Drama Ke-4: The Emperor (Part XII)

79 15 22
                                    

Ji Eun beringsut pelan dalam tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ji Eun beringsut pelan dalam tidurnya. Tangannya pun turut bergerak menggerayangi ke sekililing. Kelopak mata yang malas-malasan terbuka itu, akhirnya kalah oleh sinar matahari.

Ia terdiam sejenak. Otaknya tengah berusaha keras mengingat kejadian terakhir yang di alaminya sebelum bangun pagi ini. Satu-satunya yang terekam di memorinya adalah moment saat Lee Sun membawa tubuhnya di punggung, kemudian berjalan pulang bersama. Ketika sampai toko obat, ia sadar sepertinya ketiduran disana karena tak ingat apapun lagi.

"Agassi, kau sudah bangun?" Tanya Ibu Park dari ambang pintu kamar sambil membawa nampan.

Saat Ibu Park meletakannya di lantai, asap mengepul yang keluar dari mangkuk di atas nampan itu nampak menggiurkan.

"Sarapan." Katanya sambil menggeser nampan itu ke dekat Ji Eun.

"Gamsahamnida."

"Itu bubur kacang merah, kesukaan Ga Eun Agassi. Ku harap bubur itu sesuai dengan seleramu juga."

"Jangan khawatir, aku tidak suka pilih-pilih makanan."

"Syukurlah. Cham, semalam yang membawamu ke kamar adalah Ketua Penjaja. Aku mengatakannya kalau saja kau penasaran."

"Arra-yeo! Dia juga yang mengantarku pulang semalam karena kakiku...." Ji Eun mendadak berhenti tatkala ekor matanya melirik ke punggung kakinya yang entah sejak kapan sudah terbalut oleh kain.

"Ketua Penjaja itu juga yang melakukannya. Dia menumbuk dedaunan herbal dari toko dan mengobatimu." Ujar Ibu Park yang menjawab pertanyaan tak terlontar di benak Ji Eun.

"Dia masih saja peduli, seperti biasa." Gumam Ji Eun, pelan.

"Agassi, boleh aku menanyakan sesuatu?"

"Ye, silahkan."

"Hoksi, kau dan Ketua Penjaja sudah saling kenal sejak lama?"

"Kenapa mendadak menanyakan soal itu?"

"Geunyang.... aku merasa keterikatan kalian tidak biasa. Seperti harus saling menjauhkan diri, tapi ada benang transparan yang seolah membawa kalian terus bertemu. Kalian sama-sama bersikap acuh, tapi sebenarnya kalian hanya ingin saling melindungi satu sama lain."

"Geulsae-yeo. Yang aku tahu, di antara kami hanya ada kisah yang terus berulang. Jika aku ingin mengubah akhir kisah itu, aku harus menjaga kisah yang lain agar tetap berjalan semestinya. Aku muak dengan kisah tragisku."

"Tapi kenapa kau harus menjaga kisah milik orang lain, jika kau tetap bisa menjalani kisah milikmu sendiri dan mengubah akhirnya bersama-sama?"

"Jamkkan!"

Ji Eun mengernyitkan kening sambil menatap tajam ke Ibu Park yang mendadak jadi sebegitu bijaknya. Ia merasa kenal dengan orang yang sama bijaknya seperti itu. Kata-kata itu, tatapan itu, cara bicaranya, sama persis seperti....

Seo Ji Eun vs Drama Korea (IU x Yoo Seung Ho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang