"Berada di dekatmu membuatku semakin nyaman. Jadi tolong, jangan pergi."
-Arjuna Dareen Pradipta-⚠
"Lo, nggak pulang? Papa lo sakit," tanya Nashwa penuh dengan kehatia-hatian dengan wajah tertunduk. Setelah kejadian kemarin, Nashwa memang agak ngeri kepada Arjuna.
"Tau dari mana lo?" Tanya Arjuna tajam. Kenapa bisa Nashwa tau masalah ini?
Nashwa meneguk ludah, "Bu Erica, kata Bu Erica, Papa lo kangen banget sama lo."
"Gue gak peduli!" Ketus Arjuna beranjak berdiri dan berlalu keluar dari warung.
"Eh, Arjuna ..." Nashwa mengikuti Arjuna dari belakang. Meraih tangan laki-laki itu saat sudah ada diluar warung Bude.
"Lo benerang nggak mau pulang?" Tanya Nashwa lagi.
"Urusannya sama lo apa?!" Arjuna bertanya dengan nada nge-gas, membuat nyali Nashwa menciut.
"Gue tau gue nggak ada urusan apapun sama masalah lo, gue juga nggak tau ada masalah apa antara lo sama bokap lo, gue juga nggak niat pengen ikut campur. Ta-tapi, gue cuman nggak mau lo nyesel, umur manusia nggak ada yang tau, bukan maksud gue do'ain bokap lo, tapi emang itu kenyataannya.
Setiap hal itu selalu terasa berharga saat tak lagi ada, setiap penyesalan selalu datang saat semuanya sudah berbeda. Dan semua itu, semua itu nggak bisa di kembaliin atau perbaikin lagi saat sudah sesal yang tersisa. Dan gue, gue cuman nggak mau lo ngerasain seperti apa yang gue rasain," cicit Nashwa di akhir kalimatnya. Suaranya yang tadi lantang melemah saat di akhir kalimat.
"Jadi gue mohon, jenguk Papa lo. Gue bener-bener nggak tau permasalahan kalian apa? Tapi, selagi masih pecah, rekatkan. Sebelum pecahan itu jadi partikel kecil yang nggak bakal bisa lagi lo temuin." Nashwa melepas genggaman tangannya yang sedari tadi menggenggam pergelangan tangan Arjuna, melangkah mundur memberi jarak antara keduanya.
"Pikirin baik-baik," Nashwa berbalik, berjalan mendekat kearah Sarah dan Nana yang sedari tadi memperhatikan. Begitu juga dengan teman-teman Arjuna.
"Yuk, kelas," ajak Nashwa kepada kedua sahabatnya. Merekapun berlalu, meninggalkan teman-teman Arjuna dan juga Arjuna yang masih mematung ditempat.
••••
Disepanjang jalan pulang menuju apartemen, Arjuna tak bisa henti-hentinya memikirkan kalimat yang Nashwa katakan. Rasanya sedari tadi sesak, takut, marah, semua rasa terasa tercampur aduk. Arjuna masih dilema antara menjenguk sang Papa atau tidak.
"gue cuman nggak mau lo nyesel, umur manusia nggak ada yang tau, bukan maksud gue do'ain bokap lo, tapi emang itu kenyataannya."
"Setiap hal itu selalu terasa berharga saat tak lagi ada, setiap penyesalan selalu datang saat semuanya sudah berbeda. Dan semua itu, semua itu nggak bisa di kembaliin atau perbaikin lagi saat sudah sesal yang tersisa. Dan gue, gue cuman nggak mau lo ngerasain seperti apa yang gue rasain,"
"selagi masih pecah, rekatkan. Sebelum pecahan itu jadi partikel kecil yang nggak bakal bisa lagi lo temuin."
Setiap kalimat Nashwa terus berputar di kepalanya seperti kaset rusak. Membuatnya sakit kepala hingga akhirnya menghentikan motornya, menoleh kejalanan lalu memutar arah setelah di rasa aman untuk berputar.
Motor kembali melaju, menuju tempat yang paling ia hindari, rumahnya.
Motor sport Arjuna masuk kedalam pekarangan rumah mewah, memarkirkan motornya dan berjalan menuju pintu besar. Mengetuk pintu dengan ragu-ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjunashwa (END)
Teen FictionKarna suatu insiden kecil yang pernah terjadi waktu mereka kelas sepuluh, Nashwa begitu menghindari yang namanya Arjuna Dareen Pradipta. Laki-laki tampan, idola seantero sekolah bahkan hingga luar sekolah. Laki-laki yang begitu di segani, banyak yan...