11. Emosi

52.7K 4.5K 48
                                    

"Jangan nyari masalah, gue kalau bales suka nggak bercanda."
~Nashwa Hanindya~

☆☆☆☆

Mobil yang Nashwa tumpangi berhenti tepat di depan gerbang SMA Permai.

"Inget! Jangan molor di kelas,  jangan makan pedes lagi, jangan makan mangga muda lagi, belajar yang bener, jangan ngerumpi mulu!" Pesan Panji, abang satu-satunya Nashwa sekaligus satu-satunya keluarga yang Nashwa miliki sekarang setelah kematian kedua orangtuanya 6 tahun yang lalu.

"Iya abangku tercinta, tersayang, dan terganteng sejagad raya." Ucap Nashwa meyakinkan.

"Yaudah, abang berangkat ngantor dulu." Pamit Panji lalu mencium kening Nashwa dan mengacak pelan rambut Nashwa. Setelahnya Nashwa langsung mengambil tangan kanan Panji dan mencium punggungnya, dengan senyuman.

"Dada bang..." Nashwa berbalik arah, berjalan masuk menuju gerbang.

Baru beberapa langkah, tepukan di pundaknya kembali membuatnya memutar badan, mendapati Panji yang tengah berdiri di belakangnya.

"Kenapa Bang?" Tanya Nashwa keheranan.

"Ceroboh," Panji memberikan ponsel Nashwa yang tertinggal di dalam mobil, entah sudah berapa kali, yang jelas Nashwa selalu saja melakukan kecerobohannya itu.

"Hehe, makasih Abang," Nashwa cengengesan. Panji hanya membalas dengan gelengan kepala.

"Masuk..." katanya lagi dengan senyum yang hanya untuk Nashwa.

Nashwa menurut, "dadah..." iapun masuk ke sekolahnya begitupun Panji yang berlalu ke mobilnya.

Baru saja beberapa langkah masuk, keberadaan Sarah langsung mengejutkannya.

"Sar... lo ngapain disitu?" Tanya Nashwa menatap heran kearah Sarah yang berdiri mematung di belakang gerbang.

"Mata gue sakit Wa, abang lo gantengnya kelewatan. Senyumnya itu lo, minta di halalin banget." Ucap Sarah mendramatisir, ternyata dari tadi ia memperhatikan Panji.

"Buset! Review dulu ama gue. Baru, kalok cocok boleh lo bawa ke KUA." Kata Nashwa berjalan menghampiri Sarah yang masih berdiri mematung di tempatnya tadi.

Sarah menonyor kepala Nashwa, "lo kira gue mau ngelamar kerja!" Ujar Sarah kesal. "Tapi beneran deh. Abang lo gantengnya maksimal, sebelas duabelas sama most wanted SMA kita... si Arjuna."

"Ye... jelas ganteng abang gue lah, Arjuna mah jauh." Seru Nashwa tak terima kegantengan Abangnya di banding-bandingkan dengan Arjuna, si most wanted SMA Permai. Walau sebenarnya iapun tak menampik fakta itu, tapi yang jelas, Nashwa tidak bisa mengakuinya pada siapapun. Bisa besar kepala si Arjuna bila ketahuan Nashwa memujinya ganteng.

"Yaudah yuk, masuk. Batuk-batuk entar abang gue di omongin mulu." Nashwapun menggandeng lengan Sarah dan berjalan masuk menuju kelas mereka.

"Nana mana?" Tanya Nashwa saat di koridor, ia baru sadar jika Sarah tidak berangkat bersama Nana.

Sarah mengendikkan bahunya, "katanya sih mau bareng Arnold."

"Oohhh," Nashwa hanya ber-oh ria saja sambil terus berjalan.

••••

Nashwa bernyanyi di koridor sepi yang sedikit lagi sampai ke kelasnya. Sarah, wanita itu sedang buang hajat dan tidak ingin di temani. Katanya bakal lama. Di tangannya, Nashwa membawa se-cup kopi agar dirinya tidak mengantuk ketika belajar.

Nashwa mendengar suara ribut dan grasak-grusuk di belakangnya, belum sempat ia menoleh bahunya sudah di tabrak duluan oleh satu diantara geromblan cowok yang tengah berlari. Nashwa terhuyung ke depan tidak bisa lagi menyeimbangkan tubuhnya hingga....

Arjunashwa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang