01. Ruang Guru

220K 8.3K 486
                                    

"Laki-laki gantle nggak pernah malu bilang maaf dan ngaku atas perbuatannya yang salah."
~Nashwa Hanindya~

☆☆☆☆

Di beritahukan kepada Arjuna Dareen Pradipta dan Nashwa Hanindya untuk ke ruang guru sekarang juga.

Mendengar pengumuman itu Nashwa langsung tersedak kuah baksonya, dengan cepat-cepat ia mengambil gelas es berwarna kuning yang ada di samping mangkok baksonya, iapun meminumnya dengan pelan menggunakan sedotan.

"Wa! lo ada masalah sama Arjuna?" Tanya Sarah kaget mendengar nama Nashwa dan Arjuna di panggil ke ruang guru.

"Lo nggak nyari gara gara, 'kan ama Arjuna?" Tanya Nana lagi menatap lekat Nashwa yang duduk tepat di hadapannya.

Nashwa menaruh kembali gelasnya di atas meja, beralih menatap balik Sarah dan Nana yang duduk di hadapannya. "Boro boro nyari masalah, gue ngeliat tu orang aja males!"

"Terus, kenapa lo ama dia di panggil?" Tanya Nana lagi.

"Gue nggak tau Na, gue bukan cenayang."

"Hm... kalo olimpiade matematika bareng... itu nggak mungkin deh," ucap Sarah bergeleng kepala. Nashwakan jika olimpiade matematika selalu bersama dengan Tio, murid laki-laki berkaca mata bulat tebal dan selalu rapi.

"Dih. Kayak lo mugkin aja," kata Nana. " lo aja tukang contek!"

"Arjuna itu sebenarnya pinter matematika, pelajaran lain aja dia pinter. Tapi dianya males," sambung Nana membela Arjuna. "Nggak kayak lo, bangor!" Hardik Nana menatap Sarah yang duduk di sampingnya.

"Bodo! Dodol-dodol gini kalo belajar gue juga bisa pinter."

"Pinter ngibul!" Timpal Nashwa berdiri melangkah keluar dari kursinya, berniat akan membayar bakso dan esnya.

"Mentang pinter lo ya, gue kuras isi otak lo entar;" teriak Sarah karna Nashwa sudah agak jauh darinya.

"Pake mau nguras otak Nashwa segala, otak lo tu bersihin dulu biar nggak karatan. Lo cuci, sikat, kapan perlu lo laundry," ujar Nana beranjak pergi mengikuti Nashwa.

"Ngaca dodol garut, lo juga sama!" Kata Sarah yang juga ikut meninggalkan meja yang tadi mereka gunakan untuk makan.

••••

"Kenapa lo di panggil sama Nashwa Ar?" Tanya johan kepada Arjuna yang masih sibuk menghabiskan mie ayamnya.

"Wah ... lo nggak nyari masalah lagikan sama tu cewek?" Sambung Bimo menanyai.

"Nggak mungkin Arjuna nyari masalah sama cewek. Orang moto hidupnya aja anti cewek, mau nyari masalah sama cewek. Nggak mungkin!" Sahut Devan yang baru saja datang dengan membawa segelas es teh di tangannya.

"Bener lo Pan. Arjuna, 'kan sukanya ama modelan cowok kaya Adrian. Bukan cewek kaya Nashwa," timpal Bimo terkekeh geli. Adrian nampak kesal namanya di bawa-bawa.

"Lo kira gue homo!" Kesal Arjuna menyosrop es teh yang baru saja di letakkan Devan di atas meja.

"Minum gue pea'," ucap Devan merebut kembali minumannya dari tangan Arjuna.

"Buset lo Pan, dikit doang."

"Sisanya yang dikit!" Kesal Devan melihat minumannya tinggal sedikit.

Arjunashwa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang