Hate me

2.9K 259 5
                                    

Pagi yang cerah membuat Lisa terbangun, mata nya mencari sosok wanita yang entah ada dimana.

" Eomma????" Teriak Lisa dengan mata yang menyoroti setiap kamar nya.

"Ada apa sayang? " Dara pun muncul dari kamar mandi.

"Ani, aku kira aku bermimpi bahwa aku diadopsi " kekeh Lisa sambil berjalan menuju dara dan memeluknya. Entah kenapa lisa tidak merasa canggung sedikit pun, ada rasa nyaman yang mengalir ketika bersama dara.

"Kita akan bersama selamanya, jangan takut akan mimpi, eomma tidak akan melepaskannya mu " ujar dara seraya membalas pelukan Lisa.

Gadis berponi itu lagi lagi dibuat heran dengan perasaan nya, kenapa dia tidak merasa seperti orang asing, seperti darah mereka mengalir deras ditubuhnya.

"Mandilah, eomma sudah siapkan air hangat untuk mu mandi, setelah itu sarapan oke....." Lisa pun mengangguk senang , akhirnya sosok ibu yang ia rindukan kembali dalam kehidupan nya walaupun dengan orang yang berbeda.

..........

Jiyong sudah Berjam jam menunggu anak anak nya untuk sarapan, namun tidak satupun dari mereka turun. akhirnya jiyong memutuskan untuk naik melihat keadaan putri nya.

Dan benar saja , saat dia membuka kamar jisoo , jisoo tengah sibuk dengan handphone nya seraya berbaring di kasur.

"Jisoo ya......" Jiyong menghela napas nya kasar dan melangkah menuju kasur jisoo , namun masih tidak ada respon sedikitpun

"Kau marah pada appa? " Kini jiyong duduk disamping jisoo seraya mengusap kepala gadis besurai hitam itu.

"Ternyata kau sudah besar eohhh..... Dulu waktu kau masih kecil, putri appa ini mudah sekali mengantuk ketika appa mengusap usap Surai rambut ini, namun sekarang tidak lagi, bau kamar ini juga sudah berubah, waktu kecil kamar mu selalu bau bayi.....sekarang anak appa sudah besar bau kamar nya pun benar benar menunjukan bahwa kau sudah dewasa." Lantunan jiyong itu berhasil membuat jisoo luluh, dia tak tahan dan bebalik arah menghadap jiyong dan memeluk nya.

" Kau menangis???"

"Ani......." Jiyong hanya terkekeh melihat tingkah jisoo yang selalu tidak ingin menunjukkan atau mengakui jika sedang menangis .

" Makan lah, appa ingin bicara pada kalian, ajak lah Jennie dan rose "

"Apa kau akan membahas anak itu?"

"Hmmm" jiyong hanya berdehem , dia tidak ingin banyak bicara , karena jisoo yang sudah dewasa dia pasti akan paham bahwa Lisa adalah anak dari Tiffany.

"Boleh aku bertanya"

Deg

Yang benar saja, jisoo pasti akan melantukan banyak pertanyaan.

"Apa dia anak mu dari wanita waktu itu?" Jiyong hanya diam tak berkutik.

"Tidak biasa nya appa mengambil keputusan sepihak seperti ini, dan kenapa harus tiba tiba? sejak kemarin appa tidak memikirkan perasaan kami dan tetap bersikeras untuk mengadopsi, Aku hanya ingin appa jujur, aku mengingat semua kejadian waktu itu appa, jadi tolong untuk jujur padaku" jiyong hanya bisa menelan keras Salivanya , benar benar bingung harus menjawab apa, hingga akhirnya jiyong hanya pasrah.

"Nde..... mianhae, appa sudah membawa nya ke apartemen kita, appa sudah mengadopsi nya dari panti, appa harap kau bisa menjaga semua ini, jangan sampai adik adik mu tau, terutama Lisa, kita semua butuh waktu, Appa harap kau bisa mengerti , dia sudah cukup menderita diluar sana , jadi tolong perlakukan dia dengan baik, jika kau ingin menyalahkan takdir salahkan appa , jangan salahkan dia , dia tidak ingin terlahir seperti ini, jadi kumohon untuk mengerti keadaan ini " jisoo benar benar tidak percaya, ntah ini sebuah kehancuran atau kebahagiaan untuk keluarga nya.

Lalisa "sorry"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang