"Aku mengaku kalah. Egoku ternyata tak sebanding dengan rasaku."
-Nashwa Hanindya-⚠tolong kasih aku saran dan kritikan yang membangun, kalo ada yang nggak pas bilang ya.⚠
⚠
Sedari tadi fokus Nashwa hanya pada Arjuna, entah kenapa laki-laki itu sekarang menjadi semakin tampan saat bermain futsal, apalagi keringatnya yang bercucuran dimana-mana, terlihat sangat manly.
Tak masalah jika ia harus duduk sendiri terus seperti ini, yang penting, mulai saat ini Nashwa harus selalu ikut Arjuna latihan futsal. Kan mubazir kalau menyia-nyiakan kesempatan melihat cogan. Pacar sendiri lagi.
Ya, Nashwa sudah mulai terbiasa dan ia akan mulai menerima status mereka, awalnya memang canggung, tapi setelah Nashwa tau bahwa Arjuna adalah laki-laki yang dulu sering memberikannya bunga. Ia jadi seperti lebih dekat dan merasa terikat dengan laki-laki itu.
"Istirahat dulu guys." Teriak Arjuna dari tengah lapangan, semuapun membubarkan diri menuju stand pemain. Begitu pula Arjuna.
Arjuna berjalan mendekat kearah Nashwa, Nashwa yang melihat itu langsung mengambilkan air dan minum yang telah ia siapkan di tas Arjuna.
Arjuna mengambil duduk di samping Nashwa, lelah sekali rasanya bermain bola kurang lebih setengah jam.
"Nih," Nashwa menyodorkan botol minum yang langsung di terima Arjuna.
Sementara Arjuna meminum airnya, yang Nashwa lakukan adalah me-lap keringat Arjuna. Dari mulai bagian wajah hingga tangan.
"Lanjut nggak woy?" Tanya Arjuna kepada teman-temannya.
"Lanjutlah," jawab mereka kompak.
Setelah kurang lebih sepuluh menit, Arjunapun kembali ingin bermain, ia menyerahkan handuk kecilnya yang tadi sempat ia ambil alih dari Nashwa.
"Nunggu lagi nggak papa 'kan?" Tanya Arjuna kepada Nashwa.
Nashwa menggeleng, "nggak papa."
Setelah mendapat jawaban Nashwa, Arjunapun beranjak menuju lapangan, baru beberapa langkah, panggilan Nashwa sudah menghentikannya.
"Eh, Juna tunggu bentar," ucap Nashwa yang membuat langkah Arjuna terhenti, hingga kini ia telah menghadap sepenuhnya kearah Nashwa dengan tatapan bertanya.
Nashwa menggeledah tasnya, setelah ia menemukan benda yang ia cari, ia pun segera berlari kearah Arjuna.
"Nunduk dikit," perintah Nashwa yang mau tak mau di ikuti oleh Arjuna.
Setelah wajah mereka sama sejajar, Nashwapun memulai apa yang ingin ia lakukan, ia mengumpulkan rambut Arjuna, setelah terkumpul, ia mengikatnya menjadi satu dengan ikat rambut miliknya yang selalu ia bawa di dalam tas.
"Dah," ucap Nashwa sambil mengelus rambut Arjuna.
Arjuna terkekeh, "makasih," ucapnya yang dengan kilat langsung mencium pipi Nashwa lalu berlari kerah lapangan.
Nashwa yang mendapat ciuman mendadakpun hanya mampu terdiam mematung, masih belum sepenuhnya sadar.
"Ahay! Bucin jangan disinilah bos, kasian yang jomblo!" Teriak salah satu teman Arjuna.
"Temen kita udah gede," ucap Johan kepada Devan yang berada disebelahnya.
"Gue kira dia nggak bakal bisa begitu," sambung Devan geleng kepala dengan satu sifat lain Arjuna yang kini mereka lihat.
Nashwa yang sudah kembali sadarpun langsung berteriak, "ARJUNA SIALAN!"
Setelah mengatakan itu dan mengabaikan kekehan Arjuna, iapun berbalik dan berjalan cepat menuju tempat duduknya semula, berusaha biasa saja dengan teriakan teman-teman Arjuna yang menyorakinya cie-cie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjunashwa (END)
Teen FictionKarna suatu insiden kecil yang pernah terjadi waktu mereka kelas sepuluh, Nashwa begitu menghindari yang namanya Arjuna Dareen Pradipta. Laki-laki tampan, idola seantero sekolah bahkan hingga luar sekolah. Laki-laki yang begitu di segani, banyak yan...