Gada Judul

813 73 8
                                    


Waktu sudah menunjukan tengah malam, saat ini Harumi sedang mengeluarkan mobilnya semua penghuni rumah sudah tidur, hanya Harumi yang masih sadar ia menerima ajakan Brayn karena ia bosan dan kebetulan besok adalah hari libur, jadi ia menerimanya dengan senang hati.

Sesampainya di tempat balap Harumi langsung turun dari mobilnya dan menghampiri salah satu temannya yang sedang duduk di kap mobil.

"Hai, lix" ucap Harumi.

"Hai" ucap Felix.

Harumi sudah memaafkan Felix namun ia tidak menaruh banyak kepercayaan kepadanya, Harumi memaafkannya bukan berarti Harumi sudah melupakan semua perbuatan Felix ia memaafkan Felix karena ia rasa menyimpan dendam kepada seseorang hanya akan membuat hidupnya tidak nyaman.

Ketika berada di hadapannya Felix mengelus rambut Harumi dan Harumi hanya tersenyum.

"Lengket kagak keramas ya?" Ucap Felix.

Duk

Harumi menendang kaki Felix.

Awww

"Sakit Ru" ucap Felix.

"Enak aja lu kalo ngomong, gua itu keramas tiap hari tau gak" ucap Harumi dengan galaknya.

"Lepasin tangan lu dari cwe gua" ucap Brayn tiba tiba dan menghempaskan tangan Felix yang masih berada di kepala Harumi.

Brayn tiba tiba datang Saat Harumi dan Felix tengah beradu mulut.

"Mulai lagi bajingan ini" ucap Harumi dalam hati.

"Lu gak usah ngaku ngaku deh" ucap Felix.

"Gua emang pacarnya" ucap Brayn.

"Halu lu ketinggian" ucap Harumi datar lalu masuk kembali ke dalam mobilnya meninggalkan Felix dan Brayn di sana.

Melihat Harumi yang pergi menjauh dengan segera Brayn dan Felix mengejar Harumi.

"Ayo Har, kita balap" ucap Brayn.

"Ogah" ucap Harumi.

"Haru aja kagak mau, udah mending lu balik sono jangan gangguin Haru lagi" usir Felix.

"Ayo Ru kita pergi" ucap Felix yang langsung menarik Harumi menjauh dari Brayn.

Dengan sekejap Brayn menarik tangan Harumi lalu membawa Harumi pergi.

"Lu tuh apa apaan si" ucap Harumi dengan sedikit emosi.

"Ikut gua" ucap Brayn yang sama sama sedikit emosi.

Harumi masuk ke dalam mobil Brayn dan di ikuti oleh Brayn, setelah masuk mobil Brayn langsung menancapkan gas nya meninggalkan area balap tersebut.

Skip....

Harumi di bawa oleh Brayn ke rumahnya, saat ini Harumi sedang duduk di ruang tamu rumah Brayn, saat ia masuk ia melihat salah satu maid yang terlihat seumur dengannya dan menatap ke Harumi dengan tatapan yang sedikit cemburu namun tal ada yang menyadarinya.

"Gua mau kita tunangan cepet cepet" ucap Brayn.

"Lu tuh apa apaan si, lu bukan siapa siapa gua lu cuma orang yang kebetulan lewat di kehidupan gua, lu gak suka sama gua lu cuma terobsesi doang sama gua" ucap Harumi sedikit emosi.

"Gua pacar lu" ucap Brayn yang sama sama emosi.

"Pacaran itu mengutamakan keputusan dari kedua belah pihak, bukan hanya salah satu pihak yang di untungkan" ucap Harumi membuat Brayn menjadi semakin emosi.

"Gua suka sama lu, dan mau gimanapun caranya gua harus dapetin lu, gua bisa lakuin semuanya termasuk bikin keluarga lu hancur" ucap Brayn.

"Lu mau hancurin keluarga gua, baru jala dua langkah aja lu udah mati" ucap Harumi.

"Bray denger ya, lu emang punya segala, lu punya banyak uang, lu bisa lakuin apa pun yang lu mau, tapi inget gak semua yang lu mau bisa lu dapetin, semuanya itu harus adil, jangan karena lu liat dan suka sama gua sampe sampe lu buta di sekeliling. Lu liat Clara, dia dari dulu suka sama lu tapi lu gak tau kan, Clara itu udah nemenin lu dari kecil jangan karena orang baru hubungan persahabatan lu sama Clara malah jadi sia sia gitu aja, jangan cuma karna cinta lu berubah menjadi monster ambisius" ucap Harumi yang membuat Brayn terdiam.

"Kalo lu masih berfikiran kaya gitu lu gak bakal dewasa dewasa" ucap Harumi.

"Tapi gua suka sama lu" ucap Brayn.

"Lu cuma terobsesi doang, mungkin dua sampe empat minggu kemudian lu bakal bosen sama gua" ucap Harumi.

"Clara bahkan udah nyimpen perasaan sama lu dari kalian kecil" ucap Harumi.

"Tau dari mana lu kalo Clara suka sama gua?" Ucap Brayn.

"Lu suka kan sama Brayn?" Ucap Harumi kepada Clara yang berada di hadapan mereka.

Clara hanya menggelengkan kepalanya ia tak berani menjawab pertanyaan Harumi.

"Jujur gak usah munafik, kalo nggak gua bakal pacaran sama Brayn mulai sekarang" ucap Harumi yang membuat Clara melebarkan matanya.

"Sa...saya" ucap Clara gugup.

"Bilang aja, sesuai hati kamu jangan sok sok an mentingin orang lain" ucap Harumi lagi.

"Sa...saya" ucap Clara.











































Hay hay hay jangan lupa vote yaaaa makasih banyak....


Harumi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang