"Senyummu bahagiaku, Nashwa Hanindya."
-Arjuna Dareen Pradipta-°•●0●•°
Sudah tiga minggu berlalu sejak kematian Panji, dan semuanya berjalan seperti biasanya---kecuali Nashwa. Perempuan itu seperti sebuah raga yang kehilangan nyawa, ia tak lagi banyak bicara, ia tak lagi suka bercanda, tertawa dan tersenyum. Nashwa seolah mati, dan hal itu membuat teman-temnanya sekaligus Arjuna merasa cemas setiap harinya.
Bahkan saat perpisan pun Nashwa hanya datang sebentar, sekiranya kehadirannya sudah di ketahui, maka yasudah setelahnya ia pulang.
Dan di sinilah Nashwa sekarang, menjalankan hari minggunya seperti biasanya, bersama Arjuna dan juga teman-teman mereka, jangan lupakan para anak kecil tersebut yang asik bermain. Setidaknya, minggu ini cukup baik untuk Nashwa.
"Kamu nggak ikut main?" Tanya Arjuna kepada Nashwa yang tengah duduk tepat di sampingnya, mereka berdua sama-sama mengawasi permainan para anak-anak di lapangan.
"Aku disini aja," jawab Nashwa tanpa menoleh ke Arjuna.
Masalah hubungan mereka sudah clear semuanya sudah membaik sejak kemarin, dan itu cukup membuat Arjuna lega.
"Kak Nashwa, ayo main, Kak!"
"Ayo Kak, main!"
"Ayo Kak Nashwa!"
Anak-anak berteriak, di komandoi oleh Debi, beberapa anak perempuan menghampiri Nashwa dan membawa perempuan tersebut berdiri dan menuntunnya ke lapangan.
Meski awalnya menolak, Nashwa akhirnya mengikut juga, tak enak bila ia harus menolak anak-anak ini pasti nanti mereka sedih.
Arjuna tersenyum bahagia melihat Nashwa mulai membaur dengan permainan anak-anak. Ia berdiri, ikut menyusl ke lapangan dan bergabung dengan anak-anak.
Mereka main kejar-kejaran, dan kali ini Arjuna kena, dengan lari yang tidak terlalu kencang Arjuna mengejar anak-anak tersebut, melihat Nashwa juga ikut berlari, Arjuna memilih mengejar perempuan tersebut.
Nashwa tertawa senang saat ia berhasil menghindari Arjuna hingga membuat laki-laki tersebut malah menangkap Bimo, Bimo tak terima, ia bergerak cepat kembali mengejar Arjuna yang tak jauh darinya hingga laki-laki itu kembali kena.
Karna sudah terlanjur kena lagi, Arjuna kembali mengejar Nashwa, membuat perempuan itu harus berlari dan bersembunyi di balik tubuh anak-anak.
"Dapet!" Ucap Arjuna ketika ia berhasil menangkap Nashwa dan memeluknya dari belakang.
Nashwa tertawa kencang saat Arjuna melah menggelitikinya, membuatnya berteriak kegelian dalam pelukan Arjuna. Di sela-sela menggelitiki Nashwa, Arjuna tersenyum bahagia melihat tawa dan senyum perempuan itu kembali. Ia rindu, rindu Nashwa-nya yang ceria, Nashwa-nya yang selalu bahagia dan Nashwa-nya yang selalu mampu membawa kehangatan padanya.
Di tempat yang sama itu pula, Sarah dan Nana ikut bahagia melihat kebahagiaan Nashwa. Mereka sungguh lega, lega karana Nashwa tak benar-benar mati dalam kesedihannya.
••••
Sepulangnya dari rumah singgah, Nashwa memutuskan untuk pergi menemui Bara di kantor Abangnya. Ia ingin membicarakan sesuatu hal yang penting dengan laki-laki itu, dan Nashwa pun memilih pergi sendiri tanpa Arjuna ataupun kedua sahabatnya.
Nashwa memasuki gedung megah tersebut, sudah lama ia tak mendatangi tempat ini, dan sepertinya semua masih sama.
Nashwa berjalan tenang, tanpa ekspresi apapun di wajahnya. Dulu, saat masih ada Panji, Nashwa akan dengan riang memasuki kantor ini, menyapa para karyawan, menebar senyum dan juga sambutan hangat dari para karayawan Panji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjunashwa (END)
Teen FictionKarna suatu insiden kecil yang pernah terjadi waktu mereka kelas sepuluh, Nashwa begitu menghindari yang namanya Arjuna Dareen Pradipta. Laki-laki tampan, idola seantero sekolah bahkan hingga luar sekolah. Laki-laki yang begitu di segani, banyak yan...