20. Arjuna genit!

45.5K 3.9K 13
                                        

"Miskin dan sederhana itu beda, begitupula kaya dan banyak gaya. Mereka serupa, tapi beda rasa."
_me_

Hari ini mereka pulang lebih cepat dari biasanya. Nashwa rencananya akan nebeng dengan Nana dan menghindari Arjuna.

Ketiga manusia itu kini tengah berada di parkiran sambil menunggu Nana mengeluarkan mobilnya, sarah juga ikut Nana karna  rumah mereka searah, sedangkan Nashwa, ya ... dirinya akan ikut ke rumah Nana.

"Ayo masuk," ucap Nana kepada kedua sahabatnya setelah mobilnya keluar dari parkiran.

Sarah sudah masuk duluan, giliran Nashwa juga ingin masuk dan duduk di belakang. Baru saja tangannya ingin membuka pintu mobil. Tiba-tiba saja sesuatu mendarat di punggungnya hingga membuatnya meringis.

"Aws, APA-APAAN SIH, SIAPA YANG NGELEMPAR?!" Murka Nashwa berbalik badan hingga menemukan sosok Arjuna tengah berdiri tak jauh darinya dengan kedua tangan menyilang di depan dada.

Nashwa nyengir lebar hingga menampakkan gigi gingsulnya yang selalu membuat senyumnya menjadi semakin manis, ia meringis, menggaruk kepalanya yang tak gatal. Gagal sudah acara kabur-kaburan nya, sementara Sarah dan Nana yang melihat dari dalam mobil nampak sedikit was-was dan gugup, bagaimana jika nanti Arjuna murka.

"Mau kabur? Mau dapat hukuman?" Tanya Arjuna serkas.

"N-nggak, j-jangan, gu-gue cuman nganterin Sarah sama Nana doang kok," elak Nashwa sedikit gugup.

"Ikut gue atau gue hukum lo! Hari ini jadwal lo bersihin apartemen gue."

"Iya-iya," gerutu Nashwa lalu setelahnya berpamitan kepada kedua sahabatnya yang terlihat cukup berat melepaskan Nashwa pergi bersama Arjuna.

"Sepatu lo pakek!" Ucap Arjuna dengan nada datarnya kepada Nashwa yang berjalan menghampirinya tanpa mengambil sepatu yang tadi ia lempar.

"Mana?" Tanya Nashwa.

"Belakang lo! Buruan!" Nashwapun menoleh ke belakang dan ternyata sepatunya memang ada, rupa-rupanya Arjuna melemparnya dengan sepatu miliknya. Iapun memakainya dengan cepat sebelum Arjuna kembali mengomel. Setelah terpasang, dengan cepat Nashwa mengahmpiri Arjuna yang sudah menunggunya di atas kuda besinya. Nashwa pun naik dan motorpun langsung melaju menuju apartemen Arjuna.

••••

Sesampainya di sana, Nashwa di buat tercengang melihat bentukan apartemen Arjuan yang sudah seperti kapal pecah. Bungkus-bungkus jajanan, makanan cepat saji, minuman, semua berserakan di atas meja  hingga jatuh ke lantai. Bahkan baju-baju kotor bersampir di atas sofa, Nashwa pun beralih berjalan ke dapur.

Huft, Nashwa bisa encok jika begini, piring kotor numpuk, baju kotor juga numpuk, lantainya berdebu dan kotor. Huaaaa, rasanya Nashwa ingin menangis sajalah. Ini baru dapur dan ruang tengah, belum lagi kamar Arjuna yang pastinya akan sangat berantakan. Ingin sekali Nashwa menyuruh Arjuna pulang ke rumah agar ia tidak perlu repot membersihkan apartemen. Tapi apalah daya nya, ia hanya babu, mana ada babu ngatur-ngatur majikan. Kan kebalik.

Dengan senyum miris Nashwa pun memulai pekerjaannya, ia memilihi sampah-sampah yang ada di dapur lalu kemudian beralih ke ruang tengah. Nashwa memungutnya tanpa ada yang tertinggal. Bersihlah sudah, tinggal ia sapu saja setelahnya.

Arjuna? Laki-laki itu baru keluar dari kamarnya, penampilannya terlihat lebih fresh, sepertinya laki-laki itu habis mandi. Arjuna pun duduk di sofa lalu kemudian menyalakan tv dan menontonnya. Sementara Nashwa, wanita itu sudah kembali ke dapur untuk memasak.

Tok tok tok

Mendengar pintunya di ketuk, Arjuna pun langsung memanggil Nashwa untuk membukakannya.

Arjunashwa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang