09. Makasih

51.8K 4.4K 49
                                    

Setahuku, bercanda itu seharusnya lucu, bukan menyakitkan.

~fiersa besari~

°°°°°°

"Eh cewek ganjen!" Cecar Laura menarik kasar tangan Nashwa hingga membuat Nashwa terhenti secara paksa.

"Apaansih lo, Ra? Sakit!" Sentak Nashwa menepis jemari Laura yang melingkar di pergelangan tangannya. Tangan Nashwa sedikit tergores terkena kuku-kuku tajam milik Laura hingga meninggalkan bercak darah yang bergaris panjang.

"Lo tu yang apaan, ganjen banget jadi cewek!"

"Maksud lo apaansih, nggak jelas banget."

"Nggak usah sok lugu deh jadi cewek. Lo kan yang deket-deketin Arjuna!" Tuduh Laura dengan mata memicing tajam menatap Nashwa.

Nashwa terkekeh, "hellow, gue deketin Arjuna? Mimpi apa lo! Dih, gue ngeliat mukanya aja malesnya beuh... tujuh turunan, lapan tikungan, sembilan belokan, sepuluh tanjakan!" Ucap Nashwa menggebu-gebu.

"Halah! Nggak usah ngeles lo! Dasar ganjen!"

"Terserah! Cowok lo aja tu yang nyari masalah terus sama gue!" Ucap Nashwa tak ingin lagi meladeni Laura yang tengah cemburu buta. Iapun langsung melangkah pergi meninggalkan Laura.

"Eh enak aja, gue belom selesai ya ngelabrak lo!" Cegat Laura berdiri menghadang langkah Nashwa.

"Udah deh Laura Saraswati Kusuma. Gue lagi nggak minat ngeladenin lo, jadi lebih baik lo pulang." Usir Nashwa dengan nada sesabar mungkin.

"Nggak usah sok lu, ganjen!!" Kesal Laura menjambak rambut Nashwa dengan tangan kanannya.

Nashwa meringis, "auuu, sakit! Lepas!" Nashwa mencoba melepaskan tangan Laura yang menarik rambutnya dengan keras. Rasanya rambutaya akan lepas dari kulit kepalanya.

"Laura! Gue bilang lepas atau gue smackdown lo disini!" Gertak Nashwa menarik kerah baju Laura kuat dengan keadaan rambut masih di jambak oleh Laura.

Seketika saja nyali Laura meciut mendapat gertakan dan sorot mata tajam tak main-main dari Nashwa. Cengkraman tangannya di rambut Nashwa mengendur tapi masih tidak terlepas.

Tiba-tiba saja sebuah tangan dingin menyentuh tangan Laura dan memisahkan rambut hitam sedikit bergelombang milik Nashwa terlepas dari genggamannya. Laura melongo, nyalinya semakin ciut setelah melihat sorot mata mengintimidasi milik Arjuna.

"A__a_arjuna," panggil Laura terbata-bata. Sementara Nashwa, ia masih setia menggenggam erat kerah baju Laura. Ia ikut kaget melihat Arjuna yang sudah berdiri di belakangnya.

Tanpa ba bi bu Arjuna langsung menarik tas milik Nashwa hingga membuat Nashwa ikut melangkah mundur dengan paksa dan melepaskan genggamannya dari kerah baju Laura. Sebuah kancing jatuh bebas kelantai begitu tangan Nashwa menjauh dari kerah baju Laura. Laura tercengang menatap kepergian Arjuna dan Nashwa lalu kemudian lebih cengang lagi menatap kancing bajunya yang lepas dan terjatuh bebas kelantai.

"Ih lepas, gue bukan barang!"

"Woy! Bolot lu ya!"

"Juna!"

Arjuna tidak perduli dengan Nashwa yang terus memberontak, ia tetap manarik paksa Nashwa dan membawanya menuju perpustakaan.

Sesampainya disana Arjuna langsung menutup pintu dan menguncinya dari dalam.

"Heh, heh, heh. Ngapain lo kunci?!" Tanya Nashwa memicingkan matanya tajam melihat pergerakan tangan Arjuna yang sedang mengunci pintu.

"Di luar ada lampir, gue mau belajar dengan tenang." Jawab Arjuna enteng lalu mengambil posisi duduk di kursi yang biasa mereka gunakan untuk belajar dan mengajar.

Arjunashwa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang