Drama Pertama: Master of Study (Part X)

136 17 31
                                    

Aku masih percaya bahwa yang namanya ending, tidak hanya ada di Drama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku masih percaya bahwa yang namanya ending, tidak hanya ada di Drama. Setiap yang hidup, memiliki ending mereka masing-masing. Mereka pula yang bisa menentukan ending mereka sendiri. Sesuai dengan ke keinginan mereka atau tidaknya, tergantung oleh mereka pula yang menjalani. Aku pun sama, tidak terkecuali. Apa yang terjadi di ending ini, adalah perwujudan dari diriku yang menjalani. Dan tentu, aku percaya pada Drama hidupku sendiri.---Ji Eun bermonolog dalam hatinya, sembari menengadahkan kepalanya ke atas, menatap langit biru yang membentang luas disana. Seakan itu adalah pemandangan langit paling indah yang pernah di lihatnya. Bahkan sebelum ini semua, Ji Eun tak pernah tahu ada langit seindah itu.

Dan itu adalah langit yang selalu bersamanya dan menemaninya di dunia yang asing ini. Mengingat itu, Ji Eun bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apa akan ia jumpai lagi langit serupa ketika dirinya kembali nanti?

"Indah, kan?" Tanya seseorang. Ia sudah seperti memantau yang di lakukan Ji Eun sejak dirinya tiba dan hanya duduk-duduk saja di halte ini. Bus-bus yang datang dan pergi, tidak sama sekali diindahkannya.

Ji Eun menoleh ke sebelah, tepat ke si nenek yang entah kapan sudah duduk di sebelahnya. Ji Eun tersenyum.

"Ngg, indah." Ia lalu menjawab

"Langit yang ada di duniamu juga seindah ini nanti. Jangan khawatir. Kau akan melihatnya dimanapun." Ujar si nenek, seolah dia tahu yang di pikirkan Ji Eun.

Well, tidak mengherankan buat Ji Eun jika si nenek tahu segalanya. Dia hanya terlihat seperti orang tua biasa yang rapuh. Tapi Ji Eun tahu yang mampu di lakukan orang tua ini. Dia membawakan keajaiban, untuk dirinya, dan mungkin juga untuk orang lain juga yang sama beruntungnya.

"Halmoeni, saat aku mengatakan ingin pergi waktu itu, apa kau benar-benar akan membawaku pergi?" Tanya Ji Eun.

"Ngg, tentu saja. Aku tidak bisa menahan orang yang tidak ingin tinggal."

"Lalu, jika waktu itu aku benar-benar pergi, apa yang akan terjadi?"

"Apa lagi menurutmu? Semua tetap kembali ke tempatnya masing-masing."

"Bagaimana jika aku tidak ingin pergi? Bagaimana jika aku ingin tinggal selamanya disini?"

"Kau pasti sudah sangat nyaman. Padahal seperti baru kemarin kau merengek minta pulang terus! Inilah sebabnya, hati manusia di sebut-sebut sebagai hal yang paling mistis."

"Benar." Ji Eun menundukan kepalanya. Ia merasa malu pada dirinya sendiri.

"Jangan bersedih begitu, anak muda! Ini bukan bagian dari rencana. Yah, kau bisa menikmati waktumu yang berharga disini. Berhentilah memikirkan orang lain. Kau tidak bisa mengurus dirimu sendiri, tapi sok-sokan mau menyelamatkan." Si nenek mengomel. Mendengarnya saja sudah seperti omelan seorang nenek pada cucunya. Ji Eun terkekeh.

"Gomawoyeo, Halmoeni! Karena tidak jadi membawaku pergi hari itu." Ucap Ji Eun, tulus.

"Nah, kau bisa lihat lagi langitnya baik-baik. Jika segitu indahnya buatmu, jangan lepaskan pandanganmu darinya. Kau tidak tahu kapan langitnya akan mendung."

Seo Ji Eun vs Drama Korea (IU x Yoo Seung Ho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang