Happy or Sad

3.4K 255 1
                                    

Jiyong benar-benar frustasi setelah melihat data data milik Lisa, bagaimana bisa Tiffany mengabaikan Lisa di panti begitu saja, bahkan sama sekali tidak mengunjunginya.
Hati jiyong terasa teriris karena melihat putri bungsu nya harus menderita diluar sedangkan dirinya bisa bersenang-senang dimansion ini.

" Sayang aku sudah siap" ujar dara penuh semangat.

"Kemana?" Tanya jiyong bingung seraya mengerutkan wajah nya.

"Bukan kah sudah jelas dia anak mu, jadi tunggu apa lagi, ayo kita bawa pulang" ucap dara dengan senyum yang sangat lebar. Jiyong hanya bisa menggeleng geleng kan kepala, bagaimana bisa wanita itu tidak berpikir bagaimana kedepannya.

"Sayang duduk lah dulu, apa kau tidak takut jika anak anak tidak menerimanya" ujar jiyong seraya menarik istrinya untuk duduk.

" Sayang jangan khawatir, kita bilang saja jika rumah kita terlalu sepi, lagian umur Lisa dan rose sama, kita bisa jadikan alasan, agar rose memiliki teman, dan untuk asal Lisa kita rahasia kan dulu dari mereka" jiyong hanya bisa diam, dia tidak ingin merusak suasana keluarga nya, tapi disisi lain dia tidak tega melihat Lisa yang menderita karena dirinya tidak becus menjadi seorang ayah.

"Baiklah"

.........

Ditengah mansion yang mewah semua gadis itu sibuk dengan makanan mereka masing masing, kadang sesekali mereka melempar candaan satu sama lain. jiyong yang melihat itu sedikit tersenyum bahagia.

"Ekhmmm" dara sengaja berdehem agar ketiga putrinya memperhatikan dirinya.

"Wae eomma ? " Tanya jisoo sambil meletakan alat makan.

" Eomma dan appa ingin bicara sebentar, kebetulan kalian libur kan jadi hari ini hari yang tepat untuk kita semua" jiyong bisa merasakan detak jantung nya ingin meledak, dirinya benar-benar ketakutan, berbeda dengan sang istri yang begitu antusias.

" Apa itu" tanya Jennie yang masih fokus pada makanan.

"Eomma dan appa memiliki rencana akan mengadopsi anak lagi, umurnya kemungkinan dibawah rose namun hanya berbeda beberapa bulan, eomma ingin memiliki anak bungsu lagi, tepatnya eomma dan appa ingin mempunyai anak perempuan satu lagi" mendengar itu Jennie langsung tersedak sedangkan jisoo dan rose hanya terdiam terkejut dengan apa yang baru saja mereka dengar.
Sudah terlihat wajah jisoo,Jennie dan rose mulai tak suka , terutama rose yang merasa tahta bungsu nya akan terancam .

"Wae wae wae? tidak eomma ! anak kalian sudah banyak, kenapa harus adopsi?" Jawab jisoo tidak suka.

"Eonni benar lagian bertiga sudah cukup, kami tidak merasa kesepian atau apa pun itu eomma, dan eomma harus tau, aku tidak ingin punya adik lagi, hanya rose, hanya rose adik ku" jelas jennie yang benar benar tidak terima.

"Nde eonnie benar eomma, apa dengan rose eomma tidak merasa puas? Apa rose menjadi anak bungsu yang tidak diharapkan? Aku tidak mau berbagi, aku tidak mau, kasih sayang eonni appa eomma hanya untuk ku, aku tidak mau berbagi dengan orang lain" rose pun akhirnya menangis, jisoo yang tak tega langsung beranjak menenangkan gadis blonde itu.

"Bukan begitu sayang, tapi tolong mengertilah, anak itu tidak memiliki orang tua, dia terlantar di panti, aku yakin pasti kalian akan menyukainya, dia anak yang baik dan manis" jelas dara meyakinkan anaknya, jiyong hanya terdiam tak berkutik, hatinya sangat hancur melihat anak anak nya seperti ini.

Lalisa "sorry"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang