Padahal sinar matahari pagi sudah dengan nakal menyorot ke wajah teduhnya Jin Woo yang masih terlelap tidur. Tapi, masih ada yang lebih nakal di bandingkan sinar itu.Ji Eun, oknumnya.
Dengan menggunakan jari telunjuknya, Ji Eun menyusuri tiap inchi wajah Jin Woo. Dari tengah dahi, turun dan merosot di batang hidungnya, kemudian sampai ke bibir.
Ia pikir gak akan ke-gep sama Jin Woo yang teramat pulas itu. Tak tahunya, Ji Eun tersentak kaget tatkala jari telunjuk nakalnya barusan di tangkap sempurna oleh tangan Jin Woo.
"Mwohae-yeo?" Jin Woo langsung mengintimidasi.
"Aniii... matahari sudah terbit sejak sejam lalu, tapi kamu gak bangun-bangun. Geuraeso---"
"Geuraeso, kau yang membangunkanku? Dengan cara ini?" Jin Woo langsung memotong.
"Geogon..." Ji Eun nyoba-nyoba cari alasan.
"Kau pikir aku tidak tahu?"
"Tahu apa?"
"Kau sedang mengagumi wajahku ketika tidur, kan?"
"Aniyo!" Ji Eun buru-buru menampik. Yang mana malah ketara sekali bohongnya.
"Waeyo? Padahal kalau kau jawab 'iya', aku akan membiarkanmu melakukannya sekali lagi. Eotteyo? Kau mau aku lanjut tidur?"
"Aish, DWAESSEO!!"
Ji Eun merona saking malunya. Ia pun meloncat turun dari tempat tidur dan berlari keluar kamar. Jin Woo malah mentertawainya.
Tapi tak lama, ia ikut menyusul keluar. Di dapatinya Ji Eun yang kala itu sedang di dapur, tengah grasak-grusuk dan nampak kebingungan membuat sesuatu. Jin Woo masih berdiri di sisa anak tangga ke sekian, tersenyum-senyum sendirian memperhatikannya.
Kemudian, dari dalam hatinya, sebuah harapan sedih terucap :
Jika aku melupakannya, maka buatlah aku jatuh cinta dengannya lagi. Jika tidak bisa di tempat ini, maka aku harap bisa mencintainya dengan benar di tempat lain.
Air mata yang menetes seiring dengan harapan sedihnya barusan, langsung buru-buru ia seka ketika Ji Eun menoleh padanya. Berganti menjadi fake smile yang kelihatan nyata.
"Mwohae-yeo? Kemarilah, aku sedang buat sarapan." Seru Ji Eun.
"Eung." Jin Woo pun mendatanginya.
"Sebenarnya sudah lama sejak aku memegang alat dapur. Tapi spesial untukmu hari ini, aku akan memasak. Kau harusnya merasa bangga."
"Baiklah, aku merasa sangat terhormat. Tolong jangan jadikan ini sebagai sarapan terakhirku."
"YA!" Ji Eun mengamuk sembari mengetuk spatula nya ke atas meja. "Awas saja kalau sampai ketagihan!" Ultimatumnya.
Jin Woo terkekeh. "Kalau begitu, aku tinggal datang tiap hari untuk minta di masakin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Seo Ji Eun vs Drama Korea (IU x Yoo Seung Ho)
FanfictionDaftar isi : 1. Drama Pertama : Master of Study [FINISH] 2. Drama Ke-2 : Remember War of the Son [FINISH] 3. Drama Ke-3 : Memorist [FINISH] 4. Drama ke-4 : The Emperor [ON GOING] Sinopsis : Apa kamu adalah seorang penggemar Drama Korea? Nah, apa jad...