aku akan menjemput kalian" ketiganya pun mengangguk patuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lalisa "sorry"
Fiksi Penggemar"Kau hanya berpura-pura, aku tau kau begitu terpukul, kamar kita berdekatan, setiap malam aku bisa mendengar tangisan mu itu bodoh" Rose menggerutu setelah melihat lisa dari balkon nya "Kenapa kau begitu mengharapkan kasih sayang ku Lisa" Jisoo memb...