21. Bintang

42.4K 3.8K 23
                                    

"Semuanya terasa sulit saat luka telah bersarang di hati. Entah itu tentang memaafkan, mengikhlaskan, atau melupakan."
_me_

🎭

Sepulangnya dari latihan futsal, Arjuna memutuskan untuk mampir ke rumahnya terlebih dahulu. Ia hanya pulang seminggu sekali hanya untuk melihat keadaan taman bunga milik Ibunya. Ya, tujuannya pulang hanya untuk itu, Arjuna tidak bisa mengurusnya setiap hari, ia hanya bisa menyuruh para pelayan di rumah untuk mengurusnya.

Setelah menempuh perjalanan sekitar setengah jam, akhirnya Arjuna sampai di depan sebuah rumah mewah. Rumah yang penuh kenangan tapi kini bukan lagi rumah untuk Arjuna. Rumahnya adalah Ibunya, dan Ibunya kini telah tiada. Lalu apa lagi yang bisa di katakan rumah oleh Arjuna.

Kedatangannya ke sana di sambut dengan sangat baik oleh Bi Minah, wanita paruh baya itu tersenyum dengan sangat cerah melihat kedatangan tuan mudanya yang sangat jarang berkunjung ke rumahnya sendiri. Kemarin, Arjuna datang dengan membawa Nashwa, tentu saja itu menjadi suatu kegembiraan tersendiri untuk Bi Minah. Tapi sayang, harapan Bi Minah pupus, ia kira Nashwa adalah pacar dari tuan mudanya tapi nyatanya bukan.

"Aden mau Bibi siapin makanan?" Tanya Bi Minah sembari mengantarkan tuan mudanya menuju kamarnya.

"Boleh Bi," jawab Arjuna membuka knop pintunya.

"Mau makan dimana den?" Tany Bi Minah lagi.

"Di kamar aja,"

"Yaudah, Bibi ambilin dulu." Bi Minah undur diri turun ke lantai bawah. Sementara Arjuna masuk ke dalam kamarnya dan membersihkan dirinya.

Setelah selesai mandi dan makan. Arjuna turun ke lantai bawah dan menuju halaman belakang dimana letak taman bunga milik Ibunya berada. Saat kaki nya menapak di tangga terakhir lantai bawah, suara seorang wanita mengejutkannya.

"Arjuna?"

Arjuna menoleh, mendapati sosok Erica----Ibu tirinya.

"Kamu pulang? Mau makan?" Tanya nya lembut.

Arjuna tak menjawab, ia melenggang pergi dengan muka datarnya dan aura dinginnya. Erica meringis, hatinya terasa begitu perih, sudah hampir tiga tahun ia mencoba mendekati dan mendapatkan hati Arjuna agar menganggapnya sebagai Ibunya. Tapi apa? Nihil, semuanya tidak berguna, Arjuna bahkan tidak pernah mengakui atau menyebutnya sebagai Ibu. Ia tahu kesalahannya memang tak termaafkan, tapi tidak bisakah Arjuna memberinya kesempatan untuk memperbaikinya. Ia menyesal, ia fikir ia akan bahagia setelah mendapat apa yang ia inginkan. Tapi ternyata, ia hanya menderita, menderita dan menderita.

Arjuna sampai di taman bunga milik Ibunya, semuanya masih sama, bunga-bunga nya bahkan bertambah menjadi semakin banyak. Taman ini terawat, ada banyak jenis bunga mawar dan anggrek yang bermekaran. Bukan hanya dua jenis bunga itu, tapi ada lebih dari tujuh jenis bunga yang hidup di taman tersebut.

Arjuna masuk semakin dalam ke taman tersebut. Bau wangi masuk menyeruak ke dalam rongga penciumannya, begitu menenangkan dan menghanyutkan. Tiba-tiba kenangan saat semuanya masih baik-baik saja muncul begitu saja di ingatannya, membuat bibirnya mengurai simpul senyum yang begitu menawan. Tapi, saat semuanya kembali pada realita. Senyum menawan itu berubah menjadi senyum getir.

"Arjuna rindu mama ..." lirihnya terdengar memilukan.

••••

Arjuna merapikan sarung, koko, dan sajadahnya. Ia telah selesai melaksanakan salat maghrib. Ia akan pulang sebelum papa nya pulang, orang yang paling tidak ingin ia temui. Entahlah, setelah hari pernikahan papa nya dan Erica. Hubungan antara ayah dan anak tersebut semakin memburuk, jarak di antara mereka semakin nyata, papa nya yang semakin menggila dengan pekerjaan hingga lupa untuk pulang, dan Arjuna yang memilih pergi dari rumahnya dan tinggal di apartemennya. Bahkan laki-laki yang masih berstatus anak SMA itu sudah membiayai hidupnya sendiri. Melalui usaha distro, kafe, dan sebuah perusahaan makanan cepat saji yang ia bangun dan kembangkan sendiri.

Arjunashwa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang