Sekarang, Lee Sun dan Ji Eun tengah duduk-duduk di penataran toko obat. Kondisi Desa saat itu juga sudah hening karena sudah lewat tengah malam. Tinggal mereka berdua yang berada di luar.
Lee Sun duduk melamun, sambil tetap sadar untuk menjaga jaraknya dari Ji Eun yang beberapa meter duduk di sebelah. Sementara Ji Eun benar-benar melakukan persis seperti yang ia katakan---hanya diam, dan tak menanyakan apapun.
Tapi rupanya, waktu yang berlalu begitu saja terasa sangat sia-sia jika di isi hanya dengan keheningan seperti ini. Lee Sun akhirnya membuka suara lebih dulu, setelah sebelumnya bergelut dengan kebimbangannya.
"Sepertinya aku sudah baik-baik saja." Katanya.
"Jeongmal-inikka?" Ji Eun mencoba memastikan. Ia menatap Lee Sun, seolah mencari kepastiannya sendiri.
"Ye, berkatmu."
"Baiklah, kalau begitu...." Ji Eun bangkit kemudian membungkuk sebagai salam pamitnya.
"Jamsiman!" Tapi Lee Sun menunda kepergiannya. Ia tiba-tiba kikuk dan gelisah. Niat sebenarnya hanya ingin mengakhiri keheningan, tapi malah di salah pahami oleh Ji Eun.
"Kenapa kau tidak bertanya apapun? Kita sudah disini lebih dari satu jam, tapi kenapa.... kau tidak penasaran?" Tanyanya kemudian, setelah berhasil mengatasi kekikukannya tadi.
"Karena aku tahu bagaimana rasanya."
"Ye?"
"Saat aku sedang berada di titik terendahku, aku pernah mengidamkan kehadiran seseorang yang cukup diam di sisiku sampai aku perlahan-lahan naik ke titik yang lebih tinggi. Aku hanya mau orang itu mendampingiku, tanpa bertanya apapun jika itu hanya untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Karena dalam situasi apapun, bukankah lebih baik jika aku bersama seseorang yang ku percaya akan mengulurkan tangannya padaku? Daripada sendirian dan bertanya-tanya apakah ada orang yang bisa melakukan itu untukku, menurutku lebih baik jika aku menjadi orang yang seperti itu."
Lee Sun mematung sejenak. Pertanyaan yang bahkan tak pernah terbesit akan terjawab seperti itu, membuatnya takjub. Ia pun memandangi Ji Eun, seolah memberikan gambaran takjubnya itu melalui matanya. Tapi sedetik setelahnya, ia lekas berpaling.
Ia salah.
Tatapan yang semula ia pikir menunjukan kekaguman, ternyata berubah menjadi sesuatu yang lebih dalam dari itu. Jika di teruskan, ia mungkin tak bisa menahan dirinya lagi. Ji Eun rupanya cepat tanggap membaca situasi dan raut wajahnya itu.
"Ini sudah lewat tengah malam, lebih baik aku kembali ke Rumah Berlian sekarang. Georom..."
"Agassi?" Lee Sun berseru memanggilnya lagi, tepat sebelum Ji Eun menggerakan langkah pertamanya.
"Ada yang ingin kau bicarakan lagi?"
"Aku...." Tapi pada akhirnya, Lee Sun tak bisa mengucapkan sepatah katapun lagi. Segala macam kalimat seolah buyar di kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seo Ji Eun vs Drama Korea (IU x Yoo Seung Ho)
FanfictionDaftar isi : 1. Drama Pertama : Master of Study [FINISH] 2. Drama Ke-2 : Remember War of the Son [FINISH] 3. Drama Ke-3 : Memorist [FINISH] 4. Drama ke-4 : The Emperor [ON GOING] Sinopsis : Apa kamu adalah seorang penggemar Drama Korea? Nah, apa jad...