"Sepertinya kita memang di takdirkan berjodoh."
-Arjuna Dareen Pradipta-⚠
"Sebenernya, motivasi lo jadiin gue pacar itu apasih?" Tanya Nashwa disela langkahnya menuju parkiran. Disampingnya Arjuna, dan sekolah sudah berakhir sejak sepuluh menit yang lalu.
Arjuna tak menjawab, ia hanya mengedikkan bahunya.
Baru saja Nashwa ingin membuka mulut lagi, kedatangan Laura and the gang langsung menghentikannya.
"Jadi, kalian beneran pacaran?" Tanyanya to the poin.
"Iya," jawab Arjuna acuh. Tak ingin banyak bicara dengan wanita itu, Arjuna langsung menarik tangan Nashwa mengikuti langkahnya.
"Sabar Ra ..." Clara menepuk pelan bahu temannya tersebut.
"Pengen jadi pelakor tapi takut," gumam Laura sedih.
"Udah, nggak usah jadi pelakor. Gue kapok bantuin lo dan berakhir dikurungin semaleman di gudang." Ucap Evelyn seraya merangkul bahu Laura.
"Mana gelap," smbung Clara seraya mengingat malam mengerikan dimana habis mereka membully Nashwa, mereka langsung di kunci di gudang oleh Arjuna. Mana ponsel mereka di buang keselokan.
Nashwa dan Arjuna sudah sampai di parkiran, Arjuna meraih helm yang sengaja ia bawa dua. Arjuna meraih tangan Nashwa dan membawanya lebih dekat berdiri dihadapannya. Tangannya dengan lihai memasangkan helm dikepala Nashwa.
"Dah," ucapnya sambil menepuk helm tersebut, membuat Nashwa memberengut.
"Nggak usah di tepuk juga kali, ini ada kepalanya," gerutu Nashwa.
"Oh, kepala. Kirain gue kelapa," Arjuna menaiki motornya, membuat Nashwa menye-menye. Setelahnya baru ikut naik dan motorpun melaju.
Arjuna dan Nashwa sudah duduk anteng di salah satu kafe yang cukup terkenal di kalangan remaja, mereka duduk di bangku paling pojok, tempat kosong yang tersisa.
Nashwa sedari tadi masih dilanda penasaran yang mendalam tentang apa alasan Arjuna menjadikannya pacarnya.
"Gue seriusan nanya nih, alasan lo jadiin gue pacar lo apasih?" Tanyanya lagi sambil memandangi Arjuna yang tengah memainkan poselnya.
Arjuna meletakkan ponselnya, dia memandangi Nashwa tanpa mau berkata-kata.
Nashwa mendengus.
"Oh, gue tau nih, lo suka 'kan sama gue?" Telunjuknya menunjuk tepat kewajah Arjuna dengan mimik wajah penuh praduga.
"Menurut lo?" Arjuna balik bertanya, masih dengan wajah tenangnya.
Nashwa memicingkan mata.
"Arjuna, suka sama gue? Yakali, abis kesamber gledek apa?" Pikir Nashwa.
"Terus kenapa dia jadiin gue pacarnya?" Batinnya kembali bertanya, "oh ... jangan-jangan ni orang cuman mau jadiin gue babunya selama yang dia mau," di otaknya mulai menanamkan segala pikiran buruk tentang niat Arjuna.
Tak tahan dengan wajah menyelidik Nashwa, Arjuna malah menjentik kening Nashwa dengan jarinya.
"Aw!" Pekik Nashwa sembari memegangi keningnya. Bukannya lebay, Arjuna memang benar-benar menjetiknya menggunakan tenaga.
"Nggak usah mikir macem-macem, yang jelas gue bukan mau memperbudak lo," ungkap Arjuna.
"Loh, kok?-"
"Permisi, ini pesanannya, silahkan dinikmati," seorang pelayan wanita datang membawa nampan yang berisi dua mangkuk ice cream. Satu rasa coklat dan satunya rasa vanila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjunashwa (END)
Teen FictionKarna suatu insiden kecil yang pernah terjadi waktu mereka kelas sepuluh, Nashwa begitu menghindari yang namanya Arjuna Dareen Pradipta. Laki-laki tampan, idola seantero sekolah bahkan hingga luar sekolah. Laki-laki yang begitu di segani, banyak yan...