"Senyummu jadi canduku, bahagiamu jadi tujuanku."
-Arjuna Dareen Pradipta-🐒
Nashwa meringis ngilu saat kapas yang telah ia teteskan alkohol menyentuh luka di buku-buku jari Arjuna. Tangan pria itu terluka karna tadi ia sempat meninju tembok saat melampiaskan amarahnya.
Dengan keadaan rumah yang sudah bersih karna tadi sudah di bereskan oleh para pekerja yang bekerja di rumahnya, Arjuna dan Nashwa kini beralih duduk ke taman belakang rumah dengan Nashwa yang sedari tadi sibuk mengobati luka Arjuna.
"Sakit nggak?" Tanya Nashwa.
"Nggak, yang sakit sini gue." Arjuna menunjuk hatinya dengan sebelah tangannya yang bebas.
"Pengen ngobatin tapi nggak tau caranya," kekeh Nashwa lalu kembali melanjutkan kegiatannya.
"Lo selalu ada di samping gue aja itu udah cukup kok," ucap Arjuna yang mampu membuat jantung Nashwa menggila.
Tak ingin tenggelam lebih dalam pada sorot mata Arjuna yang bisa ia rasakan penuh luka. Nashwa memilih menunduk, melanjutkan kembali kegiatannya.
"Beres!" Ucap Nashwa setelah ia selesai membalut tangan Arjuna dengan kain kasa.
Arjuna melihat tangannya, "entar jangan lupa diganti," Nashwa berucap sambil membereskan kotak p3k yang tadi ia gunakan.
"Emm ... sorry ya, gue jadi denger semuanya." Ucap Nashwa merasa tak enak akan kejadian tadi yang tak seharusnya ia lihat dan dengar.
"Nggak masalah, sekarang kita impas. Lo tau cerita hidup gue, dan gue tau cerita hidup lo." Ucap Arjuna sambil memandang jauh ke depan sana.
Nashwa terkekeh, "bener juga," ucapnya setelahnya.
"Juna," panggil Nashwa membuat si empunya nama menoleh. "Kalo lo butuh sandaran dan dekapan, gue selalu siap kapanpun lo butuh. Gue juga siap nampung semua cerita lo, apapun itu," ucap Nashwa menirukan kalimat Arjuna.
Arjuna terkekeh, mengacak rambut Nashwa dengan pelan. "Hapal banget sama kalimat gue."
Arjuna berdiri, mengulurkan tangan kirinya yang tidak terdapat luka kearah Nashwa.
Nashwa mengernyit bingung. "Kenapa?" Tanya Nashwa tak paham.
"Ikut gue, gue mau tunjukin sesuatu," mendengar perkataan Arjuna, Nashwa langsung meraih tangan laki-laki itu.
Mereka berjalan dengan tangan bertautan, Arjuna terus menuntun Nashwa untuk mengikuti langkahnya. Tak lama kemudian Arjuna berhenti di sebuah tempat yang ia sebut dari tadi dengan kata 'sesuatu'.
Nashwa melebarkan matanya penuh binar, mulutnya sedikit terbuka kecil saat melihat pemandangan yang ada di hadapan Arjuna.
"Ini ..." Nashwa tak bisa berkata-kata lagi.
"Ini taman bunga punya Mama gue. Bagus nggak?"
"Bagus banget!" Nashwa menjawab riang.
Bagaimana tidak bagus, taman bunga tersebut di penuhi dengan berbagai macam bunga. Meskipun di malam hari, tapi adanya lampu penerangan membuat suasananya malah terlihat semakin indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjunashwa (END)
Teen FictionKarna suatu insiden kecil yang pernah terjadi waktu mereka kelas sepuluh, Nashwa begitu menghindari yang namanya Arjuna Dareen Pradipta. Laki-laki tampan, idola seantero sekolah bahkan hingga luar sekolah. Laki-laki yang begitu di segani, banyak yan...