Daftar isi :
1. Drama Pertama : Master of Study [FINISH]
2. Drama Ke-2 : Remember War of the Son [FINISH]
3. Drama Ke-3 : Memorist [FINISH]
4. Drama ke-4 : The Emperor [ON GOING]
Sinopsis :
Apa kamu adalah seorang penggemar Drama Korea? Nah, apa jad...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di markasnya, Lee Sun kembali membahas soal peta itu bersama Woo Bo, Chung Woon dan Moo Ha. Meski ketara sekali wajahnya lesu dan ekspresi yang tak bersemangat seperti biasa, Lee Sun tetap harus memaksakan dirinya untuk fokus.
"Ga Eun memberi kita informasi baru soal peta ini. Jelas ini ada di Provinsi Gyeonggi. Aku tidak sempat membicarakan soal ini pada Yi Sun." Kata Lee Sun memaparkan hasil pertemuannya dengan Yi Sun dan Ga Eun di Istana.
"Hhh, anak malang itu." Woo Bo menarik napasnya. "Pasti sangat menyakitkan berpura-pura menjadi Raja yang senantiasa di awasi."
"Apa Anda sempat bicara langsung dengan Ga Eun Agassi? Apa katanya?" Tanya Moo Ha.
Woo Bo lantas menamplok pipinya. Ia kesal karena Moo Ha gak peka. Padahal jelas kelihatan dari raut wajah Lee Sun bahwa pertemuan mereka tidak berjalan mulus.
"Eish, aku cuma penasaran!" Moo Ha membela diri. "Ngomong-ngomong, ini bukan hal yang perlu di tanggapi dengan serius, kan? Jika Seja Jeoha yang asli kembali bertahta, maka otomatis Ga Eun akan jadi miliknya. Bukankah begitu?"
Woo Bo lagi-lagi melayangkan gaplokan keduanya.
"Wae? Memangnya ada yang salah?" Celetuk Moo Ha gak terima.
"Kau sungguh tidak bijak." Sambar Chung Woon yang akhirnya buka suara juga.
"Kaulah yang paling tidak pantas mengatakan itu padaku." Balas Moo Ha.
"Terkadang, aku berharap kau tidak disini." Timpal Woo Bo turut memojokan.
"Hm? Kenapa aku? Memangnya apa salahku?" Moo Ha masih aja gak peka oleh keadaan.
Chung Woon dan Woo Bo kompak cuma menggeleng-gelengkan kepala mereka. Sedangkan Lee Sun, kelihatan makin terpelosok beberapa senti lebih dalam oleh kegundahannya.
Ia tak bisa berhenti memikirkan masalah pada hatinya sendiri. Maka ketika rapat mereka selesai, Lee Sun pun memisahkan diri lebih dulu. Yang di lakukannya kemudian cuma diam merenung.
Tak berselang lama, abdi setianya, Chung Woon, datang mendekati setelah sebelumnya cuma memperhatikan dari jauh. Ia seolah tahu apa yang terjadi, dan apa yang di pikirkannya hingga membuat Tuannya tak bersemangat seperti biasa.
"Jeoha?" Tegurnya guna memecahkan Lee Sun dari lamunan abstraknya itu.
"Wae? Apa aku terlihat sangat menyedihkan?" Lee Sun pun seolah tahu yang akan di bahasnya.
"Ye." Jawabnya to the point langsung.
"Jangan khawatirkan itu. Aku akan kembali seperti biasa setelah mengatasi permasalahan hatiku."
Chung Woon menahan napasnya sejenak. Ada sesuatu yang di pikirkannya. Yang ingin ia tanyakan, tapi ia ragu. Tapi setelah berkali-kali bergelut oleh keraguan itu, ia akhirnya memberanikan diri.
