Drama Ke-4: The Emperor (Part XVIII)

88 14 26
                                    

Ji Eun baru saja melewati gerbang Rumah Berlian ketika segerombolan pria-pria berbadan kekar sudah disana menyambut kepulangannya dari Istana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ji Eun baru saja melewati gerbang Rumah Berlian ketika segerombolan pria-pria berbadan kekar sudah disana menyambut kepulangannya dari Istana. Ia mematung sejenak. Kedua bola matanya berpendar mengamati pria itu satu persatu.

Sementara Geum Bi dan anak buahnya yang lain, berdiri ketakutan di belakang mereka. Tubuh para penjaganya pun sudah bergeletak tak berdaya di tanah.

"Agassi?" Geum Bi memanggilnya dengan suara lirih, seperti meminta tolong.

"Siapa kalian?" Tanyanya lantang.

"Kaukah itu.... Ketua Gisaeng disini?" Seorang yang berdiri tepat berhadap-hadapan dengan Ji Eun, membuka suaranya. Dari gayanya, kelihatan kalau dialah pemimpin mereka.

"Apa yang kau inginkan?"

"YA! Gara-gara sikap sok jual mahalmu itu, para pedagang-pedagang Jepang yang biasa berbisnis dengan kami, berhenti. Kami rugi besar karena hal itu! Kau mau apa sekarang, eoh? APA YANG AKAN KAU LAKUKAN PADA KERUGIAN KAMI!!?"

"Ada keributan apa disini?" Sambar sebuah suara asing dari arah belakang Ji Eun.

Perhatian pun kompak teralihkan pada si pemilik suara berat itu.

"Naeuri!"

Anak-anak buahnya Ji Eun sontak bersorak senang akan kedatangannya. Ji Eun satu-satunya yang diam karena memang gak kenal sama pemuda itu. Tapi melihat bagaimana anak buahnya pada mengenalnya, sepertinya dia pernah beberapa kali berkunjung ke Rumah Berlian.

Ji Eun yang jarang menampakan diri memang gak akan hapal para pengunjungnya.

"Siapa kalian?" Cetus pemuda itu dengan gagah berani pada para gerombolan preman.

"Kami kesini mau minta ganti rugi! Gara-gara wanita murahan disana itu, sumber penghasilan kami lenyap." Jawab si pemimpin preman itu sambil menunjuk-nunjuk brutal pada Ji Eun.

"Oho! Wanita murahan mana yang kau maksud? Wanita ini?" Sergahnya. "Bagaimana bisa kau menyebut wanita yang menolak seribu koin emas dariku dengan sebutan 'murahan'. Aku sanksi, kalian bahkan tidak punya koin emas lebih dari lima keping di kantung kalian sekarang! Bahkan kalaupun bisnis kalian masih berjalan seperti biasa, kalian tetap tidak sanggup untuk membelinya. Jadi, wanita mana yang kalian sebut 'murahan', eoh?"

"Pokoknya, kami mau minta ganti rugi karena penghasilan kami bulan ini menurun drastis karena kesombongan wanita itu!"

"Itu bukan salahnya. Menerima dan menolak permintaan orang adalah hak setiap manusia. Jadi maksud kalian, kalian lebih suka menjual wanita ini ke para pedagang Jepang itu demi bisnis kalian? Kalau begitu caranya, kita bicarakan ini di Kantor Kehakiman! Biar yang berwenang yang memutuskan, siapa yang sudah merebut hak siapa!"

Para preman itu kompak membungkam. Pemimpinnya yang daritadi berapi-api dan banyak bicara, cuma bisa berdehem-dehem karena kehabisan kata-kata. Mereka menciut seketika.

Seo Ji Eun vs Drama Korea (IU x Yoo Seung Ho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang