"Lisa ingin apa?" Tanya jennie yang mencoba tetap tersenyum.
"Minum" lirihnya dengan lesu.
Sedari awal dia membuka mata, hal pertama kali yang menyambut nya adalah rasa sakit di dadanya, dia merasa seperti habis berperang.
"Tenyata teriakan kami ada hasil" ujar rose terkekeh miris.
"Kenapa kalian berteriak?" Tanya Lisa polos, semuanya hanya memandang lirih, apa dia tidak sadar jika hampir membuat semua orang gila.
"Hanya ingin lisa" ujar kakek nya sedikit terkekeh.
"Ani, kita sedang berlatih paduan suara" sambung nenek nya yang membuat semua orang tertawa.
"Ani halmeoni, lebih tepatnya kita sedang memanggil arwah" hal buruk itu terus saja dijadikan lelucon oleh mereka, padahal didalam hati terbesit rasa takut ketika mengingat nya.
Sedangkan lisa hanya ikut tersenyum senyum saja, dia tak paham apa yang sedang keluarga nya bahas.
"Sayang, lisa ingin apa? Mau makan sesuatu?" Kini dara mulai mendekati ranjang lisa untuk memanjakan sang putri. Sedari tadi kakinya bergetar dan lemas karena keadaan lisa, oleh sebab itu dia menyuruh jennie untuk mengurus adiknya.
"Jisoonie, dimana jisoonie, Lisa tidak melihat jisoonie sedari tadi" tanya nya sedikit mendongak mencari-cari keberadaan kakak sulungnya.
"Jisoo___"
"Kau sudah bangun?" Baru saja dara ingin menjawab, kini yang ditunggu akhirnya datang bersama seokjin yang sedikit lebih segar dari pada tadi.
"Seokjin kau baik-baik saja?" Tanya jiyong yang ingat jika pria itu sempat pingsan karena berjuang mempertahankan nyawa lisa.
"Nde tuan aku baik-baik saja" balas nya dengan senyum tipis.
"Eonni dari mana" tanya lisa yang langsung memeluk perut sang kakak.
"Aigo, jennie eonni terlupakan" ejek rose yang membuat jennie semakin bad mood.
"Aniya, kalian bertiga bisa mengambil kursi dan duduk disini" dengan sigap ketiganya pun mencari kursi dan duduk berjejer disisi kiri lisa.
"Hehehe lucu sekali" kekeh nya dengan menampilkan deretan gigi.
Seokjin yang sedari diam pun akhirnya berjalan kearah lisa dan berdiri di sisi kanan nya.
"Lisa ya, apa ada keluhan?" Lisa pun terdiam sejenak , apa tidak apa-apa jika dia mengeluh saat ini.
"Ayo katakan saja" ujar seokjin yang seperti tau isi hatinya.
"Sedari tadi dada ku terasa nyerih, dan jika aku bergerak rasanya akan lebih sakit" seokjin pun merasa bersalah, itu pasti karena dirinya, tapi jika tidak seperti itu lisa tidak akan kembali.
"Mianhae, dokter choi bilang padaku jika aku telah meretakkan 4 tulang rusuk mu, jadi wajar jika kau merasakan sakit didalam sana" Lisa pun hanya memandang bingung seokjin, apa dia habis bertengkar dengan calon kakak ipar nya itu?
"Apa aku membuat mu marah oppa?" Seokjin hanya terkekeh, pasti gadis itu tidak tau apa yang sudah terjadi dimalam ini.
"Nde, kau membuat ku marah tadi, kau nakal karena meninggalkan kita semua" Lisa tertegun, apa baru saja dia hampir kehilangan nyawanya .
"Sebentar lagi kita akan keruang operasi, kita akan melakukan sedikit pembedahan untuk memasang biventricular" semuanya hanya mengangguk terkecuali lisa, sedari tadi dia bingung apa yang sedang terjadi padanya.
"Apa itu?" Tanya nya penasaran.
"Sebuah alat kecil yang akan membantu jantung mu" ujar seokjin sedikit mencubit pipi lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lalisa "sorry"
Hayran Kurgu"Kau hanya berpura-pura, aku tau kau begitu terpukul, kamar kita berdekatan, setiap malam aku bisa mendengar tangisan mu itu bodoh" Rose menggerutu setelah melihat lisa dari balkon nya "Kenapa kau begitu mengharapkan kasih sayang ku Lisa" Jisoo memb...