"chaeng bangun, kenapa berteriak seperti itu huh?" Ujar jennie panik seraya menepuk nepuk pipi rose.
"Eonni dimana lisa? Dimana?" Tanya rose panik mengguncang guncang sang kakak.
"Hey tenanglah, Lisa masih di ICU chaeng, ada apa huh?" Tanya jennie memeluk rose, berharap hal itu dapat menenangkan nya.
"Aku bermimpi jika lisa telah tiada eonni, dia meninggal kan kita, mimpi itu sangat nyata, aku sangat takut" isaknya kembali mengingat mimpi buruk itu, suara jennie mendadak tercekat saat mendengar pernyataan rose, dia tiba-tiba merasa tak tenang dan pikiran nya mulai mengarah ke hal-hal negatif.
"Ani chaeng, lisa baik-baik saja, itu tidak akan terjadi, eonni janji" rose pun mengangguk dan menghentikan tangis nya.
"Ada apa?" Tanya jisoo yang baru saja datang.
"Dia bermimpi buruk" Jisoo tau pasti itu tentang lisa, jadi dia tidak berniat untuk kembali bertanya.
"Kalian berdua sudah makan?" Jennie hanya menggeleng, bukan lupa atau tak sempat , tapi dia kehilangan napsu makan nya selama beberapa hari ini, setiap dia menyentuh makanan pasti otak nya mulai terbayang kearah Lisa.
"Pipi mandu mu sudah hilang, ayo makan, Lisa tidak akan mengenali mu saat dia bangun nanti" Jennie pun terkekeh tipis dengan posisi yang masih memeluk Rose.
"Apa dia akan melihat ku saat bangun eonni?" Jisoo terdiam, ada benarnya ucapan jennie, apa mereka masih bisa melihat si bungsu itu ketika dia sudah terbangun.
"Bagaimana kabar kai? " Tanya jisoo mengalihkan.
"Dia baik-baik saja eonni, aku bersyukur mendapatkan nya, sesibuk apa pun kai, dia tetap menghubungi ku, dia selalu menanyakan tentang hal-hal kecil, pilihan lisa memang benar" kekeh nya saat kembali mengingat ucapan sang adik yang menyuruh jennie untuk menjauhi Taehyung dan membuka hati untuk kai.
"Eonni siapa yang akan menjaga lisa saat kau wisuda nanti? " Tanya rose yang sudah lebih tenang.
"Entahlah, appa belum memberitahu ku"
"Bagaimana jika seulgi dan joy, mereka mengirimkan ku banyak pesan, mereka bilang mereka akan menunggui operasi lisa sampai kita kembali" jisoo hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Uri Lisa banyak dicintai oleh orang-orang, bahkan tuhan pun seperti jatuh cinta padanya" Jennie memasang raut wajah tak suka saat sang kakak berucap diluar nalar seperti itu.
"Jauhkan kata-kata itu eonni, aku tak suka mendengar nya"
.............
"Sayang bagaimana ini, berkas Lisa tidak lengkap, dan juga tidak ada bukti untuk memperkuat laporan ini, aku tidak pernah menikah dengan Tiffany sayang" lirih jiyong frustasi, sudah 2 jam mereka berkutat pada berkas-berkas itu, bahkan surat kelahiran Lisa pun tidak ada, semua berkas penting di pegang oleh Tiffany.
"Percaya padaku, uri jisoo bisa melakukan ini nanti, aku yakin jisoo bisa mengatasi nya, ingat apa kata Jungkook kan? Selagi ada jisoo kita akan berhasil" jiyong pun menarik napas nya, berharap jika jalan ini diberi kemudahan oleh tuhan.
"Nde sayang, kita harus berdoa, waktu kita hanya tinggal beberapa hari lagi" inilah keburukan jiyong, dia selalu berdoa ketika hidup nya berada diujung tanduk, dia selalu berfikir tuhan akan mengabulkan permintaan nya, pria itu akan lupa kepada tuhan jika kehidupan nya sedang bahagia. apa hanya kehancuran yang dapat menyadarkan jiyong dari sifat buruk nya ini?
"Ayo kita pergi kerumah sakit sayang, anak-anak pasti lelah, biarkan malam ini mereka tidur dimansion" jiyong mengagguk dan meraih kunci mobilnya .
"Ayo sayang" suami istri pun keluar dari mansion, namun langkah mereka terhenti saat Tiffany berdiri didepan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lalisa "sorry"
Fanfiction"Kau hanya berpura-pura, aku tau kau begitu terpukul, kamar kita berdekatan, setiap malam aku bisa mendengar tangisan mu itu bodoh" Rose menggerutu setelah melihat lisa dari balkon nya "Kenapa kau begitu mengharapkan kasih sayang ku Lisa" Jisoo memb...