Daftar isi :
1. Drama Pertama : Master of Study [FINISH]
2. Drama Ke-2 : Remember War of the Son [FINISH]
3. Drama Ke-3 : Memorist [FINISH]
4. Drama ke-4 : The Emperor [ON GOING]
Sinopsis :
Apa kamu adalah seorang penggemar Drama Korea? Nah, apa jad...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mama, ini Dayang Oh."
"JANGAN ADA YANG MASUK! KHA!" Teriak Ji Eun, masih terus menolak bertemu siapapun untuk yang ke sekian kalinya.
Memang, sejak ia siuman dan menyadari dirinya terdampar lagi di tempat yang asing, Ji Eun mengurung diri dan menolak di temui. Ia terus murung, menangis dan mempertanyakan keberadaannya sendiri.
Ia takut.
"Mama, ada pemberian dari Seja Jeoha yang harus Mama terima. Biarkan Hamba masuk." Bujuk Dayang Oh yang bersikukuh menemui Tuannya yang sudah seharian tidak membiarkannya masuk ke kamar.
"Ck!" Ia berdecak kesal.
Tapi rupanya, menggunakan Seja sebagai bujukan, sukses membuatnya tergugah. Ia pun mengijinkan Dayang Oh masuk.
"Mama..." Dayang Oh meletakan sebuah kotak kayu coklat mengkilap di atas meja duduk yang membatasi jarak mereka.
Ji Eun membuka sedikit bagian penutup kotak itu, lalu menutupnya lagi.
"Apa ini?" Tanyanya.
"Seja Jeoha memberikannya pada Sung Bin Mama sebagai permintaan maaf."
"Seja Jeoha? Aah... maksudmu Lee Sun?"
"Mama!"
"Wae?"
"Maafkan kelancangan Hamba, tapi Hamba mengatakan ini demi kebaikan Mama. Tolong untuk ke depannya, jangan menyebut nama Seja Jeoha seperti itu lagi."
"Eishh, aku tidak terbiasa dengan kehidupan yang kuno begini. Tadi kau bilang siapa namamu?"
"Hamba sudah menjadi pelayan Mama sejak masih berusia sepuluh tahun. Dari semula Hamba memanggil Anda Seo Agassi, hingga menjadi Mama. Maaf Hamba bertanya, kenapa Mama harus menanyakan nama Hamba lagi?"
"Jangan terlalu formal begitu. Terdengar aneh di telingaku."
"Ye?"
"Bagimu, aku adalah Tuan yang kau layani sejak lama. Bagiku, hari ini adalah pertama kalinya kita bertemu."
"Bagaimana bisa....?"
"Geuraeso, aku hanya harus memanggilmu Dayang Oh? Kau tidak punya nama depan?"
Dayang Oh nampak kebingungan. Ia lantas mengangkat wajahnya yang sejak tadi tertunduk ke bawah, kemudian menatap Ji Eun.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Ji Eun yang nampak terusik.
"Oh, songguhamnida, Mama." Dayang Oh langsung tersadar, kemudian buru-buru bersujud.
"Jangan berlebihan. Itu bukan kesalahan yang mengharuskanmu sampai bereaksi begitu. Joegi, Dayang Oh, dengarkan aku baik-baik."
