44. Salah Paham

33.9K 2.7K 35
                                        

"Kalo le minerale kaya ada manis-manisnya, kalo cemburu kaya ada nyeri-nyerinya."
-Nashwa Hanindya-

🖎

Nashwa kembali mengecek ponselnya entah untuk yang keberapa kali, ia hanya ingin memastikan ada notif balasan dari Abangnya. Kemarin Abangnya hanya pergi selama tiga hari, setelah lima hari berada di rumah, Abangnya kembali pergi. Dan sekarang, bahkan sudah hampir dua minggu Abangnya belum juga pulang.

Nashwa cemas, tentu saja. Abangnya tidak pernah sekalipun pergi ke luar kota hingga berminggu-minggu. Bahkan, ia sudah menyelesaikan try out-nya, hanya tinggal menunggu ujian akhir yang akan di mulai besok, dan setelahnya ia akan lulus.

"Hey, kenapa?" Arjuna menyentuh puncuk rambut Nashwa untuk menyadarkan perempuan itu.

Saat ini, mereka tengah berada di halaman rumah singgah yang biasa mereka datangi setiap hari minggu. Dan sekarang, mereka kembali berkunjung kesini, bahkan bersama Sarah dan Nana, dan bonusnya, bahkan ada pacarnya Adrian yang ikut.

Kedua perempuan itu sibuk bermain bersama anak-anak perempuan, sementara yang laki-laki, mereka bersama Adrian, Johan, Bimo dan Devan. Hanya Arjuna dan Nashwa saja yang tak melakukan apa-apa dan hanya menonton saja.

Arjuna hanya cemas, sedari tadi Nashwa terus murung dan tak bersemangat, bahkan meski ia sudah membawanya ke rumah singgah ini.

Nashwa menggeleng, memasang senyum yang terlihat sekali di paksakan.

"Bang Panji, ya?" Tanya Arjuna.

Nashwa menghela nafas, "dari semalem chat aku belum di baca, belum di bales, bahkan Abang nggak online," ucap Nashwa dengan mata berkaca-kaca. Ia sunggu khawatir, ia takut sesuatu hal buruk menimpa Abangnya.

Selama seminggu belakangan, Arjuna dan Nashwa memang memutuskan untuk menggunakan aku-kamu. Itu semua juga karna Nashwa yang memaksa, katanya, penggunaan panggilan lo-gue itu tidak enak di dengar, tidak seperti orang pacaran.

Apalagi, beberapa kali Nashwa menemui banyak sekali perempuan yang masih coba-coba untuk mendekati Arjuna. Bahkan Laura, wanita itu masih tetap gigih mencoba merebut Arjuna. Maka dari itu, Nashwa ingin mereka terlihat lebih romantis agar para pengganggu-pengganggu di hubungan mereka mundur dengan sendirinya.

"Bang Panji pasti bakal baik-baik aja, 'kan kamu udah mastiin sama sekretarisnya. Katanya juga Bang Panji lagi sibuk-sibuknya, jadi wajar kalo nggak sempet megang handphone." Arjuna mencoba memberi pengertian, menjelaskan kembali apa yang skretaris Panji katakan.

"Stay positive thinking, oke?" Nashwa mengangguk, membuat Arjuna menggerakkan tangannya untuk mengelus rambut Nashwa yang tergerai indah.

"WOI! PACARAN MULU, MAIN SINI!" Johan meneriaki Arjuna dan Nashwa, membuat kedua sejoli itu memandang malas kearah Johan.

Arjuna berdiri, mengulurkan tangan kearah Nashwa yang langsung di sambut dengan senang hti oleh perempuan tersebut.

Keduanya berjalan menuju arah anak-anak yang tengah bermain, Nashwa melepas genggamannya, beralih menuju Sarah dan Nana yang tengah bermain kejar-kejaran bersama anak-anak perempuan. Sedangkan Arjuna, laki-laki itu mulai menendang bola yang menggelinding kearahnya, membuat permainan sepak bola mereka kembali di mulai dengan Arjuna masuk sebagai pemain baru menggantikan Bimo yang sudah kelelahan.

••••

Setelah dari rumah singgah, kini Arjuna, Nashwa dkk sedang berada di salah satu restoran yang cukup di gandrungi kalangan remaja.

"Gue nggak nyangka sih, cowok-cowok kaya kalian ini ternyata punya rumah singgah sendiri," ucap Sarah sambil melahap makanannya.

"Makanya, jangan menila orang dari luarnya aja, mentang-mentang kita di sekolah begajulan terus di sama-samain sama real life kita." Ujar Johan sambil menjitak kening Sarah, membuat wanita itu mendengus sebal.

Arjunashwa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang