Jadian

905 78 10
                                    


Harumi dan Vian pun sudah sampai di mall yang tadi di tunjukan oleh Harumi, setelah memarkir mobilnya dengan segera mereka masuk ke area mall.

"Mau kemana dulu" ucap Vian.

"Keliling dulu aja, siapa tau ada yang lucu atau apa gitu" ucap Harumi.

"Boleh" ucap Vian.

  Harumi dan Vian pun berkeliling dan membeli beberapa barang yang di inginkan oleh Harumi.

Saat ini Harumi sedang berada di toko boneka karena ia melihat ada salah satu boneka yang menurutnya sangat menggemaskan.

Kring...kring...kring...

Baru saja tangan kiri Harumi hendak menggapai boneka yang ia inginkan tiba tiba ponselnya berdering karena ada yang menelpon, ketika Harumi melihat siapa yang menelpon jujur Harumi agak kesal karena Devan menelponnya di saat yang sangat sangat tidak tepat.

Devan

"Jika tidak penting maka akan ku potong ginjal kalian"

"Maaf miss tapi ini sangat penting, markas yang berada di Kanada di serang oleh sekelompok mafia baru, yang ingin menghancurkan kelompok kita"

"Sore nanti saya ke markas"

Tut...tut...tut..

Harumi langsung mematikan telponya sepihak dan menghembuskan navasnya kasar.

"Kenapa hmm ko kesel gitu" ucap Vian.

"Gak papa, yuk kita makan gua laper" ucap Harumi yang langsung menarik tangan Vian meninggalkan toko boneka tersebut.

  Harumi dan Vian sampai di salah satu Cafe milik Harumi yang tidak di ketahui siapa siapa kecuali keluarganya.

"Mau pesen apa?" Ucap Vian.

"Samain aja kaya lo" ucap Harumi.

Vian pun langsung memesankan makanan untuk dirinya dan Harumi.

"Oh ya, ini" ucap Vian dengan memberikan Harumi gelang.

"Buat apa?" Ucap Harumi.

"Gua suka sama lu, gua suka sama lu dari pertama kali kita ketemu, lu mau jadi pacar gua?" Ucap Vian.

"Kalo lu mau lu ambil gelang ini, kalo lu gak mau lu buang aja" ucap Vian.

Mendengar ucapan Vian jujur Harumi terharu, namun ia masih menyukai Bastian.

  Harumi diam selama beberapa saat, ia juga berfikir bahwa ia harus move on dari Bastian karena Bastian tidak akan bisa ia dapatkan.

Harumi langsung mengambil gelang tersebut dan memakainya di tangan, ia menerima Vian sebagai kekasihnya bukan karena sebagai pelampiasan melainkan agar ia bisa melupakan Bastian, karena sekarang ia sudah memiliki Vian.

"Gua mau" ucap Harumi dengan senyum manisnya.

Mendengar jawaban dari Harumi dengan refleks Vian langsung memeluk Harumi dan mengecup pucuk kepala Harumi.

"Makasih" ucap Vian yang terus terusan mengecup kepala Harumi.

"Misi mas mbak, ini pesanannya" ucap Pelayan yang datang di saat yang kurang tepat.

"Makasih, nih buat kamu, kita baru jadian" ucap Vian dengan memberikan beberapa lembar uang kepada pelayan.

"Wahh selamat mas no- mbaknya" ucap Pelayan tersebut  yang hampir keceplosan.

"Semoga langgeng hingga pelaminan" ucap Pelayan.

"Makasih" ucap Vian dan Harumi bersamaan.

"Kalau begitu saya permisi" ucap pelayan tersebut dan langsung meninggalkan pasangan yang baru saja jadian tersebut.

Skip...

Setelah selesai makan Harumi dan Vian memutuskan untuk langsung pulang ke rumah masing masing, namun saat di parkiran mereka bertemu dengan Felix.

"Haru, maafin gua" ucap Felix yang menarik tangan Harumi.

Kelakuan Felix pun mendapat tatapan tajam dan tidak suka dari Vian.

"Gak usah lu pegang pegang cwe gua" ucap Vian dengan melepaskan tangan Harumi dari genggaman Felix.

"Kalo mau pegang tangan gua aja" ucap Vian lagi yang langsung menggandeng tangan Felix, dan saat itu juga langsung di tepis oleh Felix.

"Gua masih normal ya" ucap Felix menatap Vian seperti musuh.

"Gua bukan orang yang gampang memaafkan, mending kalian pergi aja urus masalah kalian" ucap Harumi yang langsung meninggalkan Felix dan Vian.

"Gua bukan orang yang gampang nyerah" ucap Felix dengan sedikit berteriak karena jarak Harumi yang sudah menjauh.

"Haru tunggu" ucap Vian yang langsung berlari mengejar Harumi.

Harumi dan Vian pun pulang menuju rumah masing masing, tapi sebelum Vian pulang ia mengantarkan Harumi dulu ke rumahnya.

◉‿◉

Sesampainya di rumah Harumi, Harumi langsung turun dari mobil Vian dan berdiri di depan gerbang rumahnya.

"Langsung pulang ya" ucap Harumi.

"Iya pasti" ucap Vian.

"Besok keknya gua gak sekolah" ucap Harumi.

"Kenapa?" Ucap Vian.

"Ada acara keluarga, cuma beberapa hari ko gak lama" ucap Harumi.

"Sering sering ngabarin ya, jangan lupa lu punya gua jadi gak ada orang yang boleh deketin lu" ucap Vian.

"Hehe iya Yan iya" ucap Harumi dengan tawa manisnya.

"Harus inget ya" ucap Vian.

"Pasti, udah sana pulang ntar keburu sore" ucap Harumi.

"Ngusir?" Ucap Vian.

"Iya sana pergi" ucap Harumi dengan mengibaskan tangan kanannya.

"Hehe love you" ucap Vian yang langsung melajukan mobilnya.

"Dasar" gumam Harumi dengan pipi yang sedikit memerah.




























Hay hay hay jangan lupa vote yaa makasih....


Harumi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang