06. Keluar

52K 4.5K 62
                                    

"Bahagia itu sederhana, hanya tentang dirimu, tuhanmu, dan rasa syukurmu. Sesimpel itu bahagia, tapi ribuan manusia di luar sana mempersulitnya dengan fikiran mereka yang mengatakan bahwa bahagia harus punya segalanya."

#me


••••

"Kalian beneran nggak ngeliat Nashwa?" Tanya Sarah menatapi satu persatu orang di kelasnya.

"Nggak, Sar. Harus berapa kali sih kita bilang," jawab Pita mulai jengah dengan pertanyaan Sarah yang terus berulang-ulang.

Sementara Vivi, ia terlihat mencoba menutupi kegugupannya dengan terus memainkan benda pipihnya, wanita itu tau betul jika Nashwa pasti sedang dikerjai Arjuna. Namun apalah dayanya, ia harus bungkam demi keselamatan dirinya sendiri.

Bel pulang sekolah telah berbunyi, namun Nashwa masih belum bisa di hubungi sama sekali, hal itu membuat Sarah dan Nana merasa cemas, tidak biasanya Nashwa seperti itu. Dalam benak kedua orang itu sudah benyak bermunculun spekulasi-spekulasi yang mengarah pada Arjuna. Pasalnya, laki-laki itu hari ini tidak sama sekali mengganggu Nashwa.

"Na, gimana kalo kita tanya Arjuna," saran Sarah yang baru saja keluar dari kelas bersamaan dengan Nana, murid-murid lain sudah berhambur lebih dulu hingga menyisakan Sarah dan Nana yang baru saja keluar ingin pulang.

"Agak takut sih, tapi hayuklah," kata Nana sedikit ragu-ragu menerima ajakan Sarah. Pasalnya, selama ini mereka belum pernah berhadapan atau berbicara langsung dengan Arjuna, hanya Nashwalah yang berani.

Sarah dan Nana berjalan cepat menyusuri koridor menuju parkiran, kedua orang itu mengedarkan pandangannya guna mencari sosok Arjuna, laki-laki tampan yang sulit di sentuh apalagi di miliki. Laki-laki dengan perawakan tinggi, hidung bengir, badan pelukable, sorot mata tajam, bibir sexy, dan tentu saja wajah garangnya.

Nana menepuk-nepuk lengan Sarah, membuat wanita itu langsung menoleh dan bertanya kenapa? Nana tidak menjawab, ia menunjuk ke arah sebuah motor gede yang masih terparkir apik dengan pemiliknya yang ingin mengenakan helm full face-nya.

Keduanya saling memandang, seolah mencoba mengumpulkan keberanian untuk mendatangi laki-laki tersebut. Sarah mengangguk pelan kemudian meraih tangan Nana dan mulai melangkahkan kakinya menuju Arjuna.

"SARAH ... NANA ..." panggil Nashwa sedikit berteriak dengan lari yang cukup laju ia menghampiri kedua temannya itu yang sudah berhenti dan menatap cengo kearahnya.

Nashwa berhenti tepat di hadapan Nana dan Sarah dengan napas tersengal-sengal dan posisi tangan yang memegang kedua lutut sebagai sanggahan menopang badannya.

"Lo dari mana aja?" Tanya Sarah khawatir, matanya menatap Nashwa yang terlihat mencoba mengatur nafasnya.

"Lo nggak papa, 'kan?" Gantian Nana bertanya. Wanita itu mengelus-elus pelan pundak Nashwa.

Nashwa membenarkan posisi berdirinya sejajar dengan kedua temannya. Ia menatap Nana dan Sarah secara bergantian dengan wajah yang penuh peluh.

"Mana Arjuna?" Tanya Nashwa tak menjawab pertanyaan dari Sarah dan juga Nana.

"Arjuna? Tuh," tunjuk Sarah kearah dimana Arjuna tadi berada, ia terperangah setelah melihat tidak ada lagi manusia disana.

"Mana?" Tanya Nashwa lagi tak menemukan seorangpun disana.

"Tadi dia disana," jawab Nana tak kalah kaget dengan Sarah.

"Iya, tadi dia disana," uecap Sarah lagi dengan keyakinan penuh.

Arjunashwa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang