Hallo aku balik lagi!
Maaf lama up nya, soalnya lagi sibuk.
Happy reading!°•0•°
"Mami, ini gimana? Abang Ndak bisa," seorang bocah lelaki berusia tujuh tahun dengan sepasang sepatu di tangannya, menghampiri Nashwa yang kini tengah menata makanan di meja makan.
Nashwa menoleh, tersenyum lembut dan menghampiri anaknya, "sini, duduk dulu, biar Mami pasangin."
Bintang Azriel Pradipta, Anak pertama dari Arjuna dan Nashwa itu menuruti perintah Ibunya. Bocah lelaki yang sudah rapi dengan seragam sekolah SD itu mendudukkan diri di kursi.
"Anak ganteng Mami masa belum bisa masang sepatu," ucap Nashwa sambil memasang sepatu hitam tersebut pada kaki mungil Anaknya.
"Susah Mi, Abang Ndak bisa ikatnya," ucap Bintang kecil sambil memanyunkan bibirnya.
Nashwa terkekeh, Anaknya ini benar-benar copy paste Arjuna. Bahkan, foto Arjuna kecil dengan Bintang terlihat sangat mirip. Seperti dua anak kembar beda generasi.
"Coba Abang liat Mami masang," Bintang menuruti apa kata Maminya. Ia mendengarkan dan melihat dengan jeli bagaiman Ibunya menjelaskan dan mempraktekkan cara memasang tali sepatu.
"Selesai! Paham nggak?" Tanya Nashwa yang mendapat gelengan polos dari Anaknya.
Nashwa gemas, ia mencubit pelan kedua pipi gembul Bintang.
"SAYANG! KEMEJA BIRU AKU DI MANA?" Arjuna berteriak nyaring dari lantai atas.
Nashwa menggeleng, "bentar ya, Mami mau ngurusin Papi dulu," Bintang mengangguk, Nashwa beranjak dari tempat duduknya.
Setibanya ia di kamarnya dan Arjuna, Nashwa langsung mendapati Arjuna yang tengah mengobrak-abrik lemari. Untungnya pakaiannya tidak berhamburan.
"Yang, cariin dong," rengek Arjuna yang sudah lelah.
Nashwa menghela nafas, wanita itu berjalan kearah lemari, membuka lemari tempat menggantung pakaian dan mengambil sebuah kemeja biru dongker yang malam tadi ia gosok.
"Ini apa Papi, masa nggak ketemu," heran Nashwa sambil memberikan kemeja tersebut kepada Arjuna.
Arjuna setengah percaya setengah tidak, "kok bisa ada di situ, tadi Aku cari nggak ada Lo Yang."
"Kamu nyarinya nggak bener, sini aku pasangin."
Arjuna cengengesan, ia memberikan kemeja itu kembali pada Nashwa. Dengan telaten, Ibu satu anak itu memasangkan kemeja suaminya beserta dasinya.
"Gemoy banget sih, istrinya aku, pipinya makin gembul, jadi pengen gigit sampai lepas!" Gemas Arjuna sambil mencubit pipi Nashwa yang berisi.
"Ih sakit! Kamu tuh, nyebelin!" Kesal Nashwa sambil menjauhkan tangan Arjuna dari pipinya.
Arjuna terkikik, kembali menaruh tangannya di pinggang istrinya, memeluk erat Nashwa meskipun dasinya belum Nashwa rapikan.
"Jangan peluk-peluk dulu, dasi kamu belum rapi," Nashwa mengomel, menjauhkan tubuh Arjuna darinya.
Arjuna merengut, ia menunggu dengan sabar dasinya terpasang dengan apik. Dan setelah dasi itu terpasang apik di kerah kemejanya, Arjuna langsung kembali memeluk Nashwa, menggoyangkan tubuh menempel mereka berdua ke kanan ke kiri.
"Cinta banget sama istriku," gumam Arjuna dengan suara teredam karena wajahnya ia benamkan di ceruk leher Nashwa.
Nashwa hanya membiarkan, ia menepuk-nepuk punggung Arjuna. Ini adalah kebiasaan Arjuna setiap pagi sebelum berangkat kerja, jadi Nashwa sudah terbiasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjunashwa (END)
Genç KurguKarna suatu insiden kecil yang pernah terjadi waktu mereka kelas sepuluh, Nashwa begitu menghindari yang namanya Arjuna Dareen Pradipta. Laki-laki tampan, idola seantero sekolah bahkan hingga luar sekolah. Laki-laki yang begitu di segani, banyak yan...