"Sepertinya, terlalu sering bersamaku membuatmu jadi sedikit aneh."
-Nashwa Hanindya-°•●0●•°
Arjuna semakin tersulut emosi, hingga berakhirlah dengan satu bogem mentah yang mendarat tepat di rahang tegas Rangga.
Bugh!
Rangga terhuyung hingga membuat Nashwa yang di belakangnya terjatuh, tak tinggal diam iapun ikut melayangkan tinjuannya ke Arjuna namun masih mampu di tepis. Perkelahianpun terjadi tanpa ada yang berani memisahkan, Arjuna terus melayangkan tinjuannya dan beberapa mengenai perut, wajah, dan pelipis Rangga. Tak jauh berbeda dari Rangga, Arjuna juga mendapat dua pukulan di perutnya dan satu di wajahnya dekat bagian bibir.
Nashwa semakin mundur dengan ketakutan, ia langsung di sambut oleh Sarah dan juga Nana yang tak kalah ngeri melihat perkelahian antara Arjuna dan juga Rangga.
Aidil tak tinggal diam, melihat kondisi semakin memburuk ia langsung mencoba memisahkan kedua anak manusia tersebut.
"WOY BANTUIN!" Teriaknya sambil terus mencoba memisahkan Arjuna dan juga Rangga. Sudah beberapa kali ia berteriak tapi tak satupun ada yang membantunya.
Tak lama Johan dan Devanpun memasuki area kantin, melihat kericuhan yang terjadi akibat pertengkaran antara Arjuna dan juga Rangga, dengan tergesa-gesa keduanya berlari ingin memisahkan.
Cukup sulit jika sudah namanya Arjuna di kuasai emosi, dengan sekuat tenaga, Devan dan Johan memisahkan keduanya dengan cara menahan tubuh Arjuna.
"Udah Ar, udah!" Ucap Johan masih terus menahan tubuh Arjuna dari belakang dengan susah payah.
"Sadar! Sadar! Mau adu jotos jangan disini!" Pekik Devan menghalangi pandangan Arjuna agar tidak melihat Rangga dengan cara berdiri di hadapannya.
Ranggapun berhasil di tahan oleh Aidil, nafasnya naik turun dengan wajah yang sudah memar di beberapa bagian.
"Lepas!" Sentak Arjuna, ekor matanya mencoba melihat keadaan Nashwa.
Tak mendapat respon apapun, Arjunapun mencoba menurunkan emosinya. "Lepas, gue cuman mau liat keadaan Nashwa." Ucapnya dengan tenang tanpa berontak sedikitpun.
Devan menoleh ke belakang, melihat Nashwa yang tengah di tenangkan oleh Sarah dan juga Nana. Devan menghela nafas, memberi isyarat kepada Johan agar melepaskan Arjuna.
Setelah lepas dari kedua sahabatnya, Arjuna langsung saja menghampiri Nashwa, ia berjongkok di hadapan kursi yang Nashwa duduki. Wanita itu tampak ketakutan.
"Nashwa ..." Arjuna memanggil dengan lirih, ada sebersit rasa bersalah di hatinya. Tangannya mencoba menggapai lengan Nashwa, tapi wanita itu langsung menjauhkannya dengan wajah tertunduk tanpa mau menatap Arjuna.
"Nashwa jangan deket-deket dia," itu suara Rangga, sepertinya laki-laki itu masih ingin mencari masalah dengan Arjuna.
Arjuna menghela nafas sambil memejamkan mata, mencoba untuk tidak tersulut emosi untuk kali ini.
Nashwa mendongak, menatap rangga yang wajahnya sudah terdapat memar. Itu salahnya, andai Rangga tidak menolongnya mungkin wajahnya tidak akan seperti itu.
"Rangga, maaf ..." lirihnya kembali tertunduk, "dan makasih ..."
Ayolah Nashwa, Arjuna sudah susah payah mencoba meredam emosinya. Jangan katakan dua kalimat itu kepada Rangga, rasanya emosinya kembali mendidih sekarang.
Arjuna kembali menghela nafas, membuka matanya dan menatap Nashwa yang masih tertunduk. Arjuna berdiri, semuanya yang ada disana menjadi was-was, apalagi Nashwa, Sarah dan Nana. Ketiga wanita itu merupakan orang yang posisinya paling dekat dengan Arjuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjunashwa (END)
Teen FictionKarna suatu insiden kecil yang pernah terjadi waktu mereka kelas sepuluh, Nashwa begitu menghindari yang namanya Arjuna Dareen Pradipta. Laki-laki tampan, idola seantero sekolah bahkan hingga luar sekolah. Laki-laki yang begitu di segani, banyak yan...