"Terkadang orang sering lupa. Susahnya dimana? Senangnya dimana? Jahat bukan? Disaat kita mencoba selalu ada, mereka malah seolah lupa saat punya segalanya."
#me
☆☆☆☆☆
Nashwa sekarang tengah duduk di depan mini market menunggu Arjuna yang sedang membeli sesuatu di dalam. Kenapa Nashwa bisa bersama Arjuna? Ya karna tadi ia harus mengajari Arjuna seperti biasa terlebih dahulu, karna hari sudah sore dan Nashwa takut jika di jalan ada penjambret seperti kemarin. Alhasil Nashwa menerima saran Bu Siti untuk di antar pulang oleh Arjuna.
"Permisi Kak," sapa seorang anak laki-laki di ikuti oleh anak perempuan di belakangnya. Anak laki-laki tersebut membawa sebuah uku lele dan anak perempuannya membawa sebuah kaleng berukuran sedang.
Saat anak laki-laki itu mulai memetik gitar dan ingin mengeluarkan suaranya, Nashwa dengan segera menghentikan. "Eh Dek, jangan nyanyi disini. Kakak nggak punya uang lagi buat ngasih kalian berdua," ucap Nashwa tak enak hati. Tapi ia jujur, ia memang tak punya uang lagi karna tadi sudah di belikannya beng-beng.
"Yah .... terus kita kemana Bang? Kita, 'kan baru dapat segini," anak perempuan tersebut berujar kecewa dengan melihat kaleng uangnya yang hanya berisi lima lembar uang dua ribuan.
"Kita kewarung depan itu aja ya ..." bujuk anak laki-laki tersebut sambil menunjuk sebuah warung pecel lele di sebrang jalan. "Yaudah Kak, kita permisi ..." pamitnya lagi ingin berlalu pergi dengan menggandeng tangan anak perempuan tersebut.
Nashwa merasa tak enak hati sekaligus kasihan. Ia juga melihat berapa lembar uang yang mereka dapatkan. Ini juga sudah mulai sore, bagaimana jika ada orang jahat nantinya yang mengganggu kedua anak kecil tersebut.
"Eh Dek, tunggu deh," Nashwa mengahampiri kedua anak kecil tersebut.
"Kenapa Kak?" Anak laki-laki itu bertanya sambil memutar balik arah tubuhnya menghadap Nashwa.
"Kakak boleh bantu kalian nggak?" Tanya Nashwa hati-hati.
"Bantu apa Kak?" Gantian anak perempuan bertanya.
"Bantu ngamen. Kata temen-temen sama Abang Kakak. Suara Kakak lumayan, jadi bolehkan bantu kalian?"
"Nggak usah Kak, nanti Kakak repot. Banyak orang juga, nanti Kakak malu," tolak anak laki-laki tersebut cepat.
"Iya Kak, nanti Kakak cantik malu."
"Nggak, Kakak nggak malu. Orang kamu yang imut gini aja nggak malu," kilah Nashwa mencubit pelan pipi anak perempuan tersebut.
"Yaudah ayok ..." ajak Nashwa menggandeng tangan kedua anak kecil tersebut.
"Tapi Kak___"
"Udah, nggak ada tapi-tapian. Pokonya kakak mau bantu kalian," potong Nashwa cepat sebelum anak laki-laki itu kembali mengeluarkan alasannya untuk tidak memperbolehkan Nashwa membantu mereka. Nashwapun dengan gembira membawa kedua anak kecil tersebut menyebrang jalan dan menuju warung pecel lele.
Sesampainya disana, Nashwa langsung mengabil alih ukulele berwarna biru muda yang sedari tadi di pegang oleh anak laki-laki yang usianya kira-kira sekitar 7-8 tahun.
"Permisi Mbak-Mas, Adek-Kakak, Mamang. Saya numpang ngamen ya ..." pinta Nashwa ramah.
"Oh silahkan Neng ..." Mamang penjula pecel lele tersebut mengizinkan Nashwa dengan sangat ramah. Nashwapun segera mengambil alih tempat duduk menghadap para pembeli yang sedang memakan pecel lele mereka.
Nashwa mulai memetik senarnya hingga menciptakan bunyi yang indah. Iapun mulai bernyanyi mengeluarkan suaranya yang memang enak di dengar.
Aku di sini
Walau letih, coba lagi, jangan berhenti
Kuberharap
Meski berat, kau tak merasa sendiri
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjunashwa (END)
Teen FictionKarna suatu insiden kecil yang pernah terjadi waktu mereka kelas sepuluh, Nashwa begitu menghindari yang namanya Arjuna Dareen Pradipta. Laki-laki tampan, idola seantero sekolah bahkan hingga luar sekolah. Laki-laki yang begitu di segani, banyak yan...