nightmare

2.2K 125 2
                                    

Mendengar keadaan Lisa yang tengah memburuk tentunya memaksakan Jisoo, dan jiyong untuk pulang kerumah.

Semua orang yang ada di sana hanya terpusat pada satu objek yang tengah terbaring lemah di atas kasur. Masing-masing dari mereka menampakkan air mata khawatir serta gelisah. Berharap lisa segera membuka matanya.

Mimik wajah dokter seketika berubah saat sedang memeriksa lisa. Ekspresi wajah itu menandakan ada sesuatu yang tidak beres, yang tentunya semakin membuat semua orang gusar.

" Bagaimana keadaannya dok?" Tanya Jisoo sambil menggigit jarinya khawatir. Namun tak ada Jawaban sama sekali. Dokter masih terus fokus memeriksa teliti gadis malang itu.

" Tenang lah eonni" Ucap Jennie sambil mengelus elus pundak Jisoo.

" Kondisi nya semakin memburuk, kerja jantung nya semakin melemah" Jelas dokter spontan yang membuat semua orang tertegun.

"Kaki nya pun mulai membengkak " Lanjut dokter seraya menarik nafas nya gusar.

" Lalu bagaimana? Apa yang harus kita lakukan" Suara dara terdengar bergetar menahan gejolak ketakutan.

"Jangan pernah lupakan obat nya, dan jangan biarkan dia banyak pikiran" tekan dokter choi.

"Apa yang dia pikirkan, bahkan dia tidak tau jika____"

"Dia tau appa, ini semua terjadi karena dia mengetahui yang sebenarnya" potong jennie dengan raut wajah tak suka.

"Tuan, bukan kah dari awal aku sudah bilang untuk membiarkan nona lisa mengetahui semuanya, jika sudah seperti ini keadaan akan semakin memburuk" Semuanya tampak mematung mendengar penjelasan dokter, mereka semua selalu bersikeras untuk menutupi ini dari lisa,yang pada akhirnya berujung fatal.

Jennie yang tak kuat menahan tangis pergi meninggalkan kamar Lisa. Ingin rasanya Jisoo ikut melepaskan emosi nya, namun kaki nya terasa lekat mengingat bahwa lisa sangat membutuhkannya disaat seperti ini.

Terlihat jiyong yang frustasi memikirkan segala cara agar gadis itu sembuh. Namun kini dia hilang akal dan menyerahkan semuanya kepada dokter.

" Lakukanlah yang terbaik demi putri ku" Ujar jiyong dengan nafas beratnya.

"Jika ini semakin memburuk jalan satu-satunya adalah transplantasi , tapi kemungkinan untuk berhasil hanya 60 % kita harus siap menerima apa pun yang terjadi nanti"

Mendengar perkataan dokter Jisoo pergi begitu saja tanpa mengeluarkan sepatah kata lagi, hatinya terasa rapuh jika harus melihat adiknya tersiksa.

..........

Setelah setengah jam berbincang dengan dokter, kini yang masih setia menemani gadis pucat itu hanya Rose.

Sedangkan kedua orang tua nya kembali kebawah untuk membahas detail tentang lisa. Kini kedua orang tuanya dilanda ketakutan yang besar, walaupun Lisa tak ada hubungan darah dengan sandara, namun kasih sayangnya layak orang tua kandung.

.........

" Kenapa takdir menjadi seperti ini" Teriak jennie yang tengah duduk merosot di dinding dengan barang yang berserakan di lantai.

" Kenapa dunia tidak adil kepada keluarga ku" Jennie benar-benar frustasi dengan keadaan. Dia tak tau harus berbuat apa agar semua tetap baik baik saja.

Brakkk

Jisoo masuk ke kamar jennie. Gadis itu menghentikan langkahnya ketika melihat kamar jennie yang sangat berantakan. Namun tatapan nya kembali terpusat kepada jennie yang tengah menjenggut jenggut rambutnya.

Lalisa "sorry"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang