29. Ingatan Menyakitkan

45.7K 3.9K 31
                                    

"Kenapa harus kamu yang mendekapku erat saat lukaku kembali terasa. Ini salah, tapi aku suka."

°•●0●•°

Anda
Juna, lo dimana?

Genderuwo💀
Warung

Setelah membaca balasan dari Arjuna, Nashwa kembali menaruh handphone-nya ke kantung rok nya. Mengambil kotak makanan yang tadi ia letakkan di meja.

"Cuy, gue anter ini dulu," kata Nashwa menunjukkan kotak bekal berwarna biru kepada kedua sahabatnya.

"Yoi'," sahut Sarah di ikuti jempolnya terangkat ke arah Nashwa.

"Jangan lama-lama, bentar lagi bel," peringat Nana yang di angguki oleh Nashwa.

Nashwa berjalan masuk ke warung Bude, tak susah mencari, baru masukpun ia sudah menemukan keberadaan Arjuna dan antek-anteknya.

"Nih," Nashwa meletakkan kotak bekalnya di atas meja tepat di hadapan Arjuna. Membuat kelima manusia itu menoleh ke arah Nashwa.

"Apa nih?" Tanya Arjuna meraih kotak tersebut dan membukanya.

"Nasi goreng spesial buatan Nashwa," ucap Nashwa dengan senyum lebarnya. Setelahnya, tangannya terulur menyentuh kening Arjuna guna mengecek suhu badan laki-laki itu.

"Hmm, udah nggak panas lagi," katanya lalu menjauhkan tangannya.

"Jangan lupa dimakan," sambungnya lagi, "dan ini," Nashwa menunjuk semangkuk mie yang berada tepat di hadapan Arjuna.

"Ini nggak boleh!" Peringat Nashwa dengan tatapan tajamnya yang sayangnya tidak membuat Arjuna takut.

"Iya-iya, cerewet!" Cecar Arjuna.

"Biarin, awas aja entar lo kangen cerewetnya gue," ucap Nashwa.

"Nggak akan!" Sahut Arjuna cepat.

Nashwa manggut-manggut, "okedeh, oh ya, tiga hari lagi tugas gue sebagai babu lo bakal berakhir." Sorak Nashwa riang. Ia sungguh tak sabar menanti kebebasan.

Arjuna berdecak kesal dalam hati, kenapa Nashwa harus ingat coba.

"Cepet amat," komentar Bimo.

"Cepet darimana? Satu bulan jadi babunya dia itu udah kaya satu tahun!" Sela Nashwa sambil menunjuk Arjuna  dengan ekor matanya.

"Yaudah deh, gue balik," Nashwa berbalik, dan melangkah pergi. Tak lama kemudian, ia kembali lagi.

"Kenapa?" Tanya Arjuna bingung.

Nashwa menghela nafasnya, "nanti, kalo gue udah nggak masakin kalian lagi. Jangan makan mie terus!" Peringat Nashwa memandang satu persatu kelima pria tersebut.

"Makanya, lo harus masakin kita terus," ucap Johan dengan mata berbinarnya.

"Enak aja!" Sahut Nashwa tak terima. "Pokoknya kalian nggak boleh makan mie terus! Nggak sehat tauk!"

"Ututu, Nashwa perhatian banget sih," Devan gemas sendiri, ia mencubit kedua pipi Nashwa dan memainkannya.

"Iya, jadi pengen ngarungin terus di bawa pulang," sahut Johan dengan senyum menggodanya.

"Ekhem!" Arjuna berdehem, membuat Devan dan Johan langsung cengengesan sambil menunjukkan peace-nya.

"Udah sana balik, mau bel," Arjuna mengusir Nashwa. Bukan apa-apa, hanya saja ia sangat geram melihat Nashwa di godai oleh teman-temannya. Rasanya ... panas! Apalagi melihat Nashwa yang mengkhawatirkan mereka.

Arjunashwa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang