"Jangan tunda salat, nanti allah tunda keinginanmu. Salatlah, walau kamu tidak baik."
_anonim_
🐣
Sudah 5 hari Nashwa menjadi babu Arjuna dan itu sukses membuat hidup Nashwa menderita dan jadi tidak tenang. Pagi sekali ia harus memasak dan membuatkan Arjuna sarapan, lalu di sekolah harus selalu memesankan makanan, membuatkan tugasnya dan kawan-kawannya, memijat tangan dan bahunya, menggantikan tugas piketnya, dan banyak lagi, belum lagi sepulang sekolah harus membersihkan apartemennya, memasakkan makan malam, jika ingin apa-apa Nashwa harus membelikannya. Nashwa jadi pusing dengan semua itu, belum seminggu saja sudah melelahkan bagaimana jika sebulan. Mungkin Nashwa akan mengubur dirinya saja.
Sore ini saja Nashwa sudah harus berada di apartemen Arjuna guna membuatkan makan malam untuk si majikan dan para teman-temannya.
"Wih .... chef Nashwa masak apaan tu?" Tanya Johan mengahampiri Nashwa di dapur.
"Masak .... elo aja gimana?" Balik Nashwa bertanya, matanya memicing menatap Johan dengan pisau yang ada di tangannya.
"Waduh ... ngeri pisan euy, kalo gue dimasak kasian pacar-pacar gue entar kesepian."
"Dasar fakboy cap kodok!"
"Hola-hola ada apaan nih rame-rame," Bimo datang dengan suara menggelegarnya menuju Nashwa, ia melihat panci penggorengan yang berisikan macam-macam sayuran yang wanginya mampu membuat Bimo lapar seketika.
"Harum cuy, enak nih kayaknya," seru Bimo sembari mencium bau masakan Nashwa dengan ala-ala chef.
"Tapi kok sayur sih Wa?" Tanya Johan.
"Biar kalian sehat, nggak makan-makanan serba instan mulu." Jawab Nashwa kembali melanjutkan memotong-motong brokoli. Ia sengaja memasakkan cap-cai agar para laki-laki itu makan sehat.
"Cieee Nashwa perhatiannya, jadi pengen ngehalalin," ucap Johan mengerlingkan matanya.
"Najis! Mana mau Nashwa sama playboy nggak guna kaya lo!" Ujar Bimo sembari mengambil minuman kaleng dari kulkas.
"Syirik wae orang utan!" Balas Johan tak terima.
"Kalian berdua berisik banget sih! Sana- sana!" Usir Nashwa sudah muak dengan keributan antara Bimo dan Johan. Suaranya itu lo! Berdengung di telinga.
"Tu denger Bim, sana lo."
"Elo juga goblok!" Sinis Bimo menarik kerah belakang baju Johan.
"Heh jangan tarik-tarik, gue bisa balik sendiri, singkirin tangan lo gue mau ngambil minum," Bimo bergeleng kepala, iapun menarik kembali tangannya.
"Awas lo godain Nashwa, gue laporin Arjuna!" Ancam Bimo sebelum pergi.
"Nyenyenye,"
Johanpun berjalan kembali kearah kulkas, ia mengambil satu kaleng minuman bersoda.
"Nashwa," panggilnya pelan.
"Paan?"
"Nikah yuk ..." canda Johan dengan menaik turunkan kedua alisnya.
Nashwa berhenti memotong brokolinya, ia beralih menghadap Johan. "Lo milih pergi atau gue gorok!" Ucap Nashwa menunjukkan pisau tajam yang ia pegang kepada Johan.
"Ampun Bu bos ..." johan ngacir dengan tawanya yang tidak jelas, ingin sekali rasanya Nashwa menenggelamkan Johan ke api neraka.
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjunashwa (END)
Novela JuvenilKarna suatu insiden kecil yang pernah terjadi waktu mereka kelas sepuluh, Nashwa begitu menghindari yang namanya Arjuna Dareen Pradipta. Laki-laki tampan, idola seantero sekolah bahkan hingga luar sekolah. Laki-laki yang begitu di segani, banyak yan...