32. Semua Tau

41K 3.4K 28
                                    

"Aku sudah terlalu tenggelam akan pesonamu. Maka, jangan harap kau bisa pergi setelah ini."
-Arjuna Dareen Pradipta-


Setelah melewati malam yang berat, iya berat, berat karna Nashwa tidak bisa tidur. Terlalu banyak fikiran, terutama karna kejadian di sekolah, ia terus mimpi buruk, mengigau dan terbangun terus-terusan. Bahkan ia harus meminum obat itu kembali.

Tentang Arjuna, Nashwa sempat memikirkan tentang pacaran dadakan mereka. Hal itu sempat memenuhi fikirannya dari mulai ia pulang diantar oleh Arjuna, hingga ia bersiap tidur. Tapi sayang, setelah tidur, fikiran itu tergantikan oleh kejadian di sekolah, kejadian yang mengingatkannya akan masalalu buruknya.

Nashwa memegangi tali ranselnya sambil terus berjalan melewati koridor menuju kelasnya, setibanya di kelas, ia langsung meletakkan tas nya dan mengambil bekal makanan yang biasa ia siapkan untuk Arjuna.

"Tumbenan dua curut belom dateng," gumam Nashwa setelah melihat ternyata Sarah dan Nana belum datang kesekolah.

Tak terlalu ambil pusing akan hal itu, Nashwapun memutuskan untuk langsung ke kelas Arjuna.

Saat asik berjalan sambil menenteng bekal makanan, tiba-tiba saja ada seseorang yang mengejutkannya dari belakang.

"DORRR!"

"Eh tai!" Latah Nashwa begitu suara nyaring beserta tepukan di pundaknya mengagetkannya.

"Johan! Ngagetin tau!" Kesal Nashwa setelah melihat sang pelaku.

"Hehe, sory ..." Johan cengengesan membuat Nashwa mendengus.

"Wih! Bawa bekel nih, buat gue ya, Wa?" Tany Bimo sambil merangkulkan tangannya ke leher Nashwa.

"Kemauan lo!" Serkas Devan yang datang bersama Adrian.

Bimo mencebik, tak berselang lama, Arjunapun datang dengan tampilan bad boy-nya.

"Tangan lo mau gue potong!" Sentaknya yang langsung menepis tangan Bimo dari leher Nashwa.

"Khilaf gue bro," elaknya sambil cengengean tak jelas.

Sementara itu, Adrian lebih memilih langsung melenggang pergi dengan earphone yang terpasang di telinganya. Bukan mendengarkan lagu, tapi mendengarkan ocehan orang di seberang sana yang begitu terdengar lucu di telinganya.

Ia bahkan sedikit tersenyum kecil saat mendengar perempuan di seberang sana yang terus memakinya.

"Kenapa tu anak senyum-senyum sendiri?" Tanya Devan kepada teman-temannya.

"Palingan dengerin Nat ngomel," jawab Bimo acuh.

"Dikurungin di kamarnya lagi?" Tanya Johan yang di angguki dua kali oleh Bimo. Bimo tau. Pasalnya, tadi pagi Nat minta tolong kepadanya.

"Heran, pacaran udah dua tahunan masih aja suka begitu," Devan geleng kepala akan sikap Adrian terhdap Nat yang menurutnya agak berlebihan.

"Biarinlah," acuh Arjuna.

"Buruan, gue laper," sambungnya lagi. Laki-laki itu berbicara kepada Nashwa, tangannya langsung menggantung di pundak Nashwa dan membawanya berjalan beriringan dengannya.

"Ihh, 'kan gue mau ke kelas," Nashwa mencoba melepaskan rangkulannya namun tak bisa.

"Temenin gue makan," ucapnya memandang sekilas Nashwa.

"Makan sendiri kenapasih?" Nashwa tak habis fikir dengan sikap Arjuna yang seakan mulai manja dengannya.

Arjuna mengehentikan langkahnya membuat Nashwa juga berhenti, iapun menundukkan kepalanya guna melihat Nashwa.

Arjunashwa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang