"Kenapa kau tidak menanyakan apapun?" Tanya Lee Sun, memecah hening yang sudah sekitar lima belas menitan mendominasi mereka.
Kini mereka berdua---Lee Sun dan Ji Eun, sudah meneruskan perjalanan kembali ke Rumah Berlian. Sejak lima belas menit lalu, Ji Eun sepakat pada dirinya sendiri untuk tetap diam. Bahkan usai Lee Sun melepaskan tangis frustasinya dan sudah terlihat baikan, ia tetap tak buka suara. Mereka cuma jalan samping-sampingan di sisa perjalanan ke Rumah Berlian, dengan hening yang ia biarkan leluasa menari-nari di antara mereka.
"Aku menunggumu." Jawabnya singkat, yang sontak membuat gerakan kaki Lee Sun terhenti. Sontak pula, Ji Eun ikutan berhenti. "Wae geurae?" Tanyanya.
"Kau seharusnya memaksaku agar bercerita. Kau berhak tahu isi pikiranku. Bukannya yang tadi itu sangat aneh? Aku tiba-tiba menangis seperti itu. Kau seharusnya membuatku bicara."
"Aku sudah pernah bilang, kan? Daripada bertanya untuk memuaskan rasa ingin tahuku, aku lebih suka tetap diam sampai kau merasa lebih baik. Saat kau siap, kau bisa menceritakan segalanya padaku. Itu sebabnya aku bilang, aku menunggumu."
"Kenapa kau selalu seperti ini? Kau membuatku makin merasa tak berguna."
"Siapa bilang kau tidak berguna? Keberadaanmu disini saja, sudah cukup untukku."
"Untuk beberapa saat barusan, aku berpikir untuk lari. Tapi kali ini, aku ingin membawamu lari bersamaku. Menjalani hidup dengan fakta bahwa suatu saat aku harus berdiri di balik tembok tinggi yang tidak bisa kau masuki, membuatku sangat frustasi. Sedangkan saat ini, aku tidak bisa melalui hari-hariku dengan normal tanpa melihatmu. Bagaimana aku bisa...."
Lee Sun berhenti berbicara. Ia merasa dadanya penuh lagi oleh udara yang menyakitkan untuk bisa ia hela atau hembus. Dan itu berganti menjadi bulir-bulir menyedihkan yang merosot turun dengan bebasnya dari kedua matanya.
Ia menangis lagi.
Melihat itu, Ji Eun mengangkat tangannya dan menempelkannya di kedua pipi Lee Sun yang dingin. Ia kini mengerti arti tangis frustasinya sejak tadi.
"Lima tahun---ani, bahkan lebih lama dari itu. Aku menahannya selama itu sendirian. Bahkan saat kau sudah di depan mataku pun, aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku menjalani hidup yang seperti itu dengan berkeyakinan bahwa kau baik-baik saja di suatu tempat. Itu saja, cukup untuk menenangkanku. Mulai sekarang, cobalah untuk mencintai keberadaanku. Dengan begitu, cukup dengan mengetahui bahwa aku ada, maka semuanya akan baik-baik saja."
Lee Sun makin membungkukan kepalanya. Karena emosionalnya terlalu mendominasi, dia tak bisa memikirkan satu kalimatpun untuk di katakan. Yang jelas, satu-satunya yang bisa di dengar darinya hanyalah suara napas yang terisak-isak karena tangisnya.
"Jika tahu kau akan seperti ini, aku seharusnya jujur lebih awal padamu, tentang semuanya. Maafkan aku, Lee Sun-ah! Karena membuat semuanya jadi sangat singkat karena keraguanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Seo Ji Eun vs Drama Korea (IU x Yoo Seung Ho)
FanficDaftar isi : 1. Drama Pertama : Master of Study [FINISH] 2. Drama Ke-2 : Remember War of the Son [FINISH] 3. Drama Ke-3 : Memorist [FINISH] 4. Drama ke-4 : The Emperor [ON GOING] Sinopsis : Apa kamu adalah seorang penggemar Drama Korea? Nah, apa jad...