"Selagi sama-sama di ciptakan dari tanah. Nggak ada alasan buat manusia takut sama manusia"
_"Jangan ngeremehin cewe, Terutama gue! Gue nggak suka di remehin!"
~Nashwa Hanindya~☆☆☆☆
Kring kring kring
Bel pulang sekolah telah berbunyi. Arjuna dkk keluar dari kelasnya. Arjuna akan menuju perpus untuk belajar bersama dengan Nashwa-----sedangkan yang lainnya memilih pulang atau nongkrong terlebih dahulu di bengkel Adrian.
Di sepanjang perjalanan mereka selalu menjadi pusat perhatian siswi-sisiwi yang juga akan pulang.
"Hai cantik," Johan memulai aksinya dengan mencagili adik kelas yang tengah lewat. Benar-benar fuckboy! Membaperi tapi tidak memacari----Johan sepertinya memang harus mendapat karma. Lihatlah, adik kelas yang tadi di cagilnya langsung senyum malu-malu hingga wajahnya memerah karna salting.
Plak
Arjuna memukul kepala Johan hingga menimbulkan suara dan membuat si empunya kepala meringis.
"Napa dah lu Ar? Kalok kepala gue copot bisa ganti lu!" Kesal Johan.
"Bisalah, entar gue pasangin kepala barbie," jawab Arjuna enteng.
Bimo terkekeh "buset! Kagak bisa tebar pesona lagi si bambwang nantinya."
"Bacot! Bacot! Kalian itu syirik doang kan karna gue banyak ceweknya dan bisa dapat hati cewek dengan mudah. Nggak kaya kalian yang jomblo akut dan nggak laku," Johan berujar dengan angkuh.
"Ngapain kita syirik sama kembaran seta" ucap Adrian santai tapi nyelekit.
"Astaghfirullah Yan ... lo kalo ngomong suka bener ya?" Arjuna terkekeh di ikuti oleh Devan dan Bimo karna perkataan Adrian.
"Biadab! Kaloa gue setan kalian apa? Ulama? Syekh? Ustadz? Nggak mungkinlah. Setan itu temennya jin sama iblis. Gue setan berarti kalian iblis!" Balas Johan tak terima.
"Penghuni neraka lagi nyari temen cuy! Cabut! Cabut!" Ajak Bimo kepada Arjuna, Adrian dan Devan. Ke empat laki-laki itupun langsung berlalu meninggalkan Johan sendiri.
"KAMPRET! GUE PUNYA TEMEN IBLIS SEMUA!" Johan berteriak sambil berlari mengejar ketertinggalannya.
•••••
Arjuna sudah berpisah dengan teman-temannya, saat ini ia sudah berada di perpus bersama Nashwa. Jangan kira mereka akan akur, itu tidak mungkin! Yang ada mereka hanya banyak cek-cok sambil saling melempar tatapan sinis satu sama lainnya.
"Arjunaaa," panggil Laura berjalan menuju Arjuna dan Nashwa yang tengah belajar bersama.
Wanita itu langsung saja duduk di sebelah Arjuna dan melingkarkan tangannya di lengan berotot milik Arjuna membuat laki-laki itu dengan cepat menepisnya.
"Lo ngapain disini?" Tanya Arjuna ketus.
"Nemenin kamu belajar." Jawab Laura semakin manja di tangan kokoh Arjuna.
"Nggak perlu, sana pulang!"
"Ih nggak mau, pokoknya mau nemenin kamu." Kekehnya kembali bergelayut manja di lengan Arjuna.
Arjuna melepas paksa tangan Laura yang melingkar di lengannya, laki-laki itu kemudian memasukkan buku dan penanya kedalam tas, lalu tanpa aba-aba Arjuna menggapai pergelangan tangan Nashwa menariknya agar mengikuti langkahnya.
Sontak saja Nashwa yang sedari tadi menjadi penonton kaget dan langsung menggaet tasnya agar tidak tertinggal. Dengan terpaksa Nashwa mengikuti langkah cepat dan besar Arjuna dari belakang. Walau sebenarnya ia tidak enak dengan Laura yang berteriak-teriak memanggil nama Arjuna dari belakang sembari berjalan cepat ingin menyusul laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjunashwa (END)
Ficção AdolescenteKarna suatu insiden kecil yang pernah terjadi waktu mereka kelas sepuluh, Nashwa begitu menghindari yang namanya Arjuna Dareen Pradipta. Laki-laki tampan, idola seantero sekolah bahkan hingga luar sekolah. Laki-laki yang begitu di segani, banyak yan...