"Kematian adalah hal yang paling misterius, dia datang tanpa di duga, dan merenggut paksa sebuah nyawa tanpa pandang usia."
-.-°•●0●•°
Nashwa terdiam linglung menatap jasad Abangnya yang terbujur kaku di atas brankar. Ia tak lagi terisak, hanya saja tangisnya yang kini masih tak mau berhenti.
Nashwa meanarik nafasnya dengan tersendat, menghembuskannya dengan susah bahkan hingga membuat dadanya sesak. Air matanya kembali jatuh, berulang kali tanpa henti.
Kenapa? Kenapa semua yang Nashwa miliki di ambil? Nashwa sekarang hanya punya Panji, tapi kenapa? Kenapa Panji pun di ambil pergi, seolah Nashwa memang di takdirkan sendiri dan tak pantas memiliki siapapun disisinya.
Nashwa terisak, ia berjalan lunglai menuju brankar Panji, menubruk laki-laki yang kini sudah tak bernyawa dan memeluknya erat, Nashwa menangis kencang di dada bidang sang Abang. Suaranya bahkan terdengar sampai luar, membuat mereka yang memutuskan memberi ruang untuk Nashwa semakin di buat prihatin mendengar suara tangis kepedihan Nashwa.
"Abang jahat, hiks ... Abang ninggalin Nashwa, Nashwa nggak mau sendiri, Nashwa mau ikut, Nashwa mau ikut! Hiks, hiks ... bilang, bilang sama tuhan, Nashwa juga mau ikut, Nashwa cuman punya Abang, semuanya udah pergi ninggalin Nashwa dari dulu, dan sekarang, Abang juga di ambil, Nashwa nggak bisa terima, Nashwa mau ikut ..." racaunya dengan tangis semakin pecah, ia berkata parau, terisak dengan begitu pilu di dada sang Abang.
Semuanya seolah tidak adil untuk Nashwa, segalanya di renggut, ia menderira sejak dulu, hidup di hantui rasa bersalah, ketakutan, dan kesakitan. Ia hanya punya Panji, laki-laki yang menjadi penyokong hidupnya, laki-laki yang mrnjadi alasan ia tetap bertahan hidup hingga kini. Dan sekarang apa, laki-laki itu juga di ambil dari sisinya.
Nashwa belum sekuat itu untuk menerima semua ini, dia hanya gadis berusia 17 tahun yang bahkan belum benar-benar tau caranya menghadapi segala hal rumit yang ada di dunia ini. Ia bahkan belum sedewasa itu untuk menerima segala rasa sakit ini.
Nashwa semakin menangis pilu, ia tak sanggup membayangkan hari-hari yang akan ia lewati tanpa Panji. Ia sendiri, penyamangatnya tak lagi ada, semuanya di renggut secara paksa tanpa perasaan. Nashwa di tinggalkan sendiri, dunianya benar-benar runtuh sekarang. Orang yang menjadi alasan di balik baik-baik sajanya saat ini sudah tak lagi ada.
Nashwa harus apa? Dulu, ia pernah begitu nekad mengakhiri hidupnya karna terlalu putus asa. Tapi, saat melihat sang Abang, saat melihat sorot matanya yang begitu menyimpan banyak kepedihan dan luka, saat melihat tubuh tegap Abangnya yang jatuh meluruh memohon kepadanya untuk terus bertahan, saat ia melihat tangis Abangnya yang begitu pilu, mengatakan ia juga akan mati jika Nashwa mati, saat itu pula Nashwa sadar, ia masih punya seseorang yang menjadi alasannya hidup. Ia masih punya satu orang lagi yang harus ia bahagiakan. Ia masih punya Panji, maka dari itu ia harus tetap bertahan mau separah apapun luka yang harus ia tutup rapat.
Lalu apa ini? Saat ia dengan begitu keras mencoba bertahan demi sang Abang, malah kini ia yang di tinggalkan. Nashwa merasa seperti pendosa hebat yang kini tengah menerima karma. Semua hal buruk menimpanya, semua yang ia miliki di renggut paksa, di usia 12 tahun bahkan ia sudah mengalami hal yang begitu tragis. Semua seperti sebuah karma, tapi Nashwa ingin tahu, sebesar apa dosa dan kesalahannya hingga harus menerima semua hal ini. Dulu, bahkan ia hanya gadis lugu yang baru menginjak fase puber, ia bahkan baru memahami mana saja yang merupakan dosa dan tidak, tapi mengapa ia sudah di timpakan dengan kejadian yang begitu menyakitkan?
Nashwa sadar selama ini ia banyak mengeluh tentang hidupnya, deritanya saat ini, mungkin belum apa-apa di banding dengan beberapa orang di luar sana. Tapi tetap saja, ia hanya gadis remaja lemah dan rapuh. Haruskah ia di tinggalkan sendiri seperti ini? Haruskah semuanya di ambil darinya? Nashwa hanya ingin ada seseorang di sisinya, ia hanya butuh Panji untuk hidupnya, tapi kenapa? Kenapa laki-laki itu juga di ambil?
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjunashwa (END)
Teen FictionKarna suatu insiden kecil yang pernah terjadi waktu mereka kelas sepuluh, Nashwa begitu menghindari yang namanya Arjuna Dareen Pradipta. Laki-laki tampan, idola seantero sekolah bahkan hingga luar sekolah. Laki-laki yang begitu di segani, banyak yan...