Umur Lisa sekarang menginjak 4 tahun, Tiffany mendidik dengan sangat hebat, Lisa tumbuh menjadi anak yang sangat cerdik. Namun siapa sangka kehidupan gadis kecil itu akan bernasib buruk.......
Tiffany terlihat tidak baik baik saja saat ini, pikiran nya benar-benar kacau, bagaimana bisa dia menghidupi putrinya dengan ekonomi yang sangat krisis, bahkan membeli sebutir beras pun mereka sudah tidak mampu lagi ......
Hingga akhirnya sesuatu terlintas dipikiran Tiffany
"Apa aku........." Gumaman itu terhenti ketika dia melihat gadis kecilnya sedang tertidur lelap
"Tapi aku tidak bisa begitu saja melepaskan nya ke panti. tapi ini adalah jalan satu-satu nya.... Aku harus berkerja agar mendapatkan uang , dan ketika ekonomi ku sudah membaik aku harus kembali untuk mu Lisa......" ucap wanita itu dengan penuh keyakinan, sedikit ragu namun apa daya keadaan mereka yang saat menyedihkan ini hingga membuat wanita itu harus berani mengambil keputusan sejauh ini.
..........
Suasana pagi yang begitu indah membuat gadis kecil itu kegirangan berlari lari mengelilingi rumah mereka yang begitu kecil, wajah nya terlihat sangat bahagia, mata hazel serta bibir nya sangat menggambarkan bahwa dia begitu bahagia.
Apa yang membuat nya begitu bahagia?
Tentu saja baju yang rapi dan bagus, baju itu dipakai ketika ingin pergi......
Lisa mengira dirinya akan diajak berjalan jalan menikmati suasana jalan yang ada di kota. Namun apa daya wanita itu hanya tersenyum melihat putri kecilnya belari lari tanpa memberi tau yang sebenarnya....." Sayang ayo kita pergi " ujar Tiffany membuat Lisa menghentikan langkahnya.
"Eomma... Kenapa kita membawa banyak baju, apa kita akan menginap disuatu tempat? " Tanya nya dengan wajah polos
"Ahhhh iya sayang, kita akan menginap disuatu tempat, nanti disana Lisa akan mendapatkan banyak teman" Lisa pun bertepuk girang , kali ini dia benar benar bersemangat, karena dia mengira dia akan baik baik saja.
........
Tiba lah mereka di sebuah panti, Lisa memang masih berumur 4 tahun, tapi dia mengerti tempat ini hanya untuk orang orang yang kurang beruntung, sedikit ragu kakinya untuk melangkah masuk, namun genggaman tangan ibunya seperti meyakinkan tidak akan meninggalkan dirinya.
"Eomma kita dimana?" Wanita itu hanya diam dan terus berjalan menggandeng lengan mungil putri nya menuju panti.
Masuk lah mereka kedalam panti itu , Terlihat ada banyak anak anak , bahkan ada juga yang sudah mulai beranjak dewasa, semuanya terlihat ceria dan bahagia, kini wanita itu semakin yakin jika ini adalah jalan yang tepat.
"Lisa boleh bermain dulu disana, eomma ingin membicarakan sesuatu dengan ibu panti ini"Tiffany menangkup wajah Lisa dan mencium nya dengan durasi lama.
"Nde ......" Lisa sedikit resah , namun karena dia masih berumur 4 tahun melihat banyak teman serta mainan membuat nya lupa akan kerisauan dihatinya.
..........
"Aku ingin menitipkan anak itu...." Ucap Tiffany sedikit ragu.
"Apa dia anak mu?" Ujar pengurus panti sambil mendata.
" Bu...Bu...bukann"
"Lalu anda siapa nya ?" Tanya pengurus itu lagi
"Saya Tiffany tetangga dari anak itu...."
"Hmmmm, baiklah kami tidak bisa mengurus anak itu jika identitas nya tidak jelas, kami tidak bisa sembarang menampung anak, takut terjadi hal hal negatif, seperti penculikan dan sang anak dititipkan Disini, atau pun hal negatif lainnya. " mendengar itu Tiffany menghela napas nya kasar.
"Baiklah, Lalisa.... Umur empat tahun , ayah dan ibunya meninggal pada umur 1 tahun, saat itu keluarga mereka tinggal di gubuk kecil , namun suatu ketika ada kebakaran digubuk itu dan yang selamat hanya Lisa, kami mencoba mencari tau keberadaan keluarga lain dari gadis itu namun tidak ada hasil" bohong Tiffany kepada pengurus itu yang sama sekali tidak mencurigai nya.
"Baiklah, kami akan mendata semuanya"
"Bisa kah aku pulang sekarang , biarkan dia bermain, jangan sampai dia melihat ku pergi " ujar Tiffany memohon.
"Bagaimana jika dia menangis tanpa henti jika kau pergi begitu saja, bagaimana pun kau harus berpamitan dan bicara baik baik agar dia mengerti." Saran pengurus itu.
"Jika aku berpamitan dia tidak mau kutinggalkan, jadi kumohon biarkan aku pergi, suatu saat jika aku ada uang aku akan mengambil nya kembali....." Tanpa aba aba Tiffany benar benar meninggalkan Lisa , bahkan pengurus itu pun terheran-heran melihat Tiffany.
.........
Beberapa jam kemudian Lisa masih sibuk bermain dia benar benar asik hingga lupa bahwa dia sudah sangat lama bermain.
" Dimana eomma? Kenapa tidak menanggilku" Lisa pun berlari masuk kedalam ruangan , terlihat disitu hanya ada pengurus , entah kemana ibunya nya pergi.
"Ehhhh Lisa, kamu cari apa sayang" ujar pengurus itu dan langsung menghampiri nya.
Lisa mulai resah matanya tiba tiba berlinang melihat ibunya tidak ada disana, namun dia mencoba untuk tetap tenang dan berfikir tidak mungkin Tiffany tega meninggalkan nya.
"Eomma??? Dimana eomma ku?" Pengurus itu hanya bisa menghela nafas nya, dia bingung kenapa Lisa memanggil nya eomma sedangkan wanita itu bilang Lisa adalah anak dari tetangga nya.
"Mianhae dia sudah pulang Lisa ya, sekarang ini adalah rumah mu, kami adalah keluarga mu, jangan sedih, dia hanya menitipkan mu sebentar, dia akan kembali lagi jika sudah punya uang" Lisa tak mengerti apa yang dimaksud pengurus itu, dia hanya bisa menangis karena ibunya sudah pulang dan meninggalkan dirinya.
........
KAMU SEDANG MEMBACA
Lalisa "sorry"
Fanfiction"Kau hanya berpura-pura, aku tau kau begitu terpukul, kamar kita berdekatan, setiap malam aku bisa mendengar tangisan mu itu bodoh" Rose menggerutu setelah melihat lisa dari balkon nya "Kenapa kau begitu mengharapkan kasih sayang ku Lisa" Jisoo memb...