Hari demi hari berganti, Lisa terlihat lebih baik dari kemarin-kemarin walaupun itu hanya dari sudut pandang ketiga kakaknya. Selama ini lisa lebih memilih memendam rasa sakitnya, dia tidak ingin membuat keluarga nya selalu dilanda rasa khawatir.
Minggu ini Lisa terlihat lebih ceria, itu karena kabar bahagia dari Jiyong yang akan kembali menyuruh putri-putri nya bersekolah.
Hari ini sudah terhitung 1 bulan lisa berada dimansion, selama itu dia tidak pernah masuk kerumah sakit lagi, walaupun nyatanya dia hanya memendam rasa sakit dan tak berniat mengadu.
Belakangan ini banyak sekali kabar gembira yang dia dapat, pertama dalam 1 minggu lagi jisoo akan wisuda dan menjadi hakim, lalu jennie yang akan menyusul sang kakak dalam waktu 1 bulan setengah. Sedangkan Rose dan Lisa diperbolehkan untuk sekolah face to face mulai minggu depan.
Pagi hari ini hanya ada jisoo dan lisa, rose dan jennie pergi ke sekolah dan kampus bersama karena ada beberapa buku yang harus diambil, ini kali pertamanya rose melanggar janji setelah dia berucap tidak akan keluar jika lisa tidak keluar, dengan berbaik hati lisa tetap memaksa rose untuk meninggalkan nya, karena buku-buku itu sangat penting untuk mereka.
"Jisoonie ingin kemana" tanya lisa melihat jisoo yang sudah rapi.
"Tidak ada, eonni hanya dirumah hari ini, lagi pula jika eonni pergi kau akan sendirian" ujarnya duduk disamping lisa dan menyandarkan kepala dibahu sang adik.
"Nde, eonni benar, nanti aku kesepian. Lalu aku diculik hantu, atau mungkin diculik harimau." ucapnya mendrama seraya memajukan bibir bawah.
"Kau ini ada-ada saja, sejak kapan ada harimau di mansion ini" kekeh jisoo tak percaya.
"Ada......"
"Siapa?"
"Eonni chu" mendengar itu jisoo membelalakkan matanya tak terima.
"Owhhh kalau begitu lihat bagaimana aku menerkam seseorang" ujarnya menghujami wajah lisa dengan ciuman tangan nya pun tidak tinggal diam, dia menggelitiki seluruh sisi perut si bungsu itu.
"Kau mengejek eonni, inilah balasan nya" keduanya tertawa terbahak-bahak karena candaan yang mereka buat, hingga perhatian keduanya teralihkan saat bel mansion itu berbunyi.
"Bibik, biar aku saja" cegah jisoo pada salah satu maid yang akan membuka pintu.
Jisoo pun bergegas kedepan dan membuka kan pintu, sedangkan lisa dia memilih untuk kedapur mengambil segelas air.
Saat sudah selesai meneguk segelas air, lisa kembali mengisi nya dan berniat untuk memberikan pada sang kakak, dia kembali keruang tengah menatap jisoo yang masih berdiri didepan pintu dan tak bergerak sama sekali, dia pun berinisiatif mendekati kakak sulungnya.
"Eonni siap____"
"Lisa......"
Pranggggggggg
Gelas yang berada ditangan lisa tiba-tiba terjatuh, tangan kaki nya bergetar tak percaya saat menatap wanita yang ada didepan matanya.
Jisoo hanya bisa terdiam, sedari tadi air matanya mengalir, entah kenapa perasaan nya sangat buruk.
"Lisa ya, ini eomma" ujar Tiffany menjulurkan tangan ingin menggenggam tangan lisa.
"Andwe..... Andwe ini tidak mungkin, eonni katakan jika ini hanya mimpi" teriak nya menjauh dan berdiri dibelakang jisoo. Dara sedikit bingung, kenapa lisa sangat tidak ingin melihatnya.
"Sayang ini eomma"
"Ani, eomma jahat, aku tidak ingin bersama eomma, eomma jahat" teriak nya seraya menjenggut jenggut rambutnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lalisa "sorry"
Fiksi Penggemar"Kau hanya berpura-pura, aku tau kau begitu terpukul, kamar kita berdekatan, setiap malam aku bisa mendengar tangisan mu itu bodoh" Rose menggerutu setelah melihat lisa dari balkon nya "Kenapa kau begitu mengharapkan kasih sayang ku Lisa" Jisoo memb...