Vian

901 76 8
                                    


"Sorry Yan, gua gak maksud" ucap Harumi dengan wajah menyesal.

"Hey gak papa kali, kan gua yang mulai" ucap Vian.

"Gua jadi gak enak" ucap Harumi pelan seperti berbisik.

"Yaudah mending kita makan jangan bahas masa lalu lagi oke" ucap Vian ketika melihat mas mas pedagang bakso membawakan pesanan mereka dengan mengusap lembut rambut Harumi.

"Ini" ucap mas mas pedagang bakso.

"Terimakasih" ucap Harumi dan Vian bersamaan.

Harumi dan Vian pun memakan pesanan mereka dengan lahap dan hanya di iringi dentingan sendok tidak ada yang berbicara di antara mereka mungkin karena sedang fokus pada makanan masing masing.

"Udah?" Ucap Vian ketika melihat mangkuk bakso Harumi yang sudah kosong.

"Udah yuk bayar" ucap Harumi yang langsung berdiri dari duduk nya.

"Berapa mas?" Ucap Vian.

"** *** Mas" ucap mas mas penjual bakso.

"Ini uangnya" ucap Vian dengan memberikan uangnya kepada penjual kemudian Vian dan Harumi meninggalkan warung bakso tersebut.

"Yan ini kan baru jam setengah 6 kenapa udah banyak yang beres beres?" Ucap Harumi.

"Gua juga gak tau" ucap Vian.

"Yan ke sana dulu" ucap Harumi dengan menarik baju Vian menuju kios penjual perhiasan stenlis.

"Huaa lucu banget" ucap Harumi ketika melihat kalung berbentuk bunga sakura beserta tangkainya.

"Mau" ucap Vian.

Harumi hanya mengangguk sebagai jawaban, Harumi langsung merogoh kantong celananya untuk mengambil uang miliknya.

"Ini mbak" ucap penjual kalung namun  liontin sakura tersebut tidak ada tangkainya tidak seperti yang di pajang.

"Mbak ko gak ada tangkainya?" Ucap Harumi.

"Kalung ini coupple jadi tangkai sama bunganya misah nah yang saya pajang kalung nya udah saya satuin, karena di ujung tangkai sama di ujung bunganya ada magnet jadi kalo di deketin nempel" ucap penjual.

"Oh gitu, Yan lu beli satu lagi" ucap Harumi yang mendapat tatapan aneh dari Vian.

"Ya kalo beli cuma satu, nanti yang gantungan tangkainya gak laku, makanya lu beli" ucap Harumi.

"Oh, yaudah mbak yang tangkai saya ambil" ucap Vian.

"Ini mas" ucap penjual.

"Jadi berapa harganya?" Ucap Harumi yang hendak membayar belanjaan mereka.

"*** *** Mbak" ucap penjual.

"Ini" ucap Vian dengan memberi uangnya kepada penjual kalung.

"Gak usah Yan, pake uang gua aja" ucap Harumi.

"Gak usah kan gua yang ajak lu kesini, berarti gua juga dong yang harus jajanin lu" ucap Vian dengan senyum manis di akhir.

"Semoga masnya sama mbaknya langgeng sampe pelaminan" ucap penjual kalung dengan senyum yang lebar.

"Makasih mbak" ucap Vian, sedangkan Harumi ia masih mencerna ucapan penjual kalung tadi.

"Dah malem, yuk balik" ucap Vian.

"APA GUA MAU KE MARKAS" teriak Harumi heboh karena ia lupa dengan janjinya.

"Besok aja, sekarang dah malem" ucap Vian.

"Iya juga, gua cape" ucap Harumi.

"Yaudah Yuk balik gua anter" ucap Vian yang di anggukki Harumi.

Skip...

Harumi dan Vian sudah sampai di rumah Harumi dengan menggunakan taxi tentunya, karena tidak ada satupun dari mereka yang membawa kendaraan.

"Sono istirahat, besok sekola" ucap Vian.

"Bocil juga tau besok sekola" ucap Harumi.

"Wkwk canda gua, yaudah sono masuk" ucap Vian.

"Iye bye" ucap Harumi yang langsung masuk ke rumahnya.

Vian pun langsung masuk ke taxi dan pulang menuju rumahnya.

Setelah pulang Harumi langsung masuk ke kamarnya dan membersihkan diri dan tidur meski sebentar karena Harumi ingin ikut balap mobil yang di beritahukan oleh Roy.

◉‿◉

3 jam sudah Harumi tertidur, dan kini ia sudah bangun kerena alarmnya berbunyi, Harumi langsung bergegas ke kamar mandi dan mencuci mukanya, setelah mencuci mukanya Harumi langsung mengganti pakaiannya dengan menggunakan rok pendek berwarna Hitam dan kemeja hitam.

Setelah di rasa persiapannya selesai Harumi pun keluar dari kamarnya dan berjalan ke luar rumah, keadaan rumah cukup sepi mungkin karena sudah jam 11 malam jadi semua penghuni rumah sudah tertidur.

Harumi mengeluarkan mobil balapnya dari bagasi dan langsung pergi ke lokasi balapan.

Jarak dari rumah menuju tempat balap cukup jauh mengingat tempat balapan yang memang tempat sepi agar tidak di ciduk oleh polisi karena balapan kali ini adalah balapan ilegal, tidak ada aturan di sini mobil yang terbalik atau meledak sudah sering terjadi, saat di Jepang Harumi sering mengikuti balapan seperti ini namun untuk di Indonesia ini pertama kalinya bagi Harumi.

Harumi sampai di tempat balap banyak yang memandanginya mungkin karena mereka baru melihat Harumi.

"Siapa yang berani lawan gua, kalo menang 200 juta + mobil gua" ucap salah satu pembalap dengan sombongnya.

"Gua" ucap Harumi yang baru saja keluar dari mobilnya.

















Hay hay hay jangan lupa vote yaaa makasih...

Harumi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang