40. Tentang Keluarga Pradipta

32.6K 3.1K 10
                                    

"Terkadang, yang lebih banyak diam tanpa banyak berkeluh kesah, mereka adalah orang yang paling banyak menyimpan masalah."
-Arjuna Dareen Pradipta-

°•0•°

Genderuwo💀
Siap-siap, gw otw

Anda
Eh, mau kemana?

Genderuwo💀
Kepo
Dahsih jangan banyak nanya
Gw sampe lo harus udah siap

Anda
Nggak bisa gitu dong
Gue 'kan harus izin dulu sama Abang

Genderuwo💀
Itu urusan gue
Buruan, gue otw

Anda
Eh, woy! Bilang dulu mau kemna
Juna!!
Woy!!
Tai.

"Ish, offline lagi. Pasti udah di jalan, nggak jelas banget sih! Nggak di bolehin Abang baru tau!" Nashwa bersungut-sungut sambil menatap chat room ia dan Arjuna.

Mendengus sebentar, Nashwa akhirnya bangkit dari kasurnya menuju lemari, mengambil sebuah celana jeans panjang berwarna hitam dan sebuah hoodie berwarna maroon.

Usai mengenakan pakaiannya, Nashwa beranjak menuju cermin, sedikit memoles wajahnya dengan bedak dan tak lupa mengenakan lipblam.

"DEK, ARJUNANYA UDAH DATENG NIH. BURUAN TURUN," teriakan dari Abangnya membuatnya harus mengelus dada. Membuat kaget saja. Arjuna lagi, entah menggunakan kekuatan apa ia bisa sampai secepat ini.

Tak ingim berlama-lama, Nashwapun akhirnya turun. Di ruang tamu sana sudah terdapat Arjuna dan Abangnya yang tengah berbincang.

"Kalian couple-an?" Tegur Panji begitu melihat penampilan Nashwa dan Arjuna.

Arjuna memakai celana jeans berwarna hitam, kaos pendek berwarna maroon yang di lapisi jaket denim, dan tak lupa sepatunya yang juga sama seperti Nashwa---berwarna putih.

"Mana ada! Juna tuh yang nyamain aku," ucap Nashwa pada Abngnya.

Arjuna tak terima di tuduh, "enak aja, yang duluan nyampe disini itu gue. Lo kali yang ngintip dari atas terus nyamain gue."

"Nggak-"

"Udah-udah, jadi pergi nggak?" Panji melerai, mengingatkan keduanya untuk segera pergi agar tidak pulang kemalaman.

"Yaudah, Bang. Gue sama Nashwa pamit," Arjuna meraih tangan Panji dan menciumnya. Disusul oleh Nashwa setelahnya.

"Nashwa pergi dulu ya," pamitnya yang langsung dihadiahi kecupan di keningnya. Sudah kebiasaan, jadi sulit untuk di tinggalkan.

"Jam sembilan Nashwa udah harus ada di rumah," peringat Panji kepada Arjuna.

"Siapa Bang!" Arjuna memberi hormat singkat kepada Panji.

Usai mendapat anggukan dari Panji, Arjuna langsung meraih tangan Nashwa. "Assalamualaikum Bang."

"Waalaikum salam," Panji mengikuti langkah Arjuna dan Nashwa hingga sampai ke teras.

Arjunashwa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang