Hari-hari bahkan bulan-bulan bahkan sudah satu tahun Arjuna lalui tanpa ada sedikit pun kabar tentang Nashwa, ia menjalankan hidupnya dengan normal. Namun ada satu yang berbeda, Arjuna yang sekarang sering kali di sebut teman-temannya sebagai Adrian dua. Itu semua karna sikapnya yang kini lebih cuek dan dingin, ia bahkan lebih parah dari saat SMA. Ia tidak suka bila ada cewek yang mendekatinya, satu pun, dan itu sudah menjadi peraturan hidup seorang Arjuna Daren Pradipta.
Semua tentang Arjuna nampak biasa saja, tapi tidak ada yang tau dengan hatinya, ia begitu merindukan Nashwa, ia begitu mendambakan perempuan tersebut kembali lagi padanya.
Setiap minggu, Arjuna pasti selalu mengunjungi makam Panji dan rumah Nashwa. Ia ingin selalu memastikan kepulangan Nashwa, walau selama satu tahun ini pun rumah itu tetap kosong.
Bahkan meski kini ia berhubungan baik dengan Bara pun, masih tetap tak ada kabar apapun tentang Nashwa-Nya. Mau setiap hari pun Arjuna bertanya, laki-laki yang kini baru saja menikah itu takkan mau mengatakan apapun.
Arjuna hampir putus asa mencari Nashwa, tapi hatinya tak mau berhenti, jantungnya bahkan begitu menjelaskan saat detakannya masih menggila saat nama Nashwa di sebut. Yah, Arjuna masih begitu mencintai seorang Nashwa Hanindya.
Di tahun kedua pun masih sama, bahkan hingga tahun ketiga, rasanya tetap tak berbeda. Ia masih begitu mencintai Nashwa-Nya.
Dan ini, ini adalah tahun ke empatnya, Arjuna sudah menyelesaikan kuliahnya, dan ia pun sudah mulai memimpin perusahaan Ayahnya.
Dan kini, laki-laki yang baru saja menginjak usia dua puluh dua tahun itu kini tengah sibuk berkutat dengan berkas-berkasnya di kantor. Ia begitu sibuk, bahkan kini waktunya hanya di isi dengan bekerja-bekerja dan bekerja.
Terdengar suara ketukan pintu, Arjuna mendongak dari berkas yang ia baca sebentar, lalu setelahnya mempersilahkan seseorang yang tengah mengetuk tersebut untuk masuk.
"Masuk."
Seorang wanita dengan pakaian kantornya masuk, dia skretaris Arjuna.
"Maaf, Pak. Di luar ada seorang wanita dan juga seorang anak kecil, dia mengatakan ingin menemui Bapak," skretaris Arjuna dengan hati-hati dan sopan menyampaikan pesan seorang wanita yang tadi menemuinya.
Arjuna terdiam sebentar, ia melihat ke arah skretarisnya tersebut.
"Suruh masuk."
"Baik, pak." Skretaris Arjuna keluar dengan sopan, tak lama kemudian seorang wanita dan seorang anak kecil masuk ke dalam ruangannya.
Anak kecil dengan jenis kelamin perempuan yang usianya masih sekitar tiga tahun itu berteriak girang, ia berlari mengahmpiri Arjuna yang kini tengah tersenyum menyambutnya.
"Yah nteng!" (Ayah ganteng)
Anak kecil perempuan tersebut berseru memanggil Arjuna."Halo Anak cantik," Arjuna keluar dari meja kerjanya, menghampiri Anak perempuan tersebut dan langsung menyambut pelukannya.
"Dia kangen banget sama kamu, pokoknya nggak bisa lagi di ajak kompromi suruh tunggu kamu pulang. Kamu juga sih, dia belum bangun udah di tinggal kerja," ucap perempuan yang tadi membawa Anak kecil tersebut.
Arjuna memandang perempuan tersebut, perempuan yang kini wajahnya sudah lebih dewasa dari pada dulu. Bukan hanya itu, sikapnya juga sudah mencerminkan wanita dewasa yang kini sudah menjadi Ibu. Dan dia adalah Bella.
"Maaf ya, Ayah tinggalin kamu." Arjuna membawa anak kecil tersebut dalam gendongannya, menciumi pipi gembulnya hingga membuat anak kecil tersebut kegelian.
"Anak cantik tadi nangis ya?" Tanya Arjuna begitu ia mendapati bekas-bekas air mata di pipi Anak perempuan tersebut.
"Eh, Ra angis, Mama Ayah," (heeh, Ra nangis, Mama marah) jelas anak perempuan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjunashwa (END)
Teen FictionKarna suatu insiden kecil yang pernah terjadi waktu mereka kelas sepuluh, Nashwa begitu menghindari yang namanya Arjuna Dareen Pradipta. Laki-laki tampan, idola seantero sekolah bahkan hingga luar sekolah. Laki-laki yang begitu di segani, banyak yan...