"Abis dapet hati Adeknya, jangan lupa deketin Abangnya. Biar lancar pas mau jalan berdua."
-Arjuna Dareen Pradipta-°•0•°
Nashwa menyerahkan helm Arjuna kepada pemiliknya, setelahnya, ia sedikit merapikan rambutnya yang berantakan. Setelah Arjuna menerima helm dari Nashwa, iapun ikut turun, membuat Nashwa mengernyit heran.
"Lo mau mampir?" Tanyanya dengan dahi berkerut.
Arjuna mengangguk, "sekalian nyapa calon Abang ipar," ucapnya langsung berjalan melewati Nashwa. Memasuki pekarangan rumah pacarnya itu yang terdapat mobil dan tentu saja pemiliknya yang tengah duduk di teras.
Nashwa masih loading, belum sepenuhnya ngeh dengan apa yang di katakan Arjuna.
"Abang ipar?" Gumamnya, iapun berbalik dan alangkah terkejutnya Nashwa saat melihat Abangnya sudah pulang lebih dulu dari dirinya.
"Abang?" Lirihnya dengan wajah terkejut, rasanya menelan ludah saja sekarang terasa berat. Seperti dosa yang makin berat melebihi amal kebaikan.
Arjuna memasang senyum terbaiknya. "Assalamualaikum, Bang," sapanya dengan tangan yang telah terulur.
"Waalaikum salam Ar, lama nggak ketemu." Panji berdiri, balik menyapa dan menerima uluran tangan Arjuna.
"Abang sibuk mulu, gue mah always ada."
Jangan tanyakan ekspresi Nashwa sekarang. Ia bahkan menganga lebar seperti goa. Apa-apaan ini, kenapa bisa Arjuna dan Abangnya sangat akrab.
"Duduk Ar," Panji menyuruh Arjuna duduk, yang tentu saja tak disia-siakan oleh Arjuna.
"Dek, ngapain diem disitu? Masuk, buatin temen kamu minum." Perintah Panji kepada Nashwa.
Nashwa makin cengo, memandang sebentar Arjuna yang ternyata juga memandangnya dengan senyum pongah. Tak ingin terlalu lama berdiri di luar, Nashwa segera berjalan masuk.
"Assalamualaikum Bang," Nashwa meraih tangan Panji untuk ia cium.
"Waalaikum salam. Masuk sana, buatin Arjuna minum." Nashwa mengangguk, berjalan dengan langkah pelan serta ekspresi penuh tanya.
Sementara itu, Arjuna dan Panji kembali melanjutkan perbincangan mereka.
Arjuna menyugar rambutnya, merasa begitu senang karna ia akhirnya berhasil mendekati Abang Nashwa.
Setelah mengetahui Panji Abang Nashwa, Arjuna bahkan langsung gercap mencari cara mendekati laki-laki itu. Dan siapa sangka, Panji sendiri yang datang kepadanya.
Sekitar seminggu yang lalu, saat Arjuna pulang kerumahnya untuk mengecek taman bunga Ibunya---Mahendra yang merupakan Papanya datang berasama Panji----rekan kerja pria paruh baya itu. Dan siapa sangka, Papanya ternyata sangat dekat dengan Panji.
Dan sejak malam itulah Arjuna sangat gencar mendekati Panji, mengajak ngobrol laki-laki itu saat ada waktu, dan bahkan beberapa kali makan bersama dengan modus membicarakan bisnis.
Nashwa meletakkan nampan berisi tiga gelas minuman dingin rasa jeruk, pakainannya masih sama, hanya tasnya saja yang sudah di letakkan. Nashwa menarik kursi dan langsung mendudukinya.
"Nggak ganti baju dulu?" Tanya Panji.
"Nggak, Nashwa mau nanya dulu ke kalian." Jawabnya sambil menaruh masing-masing gelas kehadapan Arjuna dan Panji.
"Nanya apa?" Arjuna berlagak tidak tahu, padahal ia sudah senyum-senyum pongah di hadapan Nashwa.
"Kalian kok bisa akrab?" Tanya Nashwa memandang Panji dan Arjuna yang duduk di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjunashwa (END)
Novela JuvenilKarna suatu insiden kecil yang pernah terjadi waktu mereka kelas sepuluh, Nashwa begitu menghindari yang namanya Arjuna Dareen Pradipta. Laki-laki tampan, idola seantero sekolah bahkan hingga luar sekolah. Laki-laki yang begitu di segani, banyak yan...