Pagi ini lalice terbangun lebih pagi, dia harus bergegas untuk mempersiapkan studio dan kameranya, entah kenapa perasaan nya sedikit merasa aneh, dia pun tidak bisa mendeskripsikan rasa apa yang sedang menghujami hatinya.
"Berapa jam pemotretan ini? Aku bisa gila jika terlalu lama disana" tutur lalice sedikit terkekeh.
"Kenapa min kyu tidak pernah mengizinkan ku bertemu Rose?" Tanya nya heran, padahal dia hanya sekedar mengidolakan.
"Benar kata suga, ini hidupku bukan? Maka aku berhak mengatur nya sendiri, aku sudah besar tak perlu mendengarkan perkataan pria itu, lagi pula dia hanya seorang bodyguard tidak lebih" ujarnya tampak berfikir, dia pun bergegas memasang jam tangan, jaket hitam, dan topi .
Lalice, tipe wanita yang tomboy, entah kenapa dia lebih suka gaya seperti ini, memakai jeans, jaket hitam dan topi.
"Pakai mobil atau motor ya?" Pikirnya seraya menatap kedua kunci yang tergantung dikamarnya.
"Pakai motor lebih seru" dia pun langsung mengambil kunci motor dan keluar kamar .
Benar sekali dugaan nya, pasti min kyu sudah menunggu didepan pintu, untuk memastikan dirinya pergi kemana dengan siapa.
"Non__"
"Diam atau ku pelatuk kepala mu menggunakan pistol, aku muak terus menuruti omong kosong mu, aku sudah besar, ini hidupku jadi kau tidak berhak membatasi kegiatan ku" tutur nya menabrak keras bahu min kyu.
"Maaf nyonya, aku telah berusaha sekeras mungkin untuk menjaga putri mu, tapi lihat lah, dia semakin liar diluar sana" gumam min kyu menatap langit.
................
Lalice mengendarai motor nya dengan kecepatan tinggi, perasaan nya menjadi kesal karena min kyu tadi, dia tidak habis fikir kenapa dia mau menuruti semua perintah bodyguard ibunya itu.
Tak butuh waktu lama, jarak studio dan mansion nya tidak begitu jauh, hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai kesana. Lalice pun bergegas turun dan langsung disambut oleh Bambam.
"Ayo cepat, dia akan datang dalam waktu satu jam lagi" lalice pun mengangguk dan masuk kedalam.
Dia mempersiapkan kamera nya, sedikit mengotak ngatik lensa untuk menyesuaikan cahaya.
"Siapa stylist nya?" Tanya lalice membuat satu orang gadis mengangkat tanganya.
"Apa tema majalah nya?"
"Fantasi nona, dia akan memakai gaun nanti" ujar stylish itu yang diangguki lalice.
"Bambam, tambahkan rerumputan di pinggir pinggir sini, lalu taruh beberapa bunga juga , seperti mawar mungkin " bambam pun mengangguk setuju .
Setelah semua selesai diatur, kini lalice kembali terduduk menunggu kedatangan sang idol, perasaan lalice sangat gusar, bukan nya senang justru dia merasa agak aneh .
"Kau sehat lalice?" Tanya bambam melihat wajah gusar nya.
"Apa aku pucat?"
"Tidak, hanya saja kau seperti sedang ke___"
"Annyeonghaseyo, selamat datang roseanne"
Ucapan bambam dan lisa terhenti saat semua orang membungkuk menyapa seseorang yang baru saja datang, jantung lisa berdegup kencang dia tidak berani menghadap kebelakang untuk menatap rose, kini dia mulai berkeringat gusar.
"Lalice, dia disini, kau harus menyapa nya terlebih dahulu" bisik bambam membuat lisa terpaksa membalikkan badannya.
Mata keduanya bertemu, entah bagaimana perasaan rose saat ini, sedangkan lisa tengah menyodorkan tangan nya sebagai tanda penyambutan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lalisa "sorry"
Fanfiction"Kau hanya berpura-pura, aku tau kau begitu terpukul, kamar kita berdekatan, setiap malam aku bisa mendengar tangisan mu itu bodoh" Rose menggerutu setelah melihat lisa dari balkon nya "Kenapa kau begitu mengharapkan kasih sayang ku Lisa" Jisoo memb...