Our promise !

1.7K 147 28
                                    

Setelah mendengar kabar buruk dari jennie, jiyong dan dara langsung terbang ke paris detik itu juga, tubuh mereka bergetar tak keruan saat tau jika lisa dan jisoo tertembak.

Sedangkan dirumah sakit, mereka masih setia menunggu dokter yang belum keluar sejak 3 jam tadi, mereka sungguh tak tenang, mereka bolak balik menelusuri koridor.

Jennie dan rose terus berpelukan sembari terisak, mereka tidak tau jika takdir secepat itu berubah, mereka baru saja tertawa bersama, bahkan mereka baru saja menyatakan perasaan sayang satu sama lain, tapi kenapa begini .

"Jennie tenang kan dirimu" ujar kai mengusap-usap bahu sang kekasih.

"Bagaimana bisa aku tenang, sedangkan kedua saudari ku sedang bertaruh nyawa didalam sana" teriak jennie frustasi, dia sungguh kesal dengan orang-orang yang selalu menyuruh nya tenang, bagaimana bisa dia tenang jika keadaan sedang tidak baik-baik saja.

"Apa yang dokter bajingan itu lakukan, kenapa lama sekali" kali ini Jungkook yang bersuara, dia pun ikut geram karena tak kunjung mendapat kabar bagaimana keadaan kedua gadis kim itu.

"Tenanglah, luka mereka cukup serius, semua dokter sedang bekerja keras agar bisa menyelamatkan mereka" suga mencoba menenangkan Jungkook yang terlihat gusar, bukan hanya jungkook, semua yang ada disana ketakutan tapi mereka mencoba merendam.

"Kapan appa eomma akan sampai" tanya rose pada jennie.

"8 jam lagi"

"Bagaimana jika mereka tidak sempat bertemu jisoo eonni dan lisa" mendengar itu jennie langsung memasang raut wajah tak suka.

"Jaga bicara mu rose, atau aku akan menampar mu jika berani mengucapkan hal seperti itu lagi" ancam jennie dengan kesal, rose hanya tertunduk, dia sangat takut saat ini, pikiran nya tidak bisa berfikir positif.

Ditambah mimpi beberapa tahun lalu yang membuat nya tersadar, bahwa ada maksud dan tujuan dari mimpi tersebut.

Dimulai bermimpi lisa yang mengatakan ' maaf aku melupakan mu eonni ' dan rose paham apa arti mimpinya. Dan dia juga pernah bermimpi dimana lisa meninggal kan mereka secara tiba-tiba. Dia tidak tenang, bagaimana jika semua nya terjadi? Apa dia akan ikhlas ?

"Permisi" semua orang mendongak menatap dokter yang menghampiri mereka, wajah dokter itu terlihat kusut dan lelah.

"Bagaimana keadaan kakak dan adik saya dok" tanya jennie to the point.

"Maaf nona, kami tidak bisa menyelamatkan pasien bernama Lisa, dia menghembuskan nafas terakhir tepat pada pukul 17.00 , dia kehabisan banyak darah, peluru nya tembus kedepan membuat jantung lisa bocor dan tidak bisa bekerja dengan normal, maafkan kami" semua yang ada disana mematung, air mata mereka mengalir secara bersamaan.

"Tidak, tidak mungkin adik ku meninggal, dia pasti baik-baik saja, kau pasti salah" ucap jennie mencoba menyangkal.

Namun dokter itu hanya tertunduk diam, dan tak lama kemudian seorang perawat datang membawa brangka yang menampakan tubuh kaku lisa, wajah pucat itu terlihat jelas dimata mereka.

Tubuh jennie langsung melemas jantung nya berdebar tak keruan melihat wajah lisa yang tersenyum dengan bibir pucat nya.

"Ani bukan ini yang ingin kulihat lisa, bukan ini" teriak jennie histeris.

Rose hanya bisa menangis dalam diam, dia menggigit bibir nya sembari memeluk jane, rasa sesak itu bermunculan didada, dia benar-benar belum siap untuk kehilangan adiknya.

Jennie berlari memasuki ruangan dimana perawat itu membawa adik nya, rose yang melihat itu ikut berlari mengejar sang kakak.

"Lisa ya eonni mohon bangun, katakan jika kau hanya bercanda" isak jennie memeluk tubuh adiknya, tubuh hangat itu kini terasa sangat dingin, tangan yang biasa mengelus rambut nya kini hanya bisa terdiam kaku.

Lalisa "sorry"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang