Nah loh

1.1K 90 1
                                    


"Putri saya bilang, jika kalian memanggil saya" ucap Ryota.

  Kepala sekolah pun langsung mengalihkan perhatiannya ke arah Harumi yang sedang tersenyum devil.

"Ada apa bapak memanggil saya?" Ucap Ryota lagi yang membuat para ibu ibu mendadak gugup.

"I..itu" ucap kepala sekolah gugup.

"Ada apa katakan saja" ucap Ryota.

"Putri anda memukuli teman nya tanpa sebab" ucap kepala sekolah.

"Benarkah?" Ucap Ryota yang melirik ke arah Toni dkk.

"B..benar" ucap Toni.

  "Ah kalau begitu kita panggil Shiro" ucap Roula dengan senyum devilnya.

  "Ti..tidak usah nyonya, karena ia tidak tau apa apa tentang masalah ini" ucap Kepala sekolah.

"Sudah jelas jelas ada saya di sini, dan kalian masih sempat sempatnya berbohong, kalian fikir saya tidak memantau apa yang kalian lakukan hmm, saya tau permasalahan ini berawal dari salah satu siswa yang menghina putra saya kemudian putri saya melindungi kakanya, dan kalian fikir saya tidak tau jika tangan putri saya juga sobek karna salah satu murid yang menginjak punggung tangan putri saya saat di kolam renang" ucap Ryota yang membuat seluruh orang tua murid, kepala sekolah dan guru bp merinding sekaligus takut.

"Saya kecewa, karena di sini hanya memandang harta dalam sebuah pertemanan" ucap Roula.

"Karena saya tidak ingin memperpanjang masalah, lebih baik kita selesaikan dengan kepala dingin" ucap Ryota yang di setujui semuanya.

"Kalau begitu saya ingin, bapak kepala dan bapak bp segera mengemas barang barangnya tidak lupa surat pengunduran diri kalian kami tunggu secepatnya, kemudian untuk 3 murid ini saya skors selama satu minggu" ucap Roula.

"Ta..tapi bu ini kan hanya masalah sepele, mengapa anda sampai sampai memberhentikan saya?" Ucap pak kepala sekolah.

"Masalah sepele menurut bapak? Mereka sering membully murid murid beasiswa, mereka melakukan kekerasan kepada putri saya, dan anda hanya diam saja melihat kejadian itu seperti tidak ada apa apa? Itu yang di namakan masalah sepele?" Ucap Roula dengan wajah datarnya.

"Bagaimana jika putri bapak, di perlakukan seperti itu dan bapak meminta kepada saya untuk membuat keputusan bahwa anak itu harus keluar dari sekolah dan saya diam saja, bagaimana? Anda saya jadikan sebagai kepala sekolah karena saya yakin pasti bapak sudah menjalani pendidikan tapi mengapa sifat anda yang sekarang mencerminkan seorang yang tidak berpendidikan?" Ucap Roula lagi yang membuat dua guru itu terdiam.

"Ta..tapi bu mereka adalah donatur terbesar" ucap bapak kepala sekolah.

"Donatur donatur" ucap Roula dengan mengeluarkan ponselnya.

"Putuskan kerja sama kita dengan perusahaan Rinaldi, Setiawan dan Kurniawan sekarang juga" ucap Roula pada ponselnya dan langsung mematikan telponnya sepihak tanpa menunggu balasan dari orang yang di telponya.

"Udah" ucap Roula dengan senyum manis nya yang membuat para ibu ibu dan guru guru yang berada di ruangan itu menjadi ketakutan.

"Kalo gitu kami pamit ya, Haru ayo pulang" ucap Ryota yang langsung di ikuti Harumi.

"Halu nya lancar ya bund" ucap Harumi kepada ibu ibu yang mengaku menjadi istri ayahnya sebelum Harumi meninggalkan ruangan.

  "Bagus gini nih anak daddy, mengutamakan keluarga sip deh" ucap Ryota.

"Iya dong Haru gitu" ucap Harumi dengan sombongnya.

"Eh di puji dikit langsung sombong dasar kutil" ucap Roula.

"Udah stop, mending sekarang kita ke kelasnya Shiro buat ajak dia pulang" ucap Ryota.

"Ko pulang dad emang di rumah punya apa?" Ucap Harumi.

"Cucian numpuk" ucap Roula.

"Mommy" ucap Harumi sedikit berteriak dengan wajah kesalnya.

   Teriakkan Harumi pun membuat nya menjadi pusat perhatian para siswa, apa lagi saat ini ada beberapa kelas yang sedang ada jam kosong.


























  Hay hay hay ketemu lagi sama aku hehe jangan lupa vote yaaa makasihh...

Harumi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang