Tunangan Vian 2

882 72 13
                                    


"Haru tante kira" ucap Mommy Vian dengan gugup dan Malu.

"Kamu masih cinta kan sama anak saya, kalo masih ini acara kita ubah aja" ucap mommy Vian.

"Aduh tan maaf ya, gada sejarahnya Haru jadi pelakor" ucap Harumi yang membuat mommy Vian terdiam karena malu.

"Tapi Haru lagian kan ini cuma tunangan dan ini juga bisa di batalin, mau ya jadi menantu tante" ucap mommy Vian.

"Aduh tan jangan ngemis gitu ke saya, kan jadi gak enak sayanya" ucap Harumi.

"Mau ya" ucap mommy Vian yang membuat para tamu undangan terkejut karena ucapan mommy Vian tentang membatalkan acara tunangan.

"Tan jangan turunin harga diri tante, yang selangit itu di hadapan saya dong, saya gak enak ini mana tante yang sombong kemaren kemaren, yang hina hina saya kemaren, lebih baik gitu tan dari pada ngemis ke saya, tante yang bilang kan kalo saya gak pantes buat anak tante yang derajatnya beda sama saya, dan ya saya baru sadar kemaren ternyata emang bener kalo tante sama saya gak sederajat, gak selevel dan gak sekasta" ucap Harumi yang sukses membuat mommy Vian malu karena ucapannya.

Para tamu undangan pun bertambah heboh ketika mendengar ucapan Harumi yang di hina oleh mommy Vian.

"Berani banget ya hina putri keluarga Yamamura" ucap Salah satu tamu.

"Denger denger yah kemaren putra keluarga Yamamura juga di hina anak pungut loh di depan butik lagi" ucap tamu yang lain.

Desas desus para tamu pun terfengar oleh mommy Vian, mommy Vian semakin malu dan pergi hendak meninggalkan gedung namun di tahan oleh Harumi.

"Lain kali jangan Mandang fisik dan keadaan seseorang ya tan, di atas langit masih ada langit" ucap Harumi yang langsung berjalan ke arah tunangan Vian.

"Selamat ya Kampret, lu berhasil rebut posisi gua" ucap Harumi yang membuat tunangan Vian terdiam.

"Lu tenang aja gak akan gua rebut lagi ko, lagian gua gak mau di cap pelakor, atau perebut kaya lo, eh maaf kelepasan, maaf ya" ucap Harumi dengan wajah sok menyesalnya.

"Maaf nih gua yang gak sederajat sama kalian datang ke sini" ucap Harumi dengan memberikan kotak kecil kepada tunangan Vian.

Tunangan Vian hanya diam, karena tidak sederajat yang di maksud Harumi ini ia meminta maaf karena orang kaya seperti Harumi datang ke acara tunangan orang yang kekayaan nya jauh di bawah keluarga Harumi.

"Maaf cuma beli satu karena kita miskin, dan gak mampu, itung itung sebagai hadiah pernikahan kalian nanti" ucap Harumi dengan wajah datarnya, kemudian ia beralih ke Vian.

Bruk

"Maafin gua" ucap Vian yang langsung memeluk Harumi dan tentu di balas hangat oleh Harumi.

"Lu gak salah, emang gua yang salah" ucap Harumi.

"Maaf, maafin gua hiks" ucap Vian dengan meneteskan air matanya, yap Vian menangis karena tidak bisa menjaga Harumi.

"Lu gak salah lu gak usah nangis, kek anak kecil aja lu, gak malu apa ama Bastian" ucap Harumi.

Mendengar kata Bastian, Vian justru menangis lebih kencang karena ia gagal menjaga Harumi dan ia juga merasa malu pada Bastian karena ia menyakiti Harumi.

"Sorry" ucap Vian.

"Udah gak usah nangis, lagian gua gak papa kali, lu gak usah khawatirrin gua, gua baik baik aja, masih banyak cwo yang mau sama gua, secara gua kan cantik" ucap Harumi dengan mengusap air mata Vian yang menetes padahal saat ini ia juga ingin menangis, namun ia berusaha menahannya.

