Koko

989 79 8
                                    


Setelah mandi dan mengganti baju nya Harumi masuk ke kamar kakanya di mana sang pemilik kamar sedang menyiapkan p3k untuk adiknya.

"Sini koko bersihin" ucap Shiro dengan menepuk ranjang sebelah tempatnya duduk agar adiknya duduk dan ia dapat membersihkan luka adiknya.

"Lain kali hati hati ya" ucap Shiro.

"Iya" ucap Harumi.

"Iya nya ia di lakuin lagi apa iya gak di lakuin lagi?" Ucap Shiro.

"Iya di lakuin lagi" ucap Harumi dengan senyum jahilnya.

"Kamu ini nanti kalo luka lagi gimana" ucap Shiro dengan menyentil jidat Harumi.

"Ya nanti koko obatin" ucap Harumi santai.

"Kalo nanti koko gak ada di sisi kamu gimana?" Ucap Shiro.

"Koko mau ninggalin aku?" Ucap Harumi dengan wajah sedihnya.

"Bukan gitu Haru, maksud koko nanti kan koko nikah jadi koko gak akan punya waktu banyak sama kamu" ucap Shiro yang berusaha merubah topik.

"Ahh koko jangan nikah sekarang sekarang" ucap Harumi yang langsung memeluk kokonya.

  Shiro yang tak tega melihat Harumi pun hanya dapat mengiyakan keinginan Harumi, karena sebenarnya keluarga kandung Shiro udah meminta maaf kepada Shiro dan Shiro pun memaafkan mereka, namun mereka meminta Shiro untuk kembali lagi untuk tinggal bersama mereka.

"Iya nggak ko" ucap Shiro.

"Ko besok kita jalan jalan yu" ucap Harumi dengan wajah melasnya, Shiro tau sebenarnya Harumi ingin menenangkan dirinya agar tidak mengingat Bastian.

"Ayo kebetulan koko juga bosen di rumah" ucap Shiro berbohong padahal ia hanya ingin membuat adiknya senang.

"Kita ke Bali yu ko" ucap Harumi.

"Ngapain kalo cuma mau liat Air mah di kamar mandi juga ada" ucap Shiro.

"Ih koko mah gak seru" ucap Harumi dengan wajah kesalnya.

"Iya deh iya, besok kita ke Bali sekalian cari calon istri" ucap Shiro.

"Koko, jangan gitu" ucap Harumi bertambah kesal.

"Iya nggak becanda sayang" ucap Shiro dengan mengelus rambut adiknya.

"Yey besok ke Bali" ucap Harumi dengan bersemangat.

"Nah sekarang tidur besok sekolah" ucap Shiro.

"Ko kan besok mau ke Bali" ucap Harumi.

"Et kita gak boleh bolos, kita harus ke sekolah dulu buat izin pinter" ucap Shiro.

"Tapi ko kan bisa lewat ponsel" ucap Harumi.

"Kan kita mau lama jadi izinnya langsung ke kepala sekolah, koko udah bilang ke mommy barusan dan kata mommy izinnya langsung ke kepala sekolah" ucap Shiro.

"Oh yaudah deh" ucap Harumi yang langsung menidurkan dirinya di kamar Shiro.

Setelah melihat adiknya tidur Shiro pun ikut tertidur.

Skip...

  Pagi pun tiba Harumi sudah siap dengan seragam sekolahnya begitu juga dengan Shiro, mereka akan ke sekolah untuk izin karena jika tidak mengenakan seragam maka tidak di izinkan untuk memasuki area sekolah peraturan itu hanya berlaku untuk murid.

Harumi dan Shiro pun berangkat menuju sekolah dengan menggunakan mobil milik Shiro. Selama perjalanan Harumi sibuk melamun bahkan ketika Shiro tanya pun kadang Harumi tidak menggubrisnya.

"Ayo" ucap Shiro.

"Ayo" ucap Shiro lagi dengan sedikit mengguncang tubuh Harumi.

Harumi yang tersadar dari lamunannya pun hanya mengangguki ajakan Shiro.

Harumi dan Shiro keluar dari mobil banyak murid yang mengagumi mereka, karena sosok Shiro yang sangat perhatian kepada adiknya.

"Kita langsung ke ruang kepala sekolah aja" ucap Shiro.

"Hm" dehem Harumi, Shiro menyadari jika Harumi kembali menjadi Harumi yang dingin dan cuek, mungkin karena kehilangan sosok yang membuatnya bahagia.

  Tok tok tok

Ketukan pintu ruang kepala sekolah yang di ketuk oleh Shiro.

"Permisi pak, saya dan adik saya mau izin" ucap Shiro.

"Memang izin apa?" Ucap Kepala sekolah.

"Kami ada acara keluarga" ucap Shiro.

"Kalau begitu berikan ini kepada guru dan absesi di kelas kalian" ucap Kepala sekolah dengan memberikan Shiro dan Harumi surat izin yang di anggukki Harumi dan Shiro.

"Kalau begitu kami permisi pak" ucap Shiro yang di anggukki kepala sekolah, Shiro dan Harumi pun keluar dari ruangan kepala sekolah.

Keadaan sekolah saat ini sudah sepi mungkin karena KBM sudah di mulai sejak 30 menit yang lalu.

"Ini surat kamu" ucap Shiro.

"Hm" ucap Harumi.

"Kalo gitu, sana ke kelas dulu nanti kita ketemuan di parkiran" ucap Shiro yang di anggukki Harumi.

Harumi pun meninggalkan Shiro di depan ruang kepala sekolah, Shiro yang mengerti Harumi masih bersedih pun hanya menyabarkan dirinya atas sikap Harumi.

Brak

Suara pintu yang di banting oleh Harumi.

"Dari mana aja kamu Harumi, gak liat apa ini jam berapa hah" ucap Guru yang sedang mengajar di kelas Harumi.

"Keluar kamu dari kelas saya, saya tidak menerima murid yang tidak disiplin seperti kamu" ucap Guru tersebut.

Tanpa menanggapi ucapan Guru Harumi langsung memberikan surat yang tadi di berikan oleh kepala sekolah kepada guru tersebut.

"Mau kemana kamu?" Ucap Guru tersebut yang di hiraukan Harumi karena Harumi malah berjalan keluar kelas.

"Saya ngomong sama kamu bukan sama batu" ucap Guru tersebut dengan emosi.

"Ada yang bilang ibu ngomong sama batu?" Ucap Harumi dengan nada dinginnya.




























  Hay hay hay jangan lupa vote yaaa makasih.....

Harumi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang