Menyesal

974 82 17
                                    


Felix membuka ponselnya dan menerima file dari nomor yang tidak di kenalinya, dengan segera Felix membuka File tersebut dan ia langsung terkejut melihat isi File tersebut yang merupakan File kiriman dari Harumi yang berisi kebusukan Tasya.

Grep

Seseorang memeluk Harumi dari belakang orang itu tak lain dan tak bukan adalah Vian orang yang berstatus sebagai sepupu Bastian, Vian selama ini sudah memberi tahu teman temannya agar tidak berurusan dengan Harumi namun teman temannya tetap tidak mendengarkan Vian.

Itu sebabnya setiap Phonix dan TM tawuran atau berkelahi Vian selalu tidak ada karena ia tidak ingin melukai sepupunya.

Vian juga mengenal Harumi dari Bastian, karena Bastian selalu menceritakan tentang Harumi kepada Vian, Harumi pun sama ia mengenal Vian dari Bastian dan mereka cukup dekat maka dari itu Vian memberanikan diri untuk menghampiri Harumi dan menenangkannya.

"Be udah" ucap Vian dengan memeluk Harumi kelakuan Vian pun membuat anggota Phonix terkejut karena setelah Harumi di peluk Vian Harumi benar benar berhenti.

"Udah ya Bastian pasti gak suka liat lo kaya gini" ucap Vian dengan mengelus rambut Harumi.

Harumi hanya diam saja mendengar ucapan Vian, ia ingin menangis namun ia tahan ia tidak ingin terlihat lemah di depan musuhnya.

"Udah ya, sekarang kita pulang bersihin diri kamu terus kita ke makam, maafin Tasya" ucap Vian.

Harumi pun menarik napasnya dan tersenyum manis di hadapan Vian dan menganggukki ajakan Vian.

"Yu" ucap Vian dengan merangkul Harumi.

Baru 3 langkah mereka meninggalkan tempat Harumi langsung berbalik dengan tangan Kiri yang memegang pistol dan mengarahkannya ke Tasya.

"Be jangan"  Dor"ucap Vian terpotong oleh suara tembakan dari pistol milik Harumi.

"Ayo pulang" ucap Vian dengan menarik tangan Harumi.

Harumi menggelengkan kepalanya dan berlari ke arah Felix yang masih syok.

"Kalo bukan karna Bunda lu udah mati dari dua minggu yang lalu" ucap Harumi dengan senyum manis di akhir.

"Bye" ucap Harumi yang langsung meninggalkan Felix.

Felix terdiam mendengar ucapan Harumi ia sedikit tersentak ketika mendengar Harumi membawa ibunya berarti selama ini Harumi ingin membunuh Felix namun ia urungkan karena ia mengenal ibu Felix.

Saat ini perasaan Felix benar benar kacau ia benar benar merasa bersalah kepada Harumi yang menghargai ibunya namun ia malah membunuh orang terdekat Harumi.

Skip...

Saat ini Harumi sedang berada di makam Bastian, hari semakin gelap tapi Harumi masih tidak ingin meninggalkan makam, Vian dan Arya sudah membujuk Harumi berkali kali namun Harumi tidak menggubrisnya Harumi tatap masih ingin berada di makam.

"Be ayo pulang" ucap Aldi.

"Kalian duluan aja" ucap Harumi dengan suaranya yang sudah serak.

"Kita gak mau lu sakit be" ucap Ridwan.

"Gua gak bakal Sakit gua janji sama kalian, kalian duluan aja" ucap Harumi.

"Tapi be" ucap Vian.

"Duluan" ucap Harumi dengan nada dinginnya, dengan berat hati Arya dkk dan Vian pun meninggalkan Harumi di makam Bastian.

Harumi menangis lagi di sana, bahkan tangisannya lebih deras dari sebelumnya, saat tangisan Harumi makin deras tiba tiba ada angin Hangat yang menerpanya detik itu juga Harumi menghentikan tangisannya.

"Pergilah gua ikhlas, jangan khawatirrin gua, gua gak papa di sini" ucap Harumi.

Huuuuuu

Harumi menarik nafasnya.

"Selamat tidur pangeran ku, mimpi indah di sana, semoga lu bisa ketemu orang tua lu di sana, bilang sama orang tua lu hiks, kalo gua sayang sama lu hiks hehe gua cengeng ya" ucap Harumi dengan mengusap kasar air matanya.

"Gua pulang dulu tidur yang nyenyak mimpi indah, jangan lupa kunjungi gua di mimpi gua malam ini" ucap Harumi dengan meneteskan air matanya di atas batu nisan bertuliskan Bastian Anggara.

Setelah mengucapkan perpisahan dengan Bastian Harumi pun berdiri dari duduknya untuk pulang ke rumah karena badannya sudah benar benar bau anyir akibat dari darah.

Harumi pulang menuju rumahnya dengan menggunakan motor dan helm milik Bastian ia akan menyimpannya dan tidak mengizinkan siapa pun memakai motor ini selain dirinya.

Sesampainya di rumah Harumi langsung masuk ke rumahnya dan melihat kakanya sedang duduk menunggu dirinya pulang, saat melihat Harumi pulang dengan keadaan baju penuh darah Shiro pun langsung menghampiri Harumi dan memeluknya.

"Kenapa di baju kamu banyak darah?" Ucap Shiro dengan nada lembutnya.

Hiks hiks hiks Harumi pun menangis kembali di pelukan Shiro, Shiro pun mengeratkan pelukannya.

"Ada apa cerita sama koko" ucap Shiro.

"Koko hiks hiks" tangis Harumi.

"Iya, kenapa hmm" ucap Shiro yang masih memeluk Harumi dengan erat.

"Tadi pulang sekolah - " Harumi pun menceritakan semuanya kepada Shiro sambil menangis tentunya, Shiro berusaha sabar karena sebenarnya ia ingin balas dendam kepada orang yang telah berani beraninya membuat sahabat adiknya meninggal dan membuat adiknya menangis.

20 menit Harumi menangis dan Shiro masih setia memeluk dan menenangkan adiknya ini.

"Udah tenang?" Ucap Shiro ketika melihat Harumi selesai dari menangissinya.

"Kalo gitu sekarang, kamu ganti baju, nanti koko obatin lukanya" ucap Shiro yang di anggukki Harumi.




























Hay hay hay jangan lupa vote yaa makasih....

Harumi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang