38. Cerita Tentang Nashwa

35.4K 3.2K 29
                                    

"Sebahagia apapun orang diluar sana, tidak ada satupun dari mereka yang cerita hidupnya sempurna."
-Nashwa Hanindya-

°•0•°

Nashwa berjalan lunglai memasuki ruang laboratorium IPA. Tatapannya kosong, berulang kali ia menghembuskan nafas lelah, ingin menangis tapi untuk apa? Sudahlah, Nashwa capek jika harus menangis lagi.

Jalannya yang lunglai membawanya menuju tempat duduk yang berada di pojokan, mengambil duduk, menghela nafas lagi dan mulai menjatuhkan kepala. Tidak menyadari keberadaan seseorang yang lebih dulu ada di dalam sana.

Laki-laki itu menatap Nashwa dengan raut tanya, tapi mulutnya tetap terkatup rapat tak ingin bersuara. Dia Adrian----mengambil ponselnya dan membuka room chat dengan Arjuna.

Nashwa di labor, dia aneh.

Itulah isi pesan singkat yang Adrian tulis untuk Arjuna, tak perlu menunggu waktu lama, Arjuna sudah membacanya.

Gue kesana, lo jangan kemana-mana sebelum gue nyempe.

Masih tak menyadari keberadaan Adrian, Nashwa kembali menghela nafas, matanya sudah mulai berkaca-kaca. Dia itu pembawa sial, sejak dulu hingga sekarang.

"Jangan nangis Nashwa, dasar cewek lemah!" Nashwa menggerutu pada dirinya sendiri, jangan sampai air matanya jatuh barang setetespun. Karna jika begitu, maka tamatlah sudah, ia  akan terus menangis.

Tak ingin berlarut dengan lamunannya, Nashwa memejamkan mata, ia sebenarnya kurang tidur karna malam tadi hanya tidur mungkin sekitar tiga atau dua jam-an, dan itupun karna bantuan obat penenang.

Arjuna  membuka pintu labor dengan pelan, mengedarkan pandangan dan mulai melangkah masuk, ia menemukan Adrian yang sepertinya menunggunya. Iapun mengahampiri.

"Mana?" Tanyanya tanpa basa-basi.

Adrian menunjuk dengan ekor matanya, "dia banyak masalah kayaknya," ucapnya sebelum berlalu pergi meninggalkan dua sejoli itu.

Arjuna menghampiri Nashwa, sedikit menunduk untuk melihat wajah cantiknya. Pantas saja sedari tadi tidak ada pergerakan, ternyata Nashwanya tertidur.

Arjuna menarik kursi di sebelah Nashwa dengan pelan, mendaratkan bokongnya dan ikut menjatuhkan kepala tepat menghadap Nashwa. Lama Arjuna memandang wajah cantik itu, alis yang tidak terlalu tebal namun pas, hidung mungil mancung, bibir tipis merah alami, dan bulu mata lentiknya yang terlihat begitu pas menjadi pelengkap mata cantik itu saat terbuka.

Tangannya dengan perlahan menyentuh dan mengelus pipi mulus Nashwa, lalu beralih menyentuh hidungnuya, dan terakhir bibir ranum yang terkadang sangat cerewet. Tangannya mengelus bibir itu dengan pelan bermaksud tidak ingin mengganggu tidur Nashwa.

Nashwa membuka perlahan matanya ketika merasa ada yang menelusuri wajahnya, ia pikir itu hewan. Dan ketika matanya terbuka sempurna, ia membelalak karna mendapati wajah Arjuna tepat berada di hadapannya. Bahkan, ibu jari laki-laki itu masih menempel di bibirnya.

Sadar bahwa nafas Nashwa tercekat dengan tubuh yang menegang, Arjuna menaikkan sudut pandangnya beralih kemata Nahwa yang telah terbuka sempurna.

"Kenapa, hmm?" Tanya Arjuna dengan nada lembut dan tatapan teduhnya. Tangannya bahkan sudah mengelus pelan pipi putih Nashwa.

Tau rasanya saat kita sedang terluka lalu ada yang menyanyakan keadaan kita dengan nada lembut dan penuh perhatian? Rasanya Nashwa ingin menangis kencang sekarang juga, mengatakan dia tidak baik-baik saja, mengatakan bahwa dia sedang merasa sakit di hatinya.

Arjunashwa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang