Sudah 5 hari Lisa mengalami koma, detak jantungnya sudah kembali normal, tentunya semua keluarga kim sedikit senang mendengar kemajuan dari kondisi Lisa. Walaupun dua hari lalu lisa sempat dinyatakan henti jantung selama beberapa detik.
"Sayang bisa kita bicara sebentar?" Tanya seokjin menatap kekasih nya yang masih terduduk.
"Nde" seokjin pun langsung menarik tangan jisoo menjauhi kerumunan keluarganya.
Kini keduanya berada ditaman belakang rumah sakit, jisoo tidak mengerti kenapa seokjin membawanya kemari.
"Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya jisoo menatap punggung seokjin yang berdiri membelakanginya.
"Aku bingung harus menjelaskan dari mana" ujar seokjin berbalik menatap kekasihnya.
"Tentang apa?"
"Tentang Lisa" Jisoo pun terdiam, apa kekasihnya ini akan membahas kondisi buruk lisa, hingga raut wajah nya terlihat tak enak hati.
"Saat tak ada satupun dari kalian yang menjaga lisa pada hari senin kemarin, aku melihat seorang wanita yang berdiri didepan kaca ICU, kupikir itu ahjumma, setelah kuperhatikan lebih dekat ternyata itu orang lain, tetapi dia menangis didepan kaca itu dan terus menyebut nama Lisa, saat aku berjalan lebih dekat, dia menoleh kearah ku lalu"
Seokjin menggantung kalimat nya dan menarik napas dalam-dalam.
"Lalu?"
"Lalu dia pergi tanpa mengucapkan apa pun"
"Kau ingat wajah nya" tanya jisoo memastikan.
"Hmmm aku ingat, tapi aku tidak mengenal nya" perasaan jisoo mendadak gusar, siapa orang asing yang mengunjungi lisa, tidak mungkin Lisa berteman dengan tante tante kan?
"Tapi dia tidak melakukan apa pun kan?"
"Apa ibu kandung lisa masih hidup?" Seokjin mengabaikan pertanyaan jisoo dan bertanya balik.
"Huh?"
"Aku hanya memastikan, minta appa mu untuk segera memperkenalkan lisa didepan publik, jangan menunda terlalu lama, dan juga kasus penyekapan mu kemarin tidak bisa ditindak lanjuti karena biodata lisa yang belum jelas, jungkook sudah berusaha sekeras mungkin memberitahu jika gadis yang sedang kritis itu adalah putri bungsu tuan kim, namun tak ada satu pun yang percaya" jisoo pun menghela napas kasar, bahkan dia tidak tau kapan adiknya akan sadar .
"Jika lisa sudah pulih aku akan memintanya pada appa" seokjin pun menarik jisoo dan memeluknya.
"Terima kasih karena sudah belajar untuk lebih dewasa sayang" ucap seokjin mengecup singkat pucuk kepala jisoo.
..............
"Tuan, nona bisa kita bicara sebentar?" tegur dokter choi pada jiyong yang sedang terduduk dengan rose yang ada di dekapan nya.
"Nde"
"Sayang tunggu disini eoh, appa dan eomma ingin menemui dokter choi dulu" ujar jiyong mengusap lembut pipi putih rose.
"Nde appa"
Jiyong dan dara pun langsung pergi menuju ruangan dokter choi.
Keduanya mendadak gugup, ruangan putih itu berhasil membuat siapa saja putus asa akan takdir .
"Duduk lah tua" tunjuk choi siwon pada kursi didepan nya.
"Saya dan seokjin sudah melakukan tes lanjut pada lisa, semenjak ia mengalami henti jantung, seokjin menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut" jiyong pun mencoba tetap tenang dan mengatur rasa takutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lalisa "sorry"
Fanfiction"Kau hanya berpura-pura, aku tau kau begitu terpukul, kamar kita berdekatan, setiap malam aku bisa mendengar tangisan mu itu bodoh" Rose menggerutu setelah melihat lisa dari balkon nya "Kenapa kau begitu mengharapkan kasih sayang ku Lisa" Jisoo memb...