"Cup cup udah dong, ke bayi aja, bayi bagong" ucap Harumi dengan mengacak acak rambut Vian dan hal itu sukses membuat Vian tertawa.

"Gua balik, selamat buat kalian, nanti kalo nikah gak usah undang gua" ucap Harumi yang langsung pergi meninggalkan Gedung di ikuti oleh keluarganya.

Kepergian Harumi pun membuat Vian menjadi murung, Vian masih belum ikhlas atas tunangan ini, karena tunangan ini hanya menguntungkan Satu orang saja, dan dirinya lah yang menjadi pihak yang di rugikan.

  Saat Harumi sudah tidak ada di dalam gedung dengan segera tunangan Vian membuka Hadiah dari Harumi, karena ia juga penasaran dengan isi kotak kecil yang Harumi berikan untuknya.

Setelah membukanya ia sedikit terkejut dan tidak percaya karena Harumi memberi nya kalung, bukan kalung biasa namun kalung dengan lapisan berlian di liontin nya, liontin tersebut berbentuk bunga berwarna bening dan beberapa pink di area sisi liontin yang berarti ada lapisan berlian pink nya di dalam kalung tersebut.

Dengan segera tunangan Vian membuka ponselnya untuk mencari tau harga dari kalung tersebut, setelah mengetahuinya ia tambah terkejut, karena harga kalung tersebut setara dengan harga tiga rumah mewah. Ia jadi merasa tidak pantas untuk memakainya.

Sisi lain...

"Nak anak, mommy sama daddy ada urusan seperti biasanya jadi kalian gak perlu kaget lagi, bye" ucap Roula yang langsung naik ke mobilnya.

"Jaga diri kalian cuma  1 bulan ko" ucap Ryota yang langsung naik ke mobilnya dan pergi meninggalkan anak anaknya.

"Ko aku mau pergi dulu jadi terserah koko mau ke mana bye" ucap Harumi dengan menirukan gaya bicara mommy nya.

Setelah di tinggalkan oleh Harumi dengan segera Shiro pun pergi untuk pulang ke rumahnya karena besok sekolah jadi ia akan menyiapkan keperluannya apa lagi sekolah mereka akan mengadakan ulang tahun jadi dapat di pastikan murid murid akan capek nantinya.

Harumi membawa mobilnya dengan kecepatan sedang dan berkeliling keliling kota hendak melihat lihat keramaian yang ada.

  Setelah menemukan tempat yang pas ia langsung memarkirkan mobilnya dan langsung pergi menuju taman kota.

Harumi duduk di salah satu bangku taman, memori kebersamaan dengan Vian terputar jelas di otaknya, ia kesal sangat kesal, tanpa sadar ia melihat gelang yang saat itu di berikan oleh Vian dengan segera Harumi melepasnya dan melemparnya secara asal.

Aw

Ucap seseorang, sepertinya orang itu terlempar gelang yang Harumi buang.

"Buang sampah itu ada tempatnya" ucap seseorang di belakang Harumi.

Dengan malas Harumi membalikkan badannya hendak mengambil gelang yang ia buang tadi dan akan membuangnya di tempat sampah.

Saat Harumi melihat orang yang berbicara dengannya tadi sontak Harumi langsung terkejut.

"Mau nangis? Nangis aja lagian gua gak larang, gua juga bukan siapa siapa lu, tapi gua saranin jangan di sini berisik ganggu orang tau gak" ucap pria itu.

Harumi hanya menggelengkan kepalanya dan kemudian membalikkan badannya hendak pergi, bahkan ia belum meminta gelang itu kembali, ia sudah tidak peduli dengan gelang itu.

Grep

Pria itu langsung memeluk Harumi ketika melihat Harumi membalikkan badannya..






















Hay hay hay jangan lupa vote yaaa makasih....

Harumi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang